Untukmu Sahabtku
Sebuah cerita Perjalanan Hidup
“You & Me”
Queenvaizher
Berawal
dari Air Mata hingga berakhir pun dengan Air Mata. Sebuah kisah persahabatan
penuh dengan polemik disertai komedi dan dramatis. Kisah persahabatan yang
singkat tapi panjang untuk dikenang. Dan ini adalah kisah ku bersama seseorang
yang aku beri gelar Queenvaihzer.
Di
pelabuhan,dengan cuaca agak mendung, aku sedang duduk menunggu seorang teman,
sebut saja dia JM. Kami berencana akan ke pulau tempat bertugas salah seorang
teman yang biasa aku panggil Air Beras, kebetulan pada saat itu aku punya
sedikit masalah di kantor, jadi rencananya pengen kabur aja dulu sambil liburan
dan di saat yang sama JM beserta salah satu temannya juga sedang
dipindahtugaskan ke tempat Air Beras. Jadi pagi tiu kita berencana akan
berangkat bertiga ke Pulau. Tak menunggu lama, akhirnya JM datang juga, tapi
kok sendiri ya, katanya dengan temannya. Saat aku Tanya JM, dia bilang temannya
itu tidak jadi berangkat, karena belum dapat ijin dari keluarganya. It’s OK,
kita tetap berangkat. Saat aku sedang membeli tiket, tiba-tiba teman JM datang
dan meminta JM untuk menunda keberangkatannya. GILA,, tiket udah di tangan bro dan
segala persiapan udah mantap untuk berangkat, JM juga dah lengkap dengan
tasnya, masa main tunda gitu aja. Lagian kan cuacanya cuma gerimis doang, ngak
ada ombaknya. Karena pertimbangan tiket udah di beli aku tetap maksa JM untuk tetap
berangkat dan mencoba memberikan pengertian terhadap temannya itu agar mau ikut
bersama kita, sembari menjelaskan padanya bahwa cuaca pada saat itu tidak
masalah dalam perjalanan kita ke pulau tapi yah dasar manusia lembek, dan
karena dia baru pertama kali naik kapal fery akhirnya dia tetap ngotot tidak
bisa ikut tapi yang paling menyebalkannya karena dia ingin agar JM juga menunda
keberangkatannya dengan alasan dia tidak punya teman untuk berangkat minggu
depannya. buset deh ni orang kurang mandiri amat, berani merantau tapi nyali
ciut juga. di sela-sela saling bujuk membujuk akhirnya sirene kapal bunyi juga
tanda kapal akan berangkat lalu dengan spontan aku menarik JM ke kapal dan
ternyata apa yang terjadi, teman JM tersebut tiba-tiba berbalik arah dan lari
menuju parkiran motornya dengan air mata berlinang. masyaAllah! segitunya. asli
aku kaget banget, ngak jangka + ngak percaya sesedih itu kah dia di tinggal,
lagian kan dia bisa berangkat dengan kapal minggu depan. Heran, perantau kok
takut hilang sih. udah ngak kebayang deh situasi saat itu, aku merasa seperti
sedang melakukan syuting sebuah Drama yang judulnya "Jangan Rebut
Temanku". Hahahahaha..... Yah dah, karena aku juga dah sangat-sangat malu
dengan situasi dimana semua orang sedang melihat kearah kami yang sedang ribut
tetang berangkat tidak berangkat. Akhirnya aku melepaskan JM dan memintanya
menenangkan temannya itu, aku terpaksa menyuruh JM untuk
menunda keberangkatannya karena sepertinya aku berangkat sendiri jauh lebih
baik ketimbang harus merasa bersalah membiarkan seseorang kecewa terhadap
temannya. Lalu tiket yang terlanjur aku beli terpaksa aku kembalikan, dan
untungnya yang jual tiket kapal pada saat itu adalah teman aku juga di ASDP
jadi bereslah, tapi saat aku mengembalikan tiket tersebut ternyata teman aku
juga memperhatikan kami dari tadi yang sibuk tarik menarik tentang
keberangakatan. malah teman aku bilang "Lin, kamu nih berangkatnya cuma ke
Pulau kan, bukan mau pergi jauh ke Makassar atau Jawa? kok teman kamu sedih
amat sampai nangis gitu?". Hahahahahaha..... Aku cuma tertawa, karena aku
juga tidak pernah membayangkan situasinya akan seperti ini. Sambil tertawa aku
aku berkata “itulah perempuan ditinggal bentar ma temannya aja udah
nangis-nangis apalagi ditinggal pacar bisa-bisa hidupnya tamat”. dan Akhirnya
pagi itu dengan cuaca masih gerimis, aku berangkat ke Pulau sendiri.
Sepanjang perjalanan menuju pulau sesekali
aku teringat dengan teman JM yang cengeng itu. ada perasaan kessel juga sih
dengan orang itu, so karena dia, aku tak ada teman ngobrol di kapal dan
akhirnya perjalananku menjadi membosankan.
1
minggu berlalu berada di pulau, akhirnya JM dan teman cengengnya itu datang. Karena
mes tempat tinggal JM 1 dinding dengan Air Beras, maka ramailah jadinya kami dalam
serumah, toh walaupun beda tempat tinggal tapi karena semua teman akhirnya
makan dan tidurnya barengan aja. Selama 10 hari berada di Pulau bersama
mereka-mereka yang aku anggap teman dekat tak terkecuali teman cengengnya JM.
Bagiku pulau itu lah yang paling aman untuk aku datangi ketika memiliki masalah
karena di sanalah aku bisa bersama dengan sahabat-sahabat terbaikku yang bisa
membuat lupa dengan segala permasalahan yang aku hadapi. Well, tapi di sini aku
ngak akan bahas masalah apa yang aku hadapi saat itu maupun seperti apa sahabat
terbaik aku, apalagi tentang keadaan pulau itu. Tapi di sini aku akan
menceritakan tentang bagaimana seorang teman baru bisa menjelma menjadi sahabat
hingga berakhir menjadi Queenvaizher, sesuai dengan judul cerita ini.
"Queenvaizher Ku". Apa itu Queenvaizher? darimana kata itu? lalu
siapa Queenvaizher yang aku maksud? dan kenapa harus dia? berikut jalan
ceritanya.
"Queenvaizher".
asal mula kata ini berawal dari sebuah film yang menceritakan tentang kebaikan
seorang Ratu terhadap rakyat dan orang-orang sekelilingnya. Ratu tersebut
diberi nama Queenvaizher. dari cerita itulah kemudian dibuat slogan sebuah nama
Facebook oleh seorang teman yang sangat bermimpi bisa menjadi Queenvaizher buat
teman-temannya namun sayang sekali orang tersebut sudah mendahului kita
menghadap pada
sang khalid, dia temanku, dia meninggal beberapa tahun yang
lalu.Kepergiannya membuatku masih tidak percaya kalau dia telah tiada, semasa
hidupnya banyak hal yang dia lakukan untukku termasuk menjadi sosok
Queenvaizher, dia pernah berkata suatu saat nanti ketika dia sudah jauh, akan
ada pengganti Queenvazher dalam hidupku. Kata-kata yang aku baru tahu maksud
dan tujuannya setelah dia meninggalkanku untuk selamanya. Tapi di sini aku
tidak membahas lebih jauh tentang dia karena sekarang aku telah dipertemukan
sosok Quenvaizher yang lain seperti yang telah almahurmah katakan dulu. Jika
Queenvaizher ku sebelumnya tidak sempat aku ceritakan tentang perjalanan hidup
bersamanya. kali ini Queenvazher ku yang ada sekarang akan aku ceritakan
seperti apa, baik buruk dan keistimewaannya hingga layak berada digoresan
artikel ku sebagai seorang Queenvaizher.
Bermula
dari kesan nangis-nangis dipelabuhan hingga cerita liburan di pulau bersamanya,
aku mulai mengenalnya. walaupun kesan pertama ku terhadapnya sedikit risih tapi
ternyata dia mampu menjadi lentera dalam hidup ku sekarang ini. Setelah beberapa
bulan dia di tugaskan di pulau akhirnya dia kembali bertugas di Kota dengan
status Bidan Pegawai Negeri Sipil di salah satu Puskesmas Di Kota Provinsi
Maluku. Walaupun hanya kurang lebih 10 hari mengenalnya saat di Pulau, itu
sudah cukup buat aku bisa memahami karakternya secara umum, meskipun dia cukup
tertutup tapi aku yakin itu hanya karena kami baru saling mengenal saja. yah,
cukup baiklah dengan karakter seperti itu, setidaknya dia tipe orang yang tidak
gampang percaya pada orang lain begitu saja. Aku tidak tahu, apa yang membuatku
akrab dengannya, tiba-tiba kenal dan tiba-tiba saja kita akrab. Dengan
pribadiku yang juga selektif dalam memilih teman dekat, entah kenapa dengannya
aku merasa baik-baik saja. Tidak seperti teman yang lain yang awal mengenalnya
hanya negatif thinking aja di pikiran. dengan perasaan seperti itu, aku yakin
kok dia orangnya baik meskipun dia kadang membuatku risih. tapi ya sudahlah,
mungkin itu salah satu karakternya sekaligus kekurangannya. Tentang lebihnya,
kita liat aja nanti.
Hal
yang membuat aku sangat-sangat care dengan dia, berawal ketika aku sedang
berada di luar kota dan aku menitip pesan padanya untuk menjaga dan memberi
makan kucing kesayanganku di Kost, dan selama aku berada di luar kota dia bisa
menjaga dan memberi makan kucing kesayanganku itu. dari situlah aku berfikir,
dengan mengenalnya aku tidak akan salah dalam memilih teman dan
ternyata,......... tadaaaaaaa,,,,….baca kelanjutannya sampai akhir.
Mungkin,
Dalam pertemanan kami tidak banyak hal-hal unik yang terjadi, biasa-biasa saja.
Cukup dia menjadi baik bagiku itu sudah cukup. Namun, satu hal yang aku tahu
tentangnya, Dia
sangat care terhadap temannya bahkan kepada siapa pun, entah
itu pasien atau orang asing, jiwa simpatinya cukup baik di dunia sosial.
Termasuk aku yang pernah di bantu nya. Modal atas dasar percaya dia membantuku
dengan meminjamkan beberapa perhiasan emasnya untuk digadai karena pada saat
itu, aku sedang dalam masalah keuangan yang telah jatuh pailit dalam bisnis
yang sedang aku jalankan. Meskipun sampai saat ini aku belum bisa melunasi
semuanya, Dia bahkan tak pernah menagih itu, walapun aku tahu dia pun berada
pada masa-masa sulit, dimana dia harus membiayai adik-adiknya yang sedang
menempuh pendidikan serta kebutuhan kredit rumah yang masih banyak, dan dibalik
itu, aku memberinya kesusahan hingga berbulan-bulan lamanya. Tapi aku salut
dengannya, sesulit apa pun dia, tak pernah dia tunjukkan kesusahannya, entah
itu karena ingin menjaga perasaanku yang masih belum bisa membayar hutang atau
karena memang dia tidak suka mengeluh dihadapan temannya. yang jelas aku yang
kadang merasa tidak enak dan merasa bersalah karena sudah menambah beban dalam
kesulitannya.
Berawal
dari kebaikannya itu aku jadi penasaran seperti apa dunia percintaanya, karena
menurut teman-teman yang lain Queen bukanlah tipe orang yang suka mengumbar
masalah percintaannya ke teman-temannya, akhirnya aku mencoba mengerjai dia
dengan menggunakan no HP ku yang tidak diketahuinya dengan berpura-pura sms
Queen minta kenalan. Saat itu aku hanya pakai nama ponakanku, agar kesannya
orang luar dan Queen bisa meresponnya. Pertama kali aku sms Queen, tidak begitu
mendapat respon, bahkan Queen malah mencurigai salah satu diantara teman-teman
dekatnyalah yang mengerjai dia terutama curiganya sama aku. Tapi terus dan
menerus aku krimkan pesan sampai teman yang lain memarahiku karena takut Queen
nantinya tahu dan marah. Tapi aku cuma penasaran saja sejauh mana sih cueknya
Queen. akhirnya tak lama kemudian Queen merespon sms ku dan bahkan menanyakan
balik. Disitulah aku berfikir, cueknya Queen bisa ditebak. Cuek yang ditutupi
oleh rasa gengsi, mungkin seperti itulah karakter Queen pada laki-laki. Queen
mulai masuk dalam perangkapku karena kebetulan nama yang aku pake ngerjain dia
sama dengan seseorang yang Queen kenal, sehingga Queen mengira dialah orangnya yang
ingin kenalan dengannya. Kecurigaanku bahwa Queen sudah terjebak terbukti
ketika di acara lomba gerak jalan 17 Agustusan, pada saat itu aku dan Queen
sedang menonton dan kebetulan laki-laki itu pun terlihat di sana dan dengan
spontan aku mengganggu Queen dan aku melihat raut wajah Queen yang memerah
tersipuh malu. Sejak saat itu aku bermaksud untuk berkata jujur pada Queen
karena takut terlalu lama ngerjain Queen, takutnya Queen benar-benar ambil
hati, lagi pula teman-teman yang lainpun menyarankan untuk menyudahi permainan
ini sehingga aku berniat untuk menyudahinya. Namun aku tak
berani mengatakan yang sebenarnya pada Queen karena seperinya Queen pun sudah
larut dengan perangkapku. Bahkan ketika aku tak mengirimkan sms lagi, malah dia
sendiri yang sms duluan. Aku tak bisa bayangkan bagaimana raut mukanya jika aku
mengatakan yang sebenarnya. Pasti Queen akan kecewa banget. Hal itu aku kerap
bicarakan dengan Air Beras dan meminta tolong untuk menyelesaikannya tanpa
harus membuat Queen kecewa. Saat itu, Air Beras menyarankan agar aku menemui
laki-laki yang Queen curigai itu karena aku pun mengenalnya. Air Beras
berencana agar aku bicara dengan laki-laki itu dan menjelaskannya tentang
perbuatan yang aku lakukan pada Queen sekalian meminta tolong untuk mau menemui
Queen agar bisa terselesaiakan secara baik, mungkin dengan cara laki-laki itu
pura-pura minta maaf karena sudah sering mengirim sms kemudian meminta Queen
untuk jadi teman biasa. Rencana itu sudah tersusun rapi bahkan, aku dan Air
Beras sudah ingin menemui laki-laki itu, tapi terlintas dipikiran lagi,
bagaimana kalau sampai mereka berteman dan Queen pasti akan tetap mengirim
pesan lewat nomorku karena Queen mengira itu nomor laki-laki itu. Akhirnya aku
dan Air Beras berfikir cari alternatif lain yakni dengan diam-diam membuka HP
Queen lalu menghapus nomor yang aku pakai ngerjain Queen. yah, setidaknya Queen
tidak akan mengirimkan pesan dan takkan tahu
lagi kalau nomor itu adalah nomorku. Tanpa menunggu banyak
waktu, aku kerumah Queen kebetulan dia sedang masak dan HP nya ditinggal di
kamar, disitulah aku punya kesempatan menghapus nomor tersebut. Queen memang
punya dua HP tapi aku yakin Queen hanya menyimpan nomor itu di HP kecilnya
karena Cuma HP kecilnya yang sering dia pakai menghubungi orang. Tapi ternyata
aku salah besar, nomor itu juga Queen simpan di HP androidnya sehingga pada
saat Pemilu diadakan, karena terlalu sibuk dengan jadwal mencoblos dan
kebetulan aku dan Air Beras bermaksud ingin datang kerumah Queen sehingga Air
Beras mmintaku untuk menghubungi Queen terlebih dahulu karena pikirnya nanti
Queen tidak berada di rumahnya. Sehingga dengan cerobohnya aku malah menelpon
Queen dengan memakai nomor yang biasa aku pakai ngerjain dia dan hal itu baru
aku sadari ketika aku selesai menelpon Queen, lalu aku beritahu Air Beras
tentang kecerobohanku itu. Air Beras sih merasa tenang-tenang saja karen
berfikir aku dah hapus nomorku itu di HP Queen, tapi walaupun begitu aku kok
merasa was-was yah. Sesampainya di rumah Queen, aku dan Air Beras pura-pura aja
bersikap seperti biasa, ternyata Queen langsung dengan sigap memberitahuku
bahwa dugaannya selama ini yang ngerjain adalah aku. Hari itu aku seperti
ditodong pisau oleh Queen serasa tak bisa berbuat apa-apa. Aku fikirnya Queen
bakal marah ternyata dia menanggapinya dengan santai saja. Tapi dengan
ketahuan itu aku dan Air Beras jadi legah, setidaknya tap
perlu was-was lagi takut Queen marah.
Satu
hal yang sangat ku syukuri dalam hidup ini, bahwa dibalik permasalahan yang aku
hadapi entah itu masalah karier, keluarga, sampai pada masalah percintaan, Aku
masih memiliki sahabat-sahabat yang selalu ada memberikan dukungan dan semangat
agar aku bisa tetap tersenyum dalam keadaan apa pun, tidak banyak, cukup satu
atau dua orang sahabat tapi mampu meringankan beban yang menggunung di pundak.
Aku fikir Allah cukup adil kok dengan menghadirkannya dalam hidup ku. Di saat
sahabat yang lain (Air Beras) tak bisa selalu ada karena beda tempat tugas,
kini Allah menunjukkan seseorang yang sama baiknya seperti Air Beras dengan
menghadirkan seorang Queen dalam hidupku. Dia aku panggil Queenvaizher ku. Aku
fikir dia cukup layak untuk mendapatkan nama itu, karena kebaikannya dapat
membuat hidup ku lebih layak untuk di jalani. dengan segala permasalahan yang
aku hadapi sekarang ini, karier, percintaa, dan kerluarga, semua komplit
menjadi satu hingga aku tak tahu lagi bagaimana aku bisa mengahdapinya. Di
saat-saat seperti inilah aku membutuhkan seseorang yang bisa memahami
keadaanku, minimal dia ada ketika aku berkeluh kesah, memegang tanganku dan
berkata semua akan baik-baik saja. apalagi akhir-akhir ini aku banyak
menghadapai masalah yang sangat sulit untuk aku hadapi sendiri, memikirkannya
saja aku rasa tak sanggup apalagi aku harus mencari jalan keluarnya. yang aku
butuhkan saat ini hanya seseorang yang mampu membuatku tersenyum meskipun hatiku
masih merasa kalut dengan masalah ini. dan aku tak selalu bisa menceritakan ini
pada sahabatku Air Beras, karena dia pun memiliki banyak permasalahan yang
rumit dan kesibukannya dalam kerjaan membuat kami jarang menceritakan
permasalahan masing-masing. Makanya aku katakan bahwa diriku sangat bersyukur
Allah memberiku satu sahabat lagi yang mampu memahamiku dan cukup baik, eitz
kayaknya bukan cukup baik lagi deh, dia sangat baik lah bagiku. meski tak
seasik Air Beras tapi dia punya karakter sendiri yang menyenangkan dan aku suka
itu. Aku rasa seorang sahabat tak perlu seperti apa yang kita inginkan, cukup
selalu ada dalam tawa dan tangis, sehat maupun sakit. dan memberikan
perhatian-perhatian kecil. bagiku itu sudah lebih dari cukup.
Dengan
karakter yang berbeda, Queenkadang seperti sosok seorang ibu bagiku, dengan
memberikan perhatian soal makan karena kebetulan dia orangnya suka masak.
kadang seperti adik yang lugu yang selalu aku bully sesuka hati tapi dia pun
tak pernah keberatan dengan bullyanku, dan kadang pula dia seperti seorang
kakak bagiku yang bisa memanjakanku dan itulah uniknya dia, tidak mudah marah
bahkan sampai saat ini aku belum pernah melihatnya marah. Kadang juga dia
seperti pacarku juga sih, sebab dia selalu nanyain apa aku udah makan atau
belum,
dan pertanyaan itu hampir setiap hari setiap waktu jam makan
dia pertanyakan, udah seperti pacar kan. karena hanya pacar yang selalu
menanyakan pertanyaan basi itu. dan itulah bentuk perhatian kecil dia yang buat
aku selalu ingat. Baru kali ini aku memiliki seorang teman segitu perhatiannya
masalah makanku. Orang Tua ku aja tidak pernah menanyakan soal itu. Aku hanya
sering mendengar perhatian itu dari pacar biasanya, itu pun kedengarannya
sangat klise, kata udah makan atau belum, itu sama dengan lagi ngapain atau
lagi dimana dengan siapa? hanya sebuah kata tak bermakna, tapi ketika kata itu
di katakan oleh seorang sahabat, entah kenapa rasanya ada yang berbeda, ada
rasa haru di kalbu yang sulit untuk dibahasakan, mungkinkah itu yang dikatakan
ketulusan?.
Mungkin
aku terlalu cepat menyebutnya seorang sahabat bahkan memberinya slogan
Queenvaizher, tapi bukankah sudah dari awal aku katakan, belum pernah
sebelumnya aku bertemu dengan seseorang yang dalam pikiranku hanya positif
thinking, hanya dengannya hatiku mengatakan dia baik. bahkan ketika ibu ku pun
bertemu dengannya, dia pun mengatakan kalau temanku itu akan menjadi teman yang
baik untukku. sangking yakinnya, ibu ku pernah berpesan, “jangan pernah sakiti
teman mu itu, berbaik hatilah dengannya dan teruslah menjalin hubungan
selayaknya saudara diperantauan, karena teman lah keluarga yang kau punya saat
ini”.
Awalnya
pertemanan kita standar-standar aja, jarang ketemu, ketemu pun mungkin pas lagi
ngak ada kerjaan jadi buat moment ngumpul ma teman yang lain atau karena ada
hal penting jd harus ketemu, tapi sekarang suasananya berbeda, setiap saat
selalu bareng kemana aja barengan udah kayak soulmate gitu. Hal itu dikarenakan
aku takut hidup sendiri. Sesaat setelah aku pulang dari Makassar dan setelah
aku tahu apa yang terjadi dalam diriku tentang sebuah sakit yang aku hadapi,
aku semakin takut untuk menghadapi kenyataan itu sendiri. Tanpa sengaja
pemeriksaan itu aku lakukan selama di Makassar untuk mengecek kondisi
kesehatanku setelah beberapa tahun yang lalu pernah mengalami sakit parah. Dan
hasilnya ternyata cukup mengejutkanku. Aku sangat frustasi pada saat itu, harus
kepada siapa aku mengadu, sungguhtak mungkin jika harus memberitahu keluarga. Dengan
kenyataan bahwa hasil vonis seorang dokter yang membuat hidupku harus bergelut
dengan waktu yang singkat, seakan-akan rasa tak percaya dengan ketentuan Allah.
Tapi aku harus bagaimana, tak mungkin juga aku katakan masalah ini pada orang
lain, karena hidup dengan dikasihani oleh orang-orang karena sakit sepertinya
lebih menyedihkan ketimbang harus menikmati rasa cemas itu sendiri. Tapi
untungnya aku masih ada si DIA yang selalu perhatian dan bisa jadi penyemanagat
di hari-hari ku. Begitupun teman yang lain, Air Beras, Queen, dan yang lainnya.
Tapi
sedatar-datarnya dia, dia paling perhatian loh, Kadang ketika aku tak datang ke
mes pasti Queen hubungi aku nanyain dimana keberadaanku, dah makan apa belum..
Karena udah jadi kebiasaan akhirnya terasa lain aja kalau ngak ke mes Queen
walaupun cuma sebentar aja. Biasanya juga sih di suruh nginap hanya saja belum
terbiasa apalagi Queen punya teman sekamar juga jadi agak rishi sih kalau harus
nginap. So aku kan ngak suka tidurnya harus berdesak-desakan ma orang. Tidur
siang aja aku agak risih apalagi harus nginap. Jadi biasanya kalau kesana tuh
cuma nongkrong sampai malam lalu pulang kalau dah waktunya tidur. Siang pun
kadang kalau lagi ngak ada kerjaan aku ke tempat kerja Queen gangguin dia
kerja, kadang ngevlog bareng
dan setiap moment ke mana aja kita jalan, aku selalu vidioin
dia, buat seru-seruan aja sih soalnya Queen orangnya datar kayak aspal bandara
tuh. Dan ketika aku ngedit vidionya, ternyata dia suka banget walaupun cuma
video singkat aja.
Gitu-gitu
aja setiap hari, tapi kalau si Air Beras datang dari pulau, bisa ngak nongol
seharian di mes, yah secara gitu kalau ma Air Beras mah asik, curhat dan jalan
ma dia OK lah. Jadi kadang sampai lupa nongol di mes. Queen pun rada-rada susah
diajak komunikasinya, kalau di chat jawabnya lama itu pun cuma bilang”oh, ya,
atau ok”. Bukan hanya aku aja yang
bilang kayak gitu teman yang lain pun sama. Kadang kita tuh bahas Queen dengan
sifat cueknya ma teman-teman yang lain tapi bukan berarti dia ngak care kok,
hanya saja dia tuh paling malas kali ya pegang HP, apalagi kalau lagi kerja
bisa-bisa HP nya ditinggal dan lupa dicek, ada yang sms kek, liat chat kek,
atau ada panggilan gitu. Yah dasar orangnya datar dari sononya sih. Kadang juga
kalau teman dari pulau datang, Air Beras dan JM, pasti kita sempatkan ngumpul
atau jalan bareng, dan di setiap moment itu selalu punya keseruan tersendiri.
Suatu
hari, berkat Allah merenggangkan hubunganku dengan si Air Beras, tapi bukan
renggang karena cek cok tapi karena si Air Beras lagi pulkam dan pulkamnya tuh
lama banget, tak pernah kita pisah se-lama ini. Akhirnya karena aku ngerasa
sepi banget, ngak ada teman curhat jadi aku lebih sering nongkrongnya di rumah
Queen, Alhasil jadi kebiasaan. rasanyatuh sehari aja ngak ketemu Queen atau
ngak ke rumahnya jadi ada yang ganjil gitu. Tapi aku yakin dia pun seperti itu
kok, yah secara gitu kalau sehari aja aku ngak nongol kerumahnya pasti aku di
telpon di tanyain “lagi ngapain kok ngak ke rumah”?.Akhirnya udah jadi
kebiasaan kita untuk saling menanyakan kabar.
Pepatah
yang mengatakan "Tak kenal Maka Tak Sayang" ternyata itu ada benarnya
juga loh, buktinya sekarang semakin banyak hal yang aku tau tentang Queen
semakin ada rasa simpati layaknya sebagai sahabat, beda ketika kita menjalin
pertemanan yang biasa-biasa aja, kalau dulu simpati itu mungkin ada tapi biasa
aja, yah mungkin karena istilahnya kita cuma kenal dia hanya sebatas kulit
luarnya doang, belum kenal dalamnya. seperti Air Beras, Queenvaizher pun mampu
terselip di setiap doa ku untuk menjadi sahabat yang patut aku bahagiain suatu
saat nanti ketika aku sukses, Aamiin!!
Suatu
ketika aku lagi berada di zona kesulitan ekonomi dimana kebutuhan lebih besar
ketimbang pemasukan, ditambah banyaknya hutang akibat bisnis yang baru aku
jalankan mengalami kemacetan fatal, sehingga mau tak mau akuharus cari
penghasilan lebih agar bisa tetap bertahan hidup di sini. Sore itu, di mes
Queen aku bertemu dengan sepupu Queen namanya CC, kebetulan suami CCpunya
perusahaan Expedisi yang lagi kosong bagian Staf Administrasinya. Tanpa basa
basi aku menawarkan diri untuk bekerja sampingan di perusahan suami CC tersebut,
Alhamdulillah CC nya respon baik sih, cuma masih dikomunikasikan dulu dengan
pihak suaminya. Cukup lama aku menunggu keputusan dari CC, dan setelah menunggu
kurang lebih satu bulan akhirnya CC memberitahuku untuk datang ke rumahnya
karena kebetulan kantor expedisi suaminya berada di dalam rumah CC sendiri.
Mengambil kerjaan tambahan bukan berarti punya banyak waktu luang, tapi itu
karena tidak ada pilihan lain, tuntutan kebutuhan dan terlilit hutang yang jadi
alasan untuk mengambil job sampai malam, meskipun gajinya tak seberapa tapi
setidaknya bisa membantu menetralkan keuanganku yang lagi anjlok.
Sejak
bekerja di perusahaan Expedisi, otomatis jam kerja ku menjadi bertambah dan
waktu di rumah hanya buat istrahat aja, resikonya kadang pulang larut malam.
Mengingat jarak rumah dan tempat kerja yang baru jauh sehingga malas juga
pulang kerumah karena terlalu jauh. lagian, aku juga mencoba menghindari
pandangan tetangga yang selalu melihat ku pulang larut malam. Sehingga aku
mengambil alternatif untuk menginap di rumah Queen saja. Hampir tiap malam aku
lembur berarti hampir tiap malam pula aku menginap di rumah Queen. Karena
keseringan nginap, mungkin jadi kebiasaan untuk makan malam bareng Queendan
teman-teman yang lain yang juga tinggal bersama Queen. Terkadang dia pun selalu
menunggu aku pulang kerja agar bisa makan sama-sama. Yang buat aku terharu,
selarut
apa pun aku pulang kerja, Queen selalu bangun dan menemaniku
makan malam, duduk disampingku dan melihat suap demi suap makanan yang masuk ke
mulutku, itu semua agar aku bisa lebih lahap makannya makanya dia selalu
menemani sekalipun sudah sangat mengantuk, perhatiannya melebihi saudara
sendiri. Seperti seorang ibu yang nunggu anaknya pulang, seperti seorang istri
yang nunggu suamix pulang kerja. Bukan hanya itu, Queen pun kadang menyuapiku
makan seperti orang sakit. Sehat aja aku disuapi apalagi kalau sedang sakit,
demi aku agar mau makan.
Queen
selalu bilang, perhatian seperti itu sudah biasa dia lakukan pada teman yang
lain, entah dia bilang seperti itu agar aku tidak GR berlebihan atau apalah,
tapi bagiku perhatian seperti itu sangatlah super, belum pernah aku diperhatikan
seromantis itu oleh seorang teman. Terkadang, aku harus berbohong bilangnya
belum makan di rumah CC supaya aku bisa makan di rumah Queen, alasannya simpel
aja supaya bisa singgah makan sekalian numpang nginap, lagian aku merasa lebih
nyaman dan lebih lahap makannya kalau dirumah Queen, ngak tau kenapa, tidur pun
lebih terasa nyenyak, dan seenak apa pun makanan yang aku makan di tempat kerja
tetap aja aku lebih suka makan di rumah Queen. Makanya, berbohong belum makan
dan memilih makan 2x sampai kenyangnya dobel-dobel tuh tak mengapaasalkan bisa
liat Queen duduk disampingku nemenin aku makan. Ketika melihatnya duduk
disampingku dengan mata sayup seperti ngantuk berat tapi harus nemenin aku
makan, kadang aku berfikir “Dia seperti ini karena beneran sayang sama aku atau
karena ngak enak aja liat aku makan sendiri”? atau apa karena dia cuma kasihan
sama aku atau mungkin bagi dia itu hanya hal biasa?. Entahlah, hanya dia yang
tahu dalamnya hatinya seperti apa, yang jelas aku sangat-sangat terharu bahkan
kadang aku berfikir keras, bagaimana caranya agar aku bisa selalu menjadi teman
terbaiknya, memberikan hal terbaik dalam hidupnya agar bisa membuatnya senang,
dan selalu bisa membuatnya nyaman menjadi seorang sahabat yang menyusahkan
sepertiku, yang jelas difikiranku hanya ingin dia bahagia selalu hingga dia
melupakan bagaimana rasanya sakit hati, bersedih, dan kecewa.
Suatu
ketika adik Queen tiba di Tual. Adiknya datang karena kebetulan aka ada
pendaftaran CPNS. Sebelum datang, aku pernah bilang kalau adiknya datang
berarti rumah yang ditempati sekarang akan ramai, kamar sempit akan semakin
sempit, dan itu berarti aku akan jarang nginap dirumah Queen lagi. Tapi setelah
beberapa hari berlalu, nyatanya aku masih sering nginap di rumah Queen,
walaupun sempit dan tidurnya harus berdesak-desakan, tapi rasanya masih tetap
nyenyak dan nyaman tidurnya.
Selang
beberapa hari, pagi itu aku mendapat telpon dari teman, dia mengabarkan kalau
Hanphone Queen hilang. Hp ditinggal di job motor di parkiran dalam waktu yang
agak lama, sudah pasti hilang lah. meskipun HP Queen tak bagus-bagus amat, tak
tau kenapa dia paling sayang banget ma HP nya itu. Aku bahkan dah pernah bilang
dan paling sering ngasi saran buat dia ganti HP aja tapi tetap aja dia ngak mau
ganti, yah mungkinngak ada duit juga sih. Sampai HP itu hilang dan kini buat
dia Galau habis-habisan, gimana ngak galau, belum lama ini dia kehilangan helm
hingga harus beli lagi dan sekarang giliran HP nya lagi yang hilang, yang
tentunya jauh lebih berarti dibandingkan dengan helm. Awalnya sih aku senang HP
nya hilang setidaknya foto Queen dengan seorang laki-laki yang pernah aku lihat
di HP nya ikut hilang dan aku yakin foto itu belum sempat Queen simpan di laptop. Sangking
senangnya, aku tidak peduli saat Queen meminta tolong untuk di lacak keberadaan
HP nya. Sekalipun aku bisa melacak HP nya, aku ngak akan kasitau Queen. dan
kubiarkan hilang beserta isinya. Tapi melihatnya hari itu jadi uring-uringan
tak karuan, bahkan sampai nungging nangis-nangis aku jadi ngak tega liatnya,
aku jadi prihatin dengan kegalauannya, hingga aku merasa bersalah tidak
membantunya mencari HP nya yang hilang dan ketika aku ingin membantunya, HP itu
sudah tidak bisa dilacak lagi. Tak pernah terfikir olehku Queen akan segalau
ini, kasihan juga sih, akhirnya demi menebus kesalahanku karena tidak
membantunya mencari HP nya, aku bermaksud membelikannya HP baru, tentunya
dengan memakai uang tabunganku. Karena aku yakin dia puntidak punya banyak uang
untuk membeli HP yang bagus, apalagi dia harus menabung untuk membiayai adiknya
yang lagi kuliah. Sebenarnya aku juga tak boleh menggunakan tabunganku ini
karena aku belum tahu berapa banyak lagi uang yang harus aku persiapkan untuk
pengobatanku nantinya tapi mungkin lebih bermanfaat jika aku meredakan
kesedihan sahabatku dengan membelikannya HP
baru. Aku tak tahu hatiku menjadi lemah dan pastinya
berfikir keras bila melihat teman yang kita sayang, lagi kena masalah dan
melihatnya sedih yang tak berkesudahan. Udah jadi sifatku seperti itu,
melakukan segala cara, apa pun itu agar bisa selalu membahagiakan seorang
teman, sekalipun jalan keluarnya harus merugikan diri sendiri tapi justru
ketika kita bisa menolong seseorang dari masalahnya, ada kesan puas dan bahagia
tersendiri dalam hati. Toh kita kan hidup di dunia cuma sementara, kita ngak
pernah tau ajal itu kapan datangnya, bagiku, selama aku punya kesempatan dan
kemampuan buat membahagiakan orang-orang disekitarku, aku akan memanfaatkan
itu. Kali aja bisa bermanfaat untuk bekal akhiratku nanti.....mmmmhhhhhhhhh...
Sejak
aku membelikannya HP, aku malah semakin protektif terhadap Queen, mulai dari HP
yang sudah aku setting sendiri pengaturannya dan memasukkan alamat emailnya agar
bisa meng-Hack media sosialnya kemudian sampai bisa melacak keberadaan HP
tersebut. Awalnya sih niatnya supaya ketika nanti HP nya hilang lagi kan sudah
mudah untuk di lacak keberadaannya, tapi aku malah menggunakannya dalam hal
lain. Aku malah mencari tahu tentang kebiasaan Queen dalam kesehariannya dengan
melacak HP tersebut, semakin lama, aku semakin penasaran hingga aku telah
berani membuka media sosialnya (Facebook) dan mencari tahu tentang aktivitas
serta mencari tahu siapa saja yang menjadi teman dalam media sosialnya. Hubungannya
dengan beberapa laki-laki yang menurutku tidak ada yang baik buat masa depan
Queen. Yang satunya tukang bohong, yang satunya lagi mungkin baik tapi tak
sesuku. Dan keduanya Queen kasi harapan sih jadi aku tidak tahu sebenarnya
perasaan Queen seperti apa. Sebenarnya ada seseorang sih yang Queen juga pernah
dekat banget ma dia yang menurutku jauh lebih baik lah dari kedua orang itu,
dia cukup mapan dan sesuku juga sih, cakep pula. Hanya saja hubungan mereka
sepertinya lagi renggang. Tapi ngak ada salahnya juga sih kalau aku dekatkan
mereka kembali, siapa tau Queen lebih pilih dia.
Berniat
medekatkan kembali Queen dan dengan Mr. A, setiap saat aku selalu membahas Mr.
A supaya Queen ada perhatian kearah itu, apalagi kita kan udah pernah pergi
ngetrip bareng, masa sepanjang perjalanan yang jauh tak ada hal yang dibahas
berdua. Lagian aku emang pilih tempat ngetrip yang terjauh agar ketika mereka
ngobrol berdua di atas motor bisa lebih panjang pembahasannya. Bukan hanya itu,
kadang aku juga selalu minta ditemenin Queen setiap kali aku ada jahitan
pakaian so kebetulan si Mr. A itu punya usaha menjahit. Semua itu semata-mata
agar Queen bisa kembali dekat dengan Mr. A, kadang pula jahitan yang tidak
sempat aku ambil, selalu minta tolongnya ma Queen agar dia menghubungi Mr. A
untuk tanyakan masalah jahitanku, yah supaya mereka bisa terus komunikasi. Bahkan
aku pernah berselisih paham dengan Queen hanya karena Queen ingkar janji tak
bisa menemaniku ke tempat Mr. A mengambil jahitanku. Malam itu aku kacau
banget, soalnya Queen bilangnya ke acara nikahan temannya Cuma sebentar
tapi udah sampai jam 10 malam aku
nungguin, belum pulang juga, mana ada acara nikahan sampai jam 10 malam di
malam minggu lagi, perasaan udah ngak enak, jangan-jangan dia pergi nongkrong
ma si kutu busuk lagi. Akhirya aku keluar nyari dia, aku datangi semua kafe
tapi ngak ketemu juga, aku telpon malah suara suara musik yang terdengar. Hampir
sejam aku keliling nyari Queen ngak ketemu-ketemu, akhirnya aku pulang dengan
rasa kessal, bukan apanya sih Cuma jahitan yang mau aku ambil itu mau di cuci
dulu sih besok karena hari senin besok mau dipakai, rasa ngak enak juga kalau
aku datang ambil sendiri, kan niatnya mau bareng Queen supaya dia bisa ketemu
Mr. A. Tapi rencananya jadi gagal total. Udah deh, jadi ngambek aku, Queen
hubungi aku, nlp, chat ngak aku gubris, biarin aja, kebiasaan dia suka ingkar
janji.
Suatu
ketika malam, entah ada angin apa tiba-tiba si Mr. A malah chat aku dan curhat
perihal jodoh, dia sharing aja tapi disitulah kesempatan aku buat nanya
langsung ke dia seperti apa sih sebenarnya perasaan Mr. A ma Queen. dan
ternyata Mr. A emang ada rasa ma Queen, hanya saja dia merasa tidak pantas
karena takut ditolak, tapi rasa itu terjadi dulu, kalaupun ingin dikembalikan
lagi, Mr. A merasa itu sudah tak mungkin dan dia tidak memberitahuku alasannya
apa. Agak kecewa juga sih dengan pernyataan Mr. A tapi setidaknya aku sudah
bisa mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan niatku menjodohkan Queen
dengan Mr. A. Agar tidak terlampau jauh memberikan harapan pada Queen, aku pun
lekas membahas ini pada Queen, tapi tak bisa aku katakan padanya bahwa Mr. A
sudah tak ada niat untuk kembali. Kesempatan untuk membahas masalah itu ketika
kita lagi luluran bareng, Cuma sekedar iseng-iseng aja nanyain dan Queen
memberitahuku bahwa ada beberapa hal yang buat dia kecewa ma Mr. A, salah
satunya karena Mr. A pernah ngajak Queen keluar jalan dan ajakan itu dibatalkan
sepihak oleh Mr. A tanpa ada konfirmasi dan itu yang membuat Queen merasa
dipermainkan, selain itu Queen pun pernah diberitahu oleh Mr. A bahwa Mr. A
pernah melakukan hal tercela terhadap seorang permpuan di masa kenakalannya
dulu. Sehingga Queen jadiilfeel dengan Mr. A. Cukup disayangkan juga sih kalau
mereka sama-sama tak mau lagi memperbaiki hubungan mereka yang sempat renggang.
Tapi yah, itu keputusan mereka dan mungkin jodoh tak berpihak.
Berawal
dari ketidaksengajaan Queen mendekapku hendak merebut HP nya yang aku pegang,
dia tidak terima saat tahu aku bisa menghack HP nya dan membuka media sosialnya
setiap saat, karena kesulitan merebut HP dari tanganku sampai-sampai Queen
menekan badanku dan duduk di perutku sembari menggelitik badanku agar aku mau
melepaskan HP nya dri genggaman. Terlintas sejenak dalam diriku merasakan hal
yang tidak mengenakkan Queen berada di atas perutku. Dengan keadaan sesekali arah
wajahnya menghampiri wajahku akibat harus bergulat untuk merebut HP. Sejak saat
itu, Aku mulai merasa ada yang berbeda dalam diriku, ada rasa ingin terus
memeluk Queen ketika terus memandangnya dan terlebih ketika dia harus
berpakaian seksi dihadapnku. Hari demi hari aku mencoba untuk memahami apa yang
sebenarnya terjadi dalam diriku, mungkinkahAku sakit, hingga perasaanku tidak
lagi berjalan normal. Semakin hari, dan semakin aku dekat dengan Queen, aku tak
kuasa untuk mengendalikan hal itu. Walaupun aku tahu perasaanku itu akan
berakibat fatal baik untuk diriku sendiri maupun untuk Queen karena aku telah
melibatkannya dalam dunia yang SALAH. Meskipun begitu, aku hanya mencoba untuk
tidak berbuat lebih dari apa yang aku rasakan terhadap Queen, sebisa mungkin
aku mengontrol hal itu, karena aku juga tidak tahu sejauh mana Queen bisa
menerima jika hal ini dia tahu.
Kembali
lagi ceritanya pada si kutu busuk yang sekarang aku ubah namanya di HP Queen
jadi Keledai Musiman, tak ada alasan kenapa aku namakan dia Keledai Musiman,
mungkin karena kabarnya kerap terdengar seiring pergantian musim kali lagian
aku Cuma yah iseng aja sih karena pas liat HP Queen di panggilan masuknya ada
nomornya dia tanpa nama, tapi hebatnya walaupun tanpa nama Queen bisa tahu
kalau itu nomornya dia, secara gitu, Queen bisa hafal nomornya, sangking
seringnya kali di telpon. Kasian dong kalau dia tidak tersave di HP Queen,
akhirnya aku yang save dan memberinya nama Keledai Musiman. Tak tahu ada angin
apa tiba-tiba aja kita bahas dia. Queen kembali menceritakan perihal
pertemuannya di Hotel malam itu. Ternyata ada hal yang tidak Queen ceritakan
dan baru kali ini Queen terbuka bahwa memang malam itu dia dipertemukan oleh
keluarga si keledai musiman tapi Queen diperkenalkan dengan sebuah kebohongan
bahwa Queen dipaksa berbohong oleh keledai musiman perihal asal daerahnya.
Karena Queen menolak keinginan keledai musiman akhirnya hubungan mereka menjadi
renggang dan keledai musiman tak pernah lagi menghubungi Queen semenjak
kejadian itu. Sehingga Queen pun mengambil keputusan untuk menyudahi hubungan
mereka. Alhamdulillah dong, tanpa harus bekerja keras menjauhkan mereka. Tapi
yah dasar keledai musiman, setelah beberapa bulan berlalu taka da kabar,
tiba-tiba muncul lagi nanyain kabar Queen. Karena udah ada alasan ke Queen
bahwa aku marah dengan sikapnya keledai musiman yang memaksa Queen berbohong,
aku melarang keras Queen untuk mengangkat telpon atau pun membalas chat dari
keledai musiman, apa pun alasannya. Sehingga sejak saat itu, aku terus
mengawasi HP Queen, dengan siapa dia komunikasi baik lewat telpon maupun media
sosial.
Malam
berikutnya, lagi-lagi aku melakukannya, tapi kali ini kita tak berdua di kamar,
kebetulan ada temanku Air Beras yang pulang dari Tempat tugasmya (pulau).
karena ingin numpang wifi untuk download sehingga aku juga mengajaknya untuk
nginap bersama di rumah bos. jadi malam itu kami tidurnya berempat ditambah
adik bos ku juga yang memang tinggalnya di rumah itu. Walaupun kita tidurnya
berempat, itu tidak mengurunkan hasratku untuk terus malukannya. Hingga dalam
beberapa saat entah apa yang Queen pikirkan hingga dia menangis tersedu-sedu.
Saat itu aku sangat-sangat merasa bersalah karena perbuatanku, tanpa sadar aku telah
menyakiti perasaannya. Karena tidak tahan dan mungkin takut yang lain terbangun,
Queen pindah ke kamar sebelah. Aku yang khawatir akan hal itu segera
menyusulnya, walaupun Queen lama membuka pintu kamar, Aku terus memohon-mohon
untuk dibukakakan sampai Queen membukanya, dan setelah aku masuk ke kamar itu,
aku melihat Queen yang sepertinya baru saja selesai Sholat malam. dengan
berlinang air mata, Aku terus memandangnya hingga aku menundukkan kepalaku
meminta maaf karena telah ingkar janji padanya. Janji yang kuucapkan untuk
tidak menyentuhnya lagi telah aku ingkar dan itu yang membuat Queen sangat
mersa bersedih. Kekecewaannya sangat nampak terlihat dimukanya, lalu aku terus
meminta maaf dan memintanya kembali ke kamar dan berjanji lagi tidak akan
mengulanginya lagi. Malam itu aku tak bisa tidur, memikirkan Queen, Aku
berfikir mungkin dia akan menjauhiku dan tidak akan mau berteman denganku lagi.
Seminggu
sebelum aku melakukan hal tercela pada Queen, aku telah berencana untuk menjodohkan
dia dengan sepupuku yang saat ini sedang mencari pendamping hidup di tambah
pihak keluarga selalu menelpon meminta bantuan agar bisa dibantu mencari
pendamping hidup buat sepupuku itu. Sore itu, aku, Queen dan dua orang
sepupunya lagi ngumpul di rumah CC dimana aku bekerja. Kami sedang menikmati
rujak terpedas yang dibuat oleh para sepupu Queen. Tiba-tiba saja Hp ku
berbunyi, terlihat ada panggilan video call dari keluarga di kampung. Dia ibu
dari sepupuku yang sedang mencari pendamping, sebenarnya tidak ada arah
pembicaraan tentang jodoh tapi ketika aku melakukan video call itu, sesekali
Queen terlihat di belakangku sehingga dari keisenganku memperkenalkan Queen
kepada tanteku dan mengatakan bahwa aku ada referensi untuk anaknya kini jadi
terfikirkan, kenapa tidak, seru kali kalau pada akhirnya Queen bisa jadi bagian
dari keluarga. Lagi pula aku pernah diam-diam mengirimkan foto Queen ke
sepupuku, tapi itu terjadi tiga Tahun yang lalu ketika sepupuku untuk pertama
kalinya diminta untuk menikah. Tapi foto yang aku kirimkan bukan foto Queen
sendiri, ada Air Beras dan teman yang lain saat kami berlima sedang berada di
Pulau. Aku mengirimkan foto tersebut karena hanya foto itu yang nampak terlihat
kita berlima dan mereka adalah teman terbaik yang aku punya saat itu. Waktu
foto itu aku kirim, aku hanya mengatakan pada sepupuku bahwa silahkan pilih
salah satu temanku itu, karena semuanya menurutku baik walaupun ada
kekurangnnya yah pastilah yang namanya manusia kan tak ada yang sempurna. Tapi pada saat itu,
sepupuku tak merespon siapa pun dari foto tersebut, mungkin karena saat itu dia
belum benar-benar siap untuk menikah. Jadi yah aku juga diamkan hingga
keinginan orangtuanya meredup sampai tiga tahun berlalu dan sekrang ini kembali
diungkit sepupuku harus memutuskan untuk menikah karena kebetulan adiknya pun
berencana akan dilamar.
Malam
itu ketika aku nginap untuk pertama kali di rumah CC karena keesokan harinya CC
harus berangkat ke Makassar, aku sempat chat sepupuku dan nanyain apa dia udah
menghubungi Queen atau belum, aku pura-pura aja tidak tahu. Cukup panjang
obrolan kami sampai-sampai udah jam tiga subuh aja jadi tidak terasa, Cuma
dengan membahas tentang Queen dan memberitahu sekaligus mengajarkan sepupuku
strategi berkenalan dengan seorang perempuan karena dari notabenenya tidak
pernah punya pengalaman mendekati seorang perempuan. Malam itu, aku bela-belain
tidak tidur sampai pagi demi memberikan yang terbaik buat Queen yang lagi
nyenyak tidurnya sepanjang malam. Ini baru tahap perkenalan aja, berakibat ngak
bisa bangun pagi, diibaratkan sebuah buku baru ditahap sampul belum dibuka aja
udah setengah mati begini gimana nanti kedepannya yah, bisa-bisa mereka
mengawali hari dengan bahagia, dan aku yang mengakhiri hidup dengan ngelansa.
Berhubung
fokusnya dengan perjodohan Queen dan sepupuku, itu artinya aku juga tidak boleh
lalai terhadap siapa saja yang sedang mendekati Queen. Sebisa mungkin Queen tak
memikirkan
orang lain, walaupun belum ada kejelasan dari sepupu ku tapi
setidaknya usahaku tak boleh terancam gagal hanya karena Queen mengharap pada
orang lain. Sore itu ketika pulang kantor aku dan Queen sedang duduk di tempat
minum Es Kelapa muda, sambil menikmati es kelapa mudanya ditengah teriknya
matahari, entah bagaimana pembahasan dari obrolan kita tiba-tiba mengarah pada
si keledai musiman, sebab ternyata dia masih saja mencoba untuk menghubingi
Queen dan berusaha mengajak Queen jalan lagi. Aku yang geram mendengar Queen
mengatakan hal itu langsung naik pitam dan mengabil HP Queen. Tak banyak aku
langsung mengirimkan pesan lewat HP Queen untuk memutuskan hubungannya dengan
si keledai musiman itu. Dalam pesan itu aku tulisankan bahwa Queen sudah
mempunyai tunangan sehingga dia tak ingin lagi diganggu dengan pesan maupun
ajakan untuk pergi jalan. Walaupun Queen merasa agak berat, tapi aku terus
berusaha meyakinkannya bahwa keputusan itu adalah yang terbaik buat dia, sampai
pada akhirnya Queen menuruti apa yang aku katakana. Meskipun begitu, aku
rada-rada cemas dengan si Keledai musiman ini, toh siapa tau di depanku Queen
mengiayakan untuk tidak lagi meladeni si keledai musiman tapi dibelakangku dia
masih menjalin komunikasi. Akhirnya aku berinisiatif untuk memblokir nomor
keledai musiman tanpa sepengetahuan Queen, baik itu di whatsup maupun tlp biasa
di HP milik Queen. agar tidak
ketahuan Queen kalau aku blokir dia, aku membiarkan pesan
yang aku kirim tadi di whatsup terlihat sudah terbaca dulu lalu kemudian aku
memblokir pesan tersebut sehingga si keledai musiman tidak bisa lagi membalas
pesan tersebut, dan Queen mana tahu taktik itu. Aku tidak perduli seperti apa
penjelasan si keledai musiman setelah membaca pesan tersebut, yang jelas dia
harus aku singkirkan sejauh mungkin.
Lama
kelamaan, Queen pun terbiasa dengan sikap ku dan berusaha untuk menuruti
keinginanku, entah itu karena dia malas berdebat denganku yang pastinya dia
sudah bisa menerima sifat protektif dan pencemburuku yang tak jelas. Bukan
hanya itu, Queen pun berangsur-angsur terbiasa dengan perilaku ku yang
menyimpang, yang hampir setiap malam aku lakukan padanya. Mungkin Queen udah
cape melarangku sehingga dia pun membiarkan hal itu terjadi pada dirinya,
selain itu aku yakin Queen hanya kasihan dengan apa yang terjadi pada diriku.
Hal itu Nampak terlihat di mata Queen ketika aku melakukannya lagi dan lagi.
Sikap aroganku yang tak kenal waktu dan tempat ketika hasrat itu timbul,
akibatnya aku hampir saja ketahuan oleh salah
seorang teman. Hari itu, Air Beras maupun JM balik dari
pulau, kita pun buat acara ngumpul bareng di rumahku, bukan hanya kita berlima
tapi teman yang lain pun kami ajak. Entah apa yang aku fikirkan saat itu
sehingga aku telah ceroboh saat aku melihat Queen sendiri di kamar, aku malah melakukan
hal buruk itu lagi pada Queen sampai JM masuk dan melihat kami. Aku tidak tahu,
apa yang JM fikirkan saat itu tentang kami berdua, tapi aku hanya mencoba
bersikap biasa saja seolah-olah apa yang JM lihat barusan bukanlah sebuah
masalah. Tapi hal itu, membuatku jadi tidak nyaman, ada rasa khawatir jika JM
sampai memberitahu teman yang laintapi di satu sisi JM kan orangnya polos dan
hal seperti itu pengetahuannya masih kurang sehingga aku yakin dia tidak akan
sampai mempersoalkan apa yang telah dia lihat. Walaupun begitu, pikiranku tetap
saja merasa tidak tenang sehingga ketika JM sedang sendiri di luar aku
mengahmpirinya dan memberitahunya, agar tidak salah paham, tentunya dengan aku
mengarang cerita, dan JM percaya itu.
Bukan
hanya nyaris ketahuan oleh JM. Hubunganku dengan Air Beras pun menjadi
renggang. Semenjak aku dekat dengan Queen, belakangan ini aku aku sering
mengabaikan Air Beras terlebih ketika Air Beras balik dari pulau, aku tak lagi
punya banyak waktu bersamanya. Ditambah dengan kesibukanku bekerja hingga larut
malam sehingga waktu untuk ngobrol dengan Air Beras pun semakin jarang, udah
jarang nongkrong bareng, apalagi kebiasaan kita untuk pergi jalan hampir tak
ada waktu. Awalnya aku masih menyisahkan waktu sedikit pada Air Beras ketika
dia sedang berada di rumah, sesekali aku pulang kerumah walaupun itu hanya
sebentar saja, pulang malam pergi pagi, tapi lambat laun, aku malah tak
pulang-pulang ke rumah. Aku lebih memilih untuk nginap di Rumah Queen.
Bagaimana tidak, tidur dengan Queen lebih membuatku nyaman dengan segala keegoisanku
yang mengutamakan hasrat yang tak terkendali, sehingga hal itu membuat aku
mengabaikan seorang
sahabat yang lebih lama aku kenal dari Queen, lebih lama aku
mengahabiskan suka duka di perantauan. Namun, Air Beras bisa memahami kondisi
ku bahwa aku tak bisa selalu ada waktu bersamanya karena sebukanku bekerja,
tapi dia tidak pernah tahu kalau selama ini aku nginapnya di rumah Queen, yang
dia tahu aku cuma makan dan tidurnya di tempat kerja di rumah CC. Karena selama
ini setiap aku tidak pulang aku selalu beralasan banyak kerjaan sehingga harus
lembur, tapi kebiasaan tidak pulang dalam jangka waktu yang lama membuat Air
Beras resah dan akhirnya pagi itu dia mengirimkan pesan agar aku pulang karena
ada hal yang ingin dia bicarakan. Aku mulai was-was dengan pesan tersebut.
Tidak biasanya Air Beras mengirim pesan seperti itu, bahkan Queen pun sempat
curiga, pesan itu dikarenakan aku tidak pernah pulang. Sesampainya aku di
rumah, aku langsung menanyakan hal yang ingin dibicarakan oleh Air Beras. Dan
memang benar kecurigaanku, Air Beras telah mempermasalahkan aku yang tak pernah
pulang, aku yang sudah tak punya waktu bersamanya, saat itu, aku benar-benar
merasa bersalah, dengan melihat air mata itu tumpah yang aku tahu sudah terlalu
lama Air Beras memendamnya, hanya saja keegoisanku yang mementingkan perasaanku
sendiri, sehingga aku telah mengabaikan perasaan seorang sahabat. Air Beras
bahkan mengungkapkan rasa sepi yang dia rasakan sampai-sampai dia pun
bertanya-tanya dalam hatinya tentang kesibukanku, sangking ingin tahunya,
ternyata diam-diam Air Beras mengecek suasana malam disepanjang jalan dari
tempatku bekerja sampai ke rumah. Karena terkadang alasanku tidak pulang karena
takut dengan suasana jalanyang mulai sepi. Dan setelah Air Beras mengeceknya,
memang sepi tapi bukan berarti tidak aman sehingga Air Beras merasa alasanku
tidaklah masuk
akal, apalagi aku bukan tipe orang yang penakut dengan
suasana malam. Iya aku akui, aku salah, semua alasanku itu tidak bisa
kupertanggungjawabkan. Masalahnya ada pada diriku sendiri, hanya saja aku tidak
bisa mengatakannya pada Air Beras. Pagi itu, dengan memeluknya, aku berjanji
pada Air Beras tidak akan membuatnya kesepian lagi dan aku berjanji akan
memperbaiki kesalahan yang kuperbuat. Aku akan mengatur waktu ku agar bisa
bersama Air Beras.
Demi
sebuah janji, sehari dua hari aku masih menepatinya dengan pulang kerumah
bahkan untuk makan siang pun aku sempatkan pulang untuk pulang dan setiap sore
aku mengajak Air Beras pergi jalan seperti kebiasaan kita dulu, dan disetiap
malam minggu kita selalu sempatkan nongkrong di kafe. Aku menepati janji itu
seperti yang diinginkan Air Beras. Namun tidak berlangsung lama, di satu sisi
aku ingin menempati janjiku dan membuat sahabtku tidak kecewa lagi tapi di sisi
lain aku juga merindukan Queen, semenjak aku menghabiskan waktu bersama Air
Beras, aku jadi kepikiran terus ma Queen. Rasanya pengen kita bisa barengan,
jadi ketika aku bersama Air Beras aku tak perlu merindukan Queen, begitu pula
sebaliknya ketika aku bersama Queen tak perlu memikirkan Air Beras karena takut
mengecewakan lagi. Tapi kenyataannya Air Beras dan Queen sepertinya tidak bisa
diajak barengan, aku tidak tahu kenapa seperti itu. Kadang aku ajak Air Beras
main ke rumah Queen, tapi selalu saja Air Beras menolak dengan berbagai macam
alasan, dan ketika aku bersama Air Beras kadang aku juga mengajak Queen untuk
jalan bersama tapi Queen pun selalu menolak dengan alasan tak ingin mengganggu
kebersamaanku dengan Air Beras. Ada apasih dengan mereka. ? dengan seperti itu
aku jadi bingung
harus seperti apa aku bersikap dengan mereka, dua-duanya
adalah sahabat yang sama pentingnya dalam hidupku.
Selama
di Ambon, setiap saat aku memikirkan Queen. Queen sedang apa, dengan siapa, dan
di mana. Hal itu selalu saja mengintai pikiranku, bahkan di sela-sela waktu
kegiatan aku selalu menyempatkan diri untuk melakukan video call bersama Queen,
hanya ingin tahu dia lagi ngapain sekaligus mengobati rasa rinduku padanya. Setiap
hari dengan padatnya jadwal kegiatan membuat aku jadi cepat bosan dan ingin
cepat-cepat pulang, walaupun sesekali aku pergi jalan menikamati
keramaian kota tapi tetap aja rasanya tuh sepi, bawaannya
cuma mau pulang aja. Hingga ada pemeritahuan bahwa jadwal akan dipercepat,
senangnya aku sampai-sampai aku bergegas menemui pihak panitia untuk memesankan
tiket di waktu tercepat. Tentunya aku langsung mengabari Queen, kalau aku akan
segera pulang lebih cepat dari jadwal. Tapi tak disangka ketika hari dimana
esok aku akan pulang, Queen malah mengatakan padaku kalau dia akan berangkat ke
Pulau bersama temannya yang kebetulan beberapa hari yang lalu singgah dan
numpang nginap di rumah Queen. Saat itu, aku benar-benar marah karena Queen pun
mengabariku pada saat dia sudah berada di atas kapal, itu pun karena aku yang
menelponnya. Sebenarnya ada rasa tidak percaya juga sih karena aku sempat
melihat perckapan Queen dengan salah seorang abk kapal yang kebetulan dia
adalah suami temanku juga, dalam percakapan itu, Queen hanya memesan tiket
untuk satu dewasa dan dua anak. Namun karena CC meyakinkanku pada saat itu
karena dia pun ikut mengantar Queen ke pelabuhan, jadinya aku percaya, toh CC
yang aku kenal tak pernah berbohong, dia kan orangnya takut dosa. Akhirnya aku
percaya begitu saja, tapi…. itu hanya sesaat. Queen pasti tidak pernah mengira
bahwa selama ini aku bisa melacak keberadaannya tanpa harus membuat HP nya
berdering. Untuk memastikan apakah Queen benar-benar berangkat atau tidak, aku
diam-diam melacak HP nya dan ternyata malam itu, posisinya masih di Tual, tidak
kemana-mana… mmmmhhhhhh, rupanya Queen ingin mengerjaiku saja. Ok lah, aku
ladeni. Mari kita lanjutkan drama ini, aku ingin tahu seberapa pintar Queen
mengerjaiku. Agar kelihatannya tampak marah aku sengaja tidak menghubungi Queen
sampai aku pulang ke Tual, aku hanya meminta CC untuk menjemputku, tapi aku
yakin Queen pasti akan ikut bersama CC, liat aja nanti. Alhamdulillah sore itu
aku tiba di Tual dengan selamat, hal pertama yang aku lakukan ketika
mengaktifkan HP adalah dengan melacak keberadaan Queen. dan lihatlah.
Betapa
senangnya aku turun dari pesawat dengan terus memandangi HP ini. Aku rasanya
tidak tahu harus bersikap seperti apa nantinya agar Queen merasa berhasil
mengerjaiku. Saat aku masuk di tempat pengambilan barang terlihat dari jauh CC
mengintip dari kaca pintu keluar, aku yakin Queen pun ada disebelahnya sehingga
aku tidak berani melihat kearah pintu keluar, aku ingin rencana mereka berjalan
sesuai harapannya. Perasaanku saat itu seperti tak ingin keluar, karena takutnya
aku tak bisa terlihat berpura-pura tak tahu di hadapan mereka. Dan setelah
semua barang aku dapat, aku keluar dengan berusaha bersikap biasa saja. Dari
kejauhan CC Nampak sendiri, aku bahkan sengaja nanya ke CC “sendiri?”, itu
karena aku ingin melihat raut kebohongan CC yang orangnya jarang berbohong
seperti apa. Yah, cukup berhasil juga aktingnya. Sambil berjalan menuju arah
mobil, aku bertanya-tanya dalam hati, kira-kira Queen sembunyi dimana ya, agar
sedikit mengacaukan rencananya aku memutuskan untuk menunggu di depan saja dan
meminta CC untuk membawa mobilnya dari parkiran, karena pikiranku mungkin Queen
sedang menunggu di dalam mobil. Tapi Lucunya, saat aku menunggu CC di depan
terlihat dari layar HP ku yang sedang mati ada bayangan seseorang dibelakangku
sedang mengendap-ngendap dari kejauhan, rasanya ingin sekali berbalik dan
memeluknya, tapi janganlah, nanti kesannya dia tidak berhasil, sehingga aku
membiarkannya melanjutkan permainannya sesuai yang direncanakannya, agar aku
tidak berdiam saja, aku bergegas memasukkan koper kedalam mobil dan
berpura-pura masuk ke mobil tanpa menoleh sedikit pun. Lalu kemudian dari
belakang Queen menyusul masuk ke mobil sambil tertawa. Aku pun harus
berpura-pura kaget agar mereka puas dengan permainan mereka yang membuatku tak
bisa berhenti tertawa dalam hati.Tak ada rasa kesal sedikitpun kapada mereka
karena sudah mengerjaiku, justru aku merasa bahagia sudah bisa membuat mereka senang
melakukan hal yang mereka inginkan, sekalipun itu terlihat aku yang ditertawakan.
Bagiku dengan melihat Queen puas dan senang dengan apa yang dia lakukan, aku
rela jadi bahan tertawaannya.
Aku
rasa menyingkirkan orang itu agak lebih sulit karena Queen tetap ingin menjalin
komunikasi yang baik dengan orang, selama mereka masih berkomunikasi besar
harapan mereka bisa bersama dong. Saat aku sedang asik nonton youtobe di
kantor, tidak sengaja sharcing video-vidio motivasi di youtobe, disitu aku
dengar sebuah pencerahan bahwa, untuk bisa membuat seseorang yakin dengan apa
yang kita ucapkan adalah dengan mengatakan padanya pada saat otaknya lagi fres,
dengan kata lain ucapkan kata-kata itu disaat dia baru bangun tidur, karena
pada saat itu, otaknya masih belum bekerja untuk memikirkan hal lain. Dengan
termotivasi dari video tersebut, aku jadi punya ide buat
cuci otak Queen tentang laki-laki itu. Keesokan harinya pagi-pagi aku terbangun
dan mulai mengganggu Queen seperti pagi-pagi sebelumnya pasti sebelum bangun
aku selalu mengganggu Queen dulu ditempat tidur. Tapi kali ini agak berbeda,
kalau biasanya aku mengganggu Queen dengan iseng-iseng aja kali ini aku fokus
mengobrak abrik logika Queententang kehidupan terutama tentang kesalahannya
dalam menetapkan pilihan hatinya. Hanya saja semua kata yang aku ungkapkan pada
saat itu, kurangkai seindah mungkin sehingga Queen hanya bisa berkata dalam
hatinya “iya benar juga ya”. Banyak hal yang aku jadikan perumpamaan dan
pertimbangan kenapa Queen harus menolak niat baik laki-laki tersebut. Jangankan
Queen adiknya aja yang ikut mendengarkan ikut terpengaruh dengan kata-kata ku. Dan
Alhamdulillah tak sia-sia panjang kali lebar aku berkata-kata, pada hari itu
juga Queen mengirimkan pesan masseger pada laki-laki itu bahwa dia tidak bisa
lagi melanjutkan hubungannya dengan alasan orang tua tidak menyetujui. Sejak
saat itu aku merasa sangat bahagia dan puas telah berhasil menyingkirkan
orang-orang yang tak pantas menurutku buat Queen.
Terkadang aku juga sering bingung
dengan apa yang terjadi pada diriku sendiri, seakan-akan aku jalani hidup ini
dengan penuh emosional, segala sesuatu yang membuatku kecewa entah itu masalah pekerjaan, keluarga, masalah hati, maupun hubungan
dengan para sahabat. Semua itu tak bisa aku terima baik sebagai tadkirku. Aku
bahkan melampiaskan amarah itu pada Allah atas ketentuannya. Bagaimana tidak,
semua yang aku harapkan hanyalah sebatas kekecewaan semata yang aku dapatkan.
Yah itu mungkin bisa sebanding dengan perbuatanku sendiri yang kadang lupa
bahkan melanggar perinta-NYA, tapi tidakkah satu hal dari beberapa hal
permasalahan hidup ku yang bisa aku capai sesuai dengan keinginanku? Pekerjaan; kurang lebih 8 tahun aku
pertaruhkan diriku mengadu nasib di kota ini semata-mata demi mewujudkan
keinginan orang tua agar aku bisa jadi pegawai negeri, tapi apa yang terjadi 3
kali aku gagal tes, jika 8 tahun ini aku menjalani hidupku sesuai keinginanku
tanpa harus mengejar menjadi pegawai negeri, mungkin banyak hal yang aku
perbuat, tak perlu harus berada di kota ini. Tapi sebaik apa pun pekerjaanku,
sebanyak apapun penghasilanku, tak pernah bernilai di manta orang tuaku, selalu
dibandingkan dengan kakak yang sudah jadi pegawai negeri dan hal itu membuatku
muak dan benci dengan situasi seperti ini, ditambah aku tak lagi bekerja di
pemerintahan dan pekerjaanku saat ini pun gajinya sangat kecil jangankan buat
bayar hutang, buat biaya hidup aja tak cukup, harus bagaimana lagi aku bertahan
hidup, masalah ini membuatku nyaris putus asa. Kadang rasanya pengen kabur aja,
pergi jauh tanpa ada yang tahu, tapi bagaimana jika nantinya terjadi sesuatu
pada orang tuaku, aku hanya tak ingin menyesal.
Keluarga; pernah ngak sih
merasakan diasingkan oleh kerabat sendiri di kota terasing tanpa ada yang bisa
diandalkan selain diri sendiri? Itulah aku sekarang, hingga saat ini aku sering
bertanya pada hatiku sendiri, sebenarnya apa yang harus aku capai di sini,
sampai-sampai aku rela membiarkan diriku hidup dalam kepura-puraan, berpura-pura
bahagia, sok tegar, sok tak membutuhkan family padahal makan sendiri aja tak
sanggup. Setiap saat moment makan bersama keluarga hanya menjadi angan-angan,
bahkan aku sendiri sudah lupa kapan terakhir aku makan bersama keluarga. Aku tidak
tahu apa yang membuat kakak ku setega ini, membiarkan aku
hidup sebatangkara padahal dia sendiri yang membawaku ke kota ini dengan
harapan agar aku bisa hidup lebih layak, katanya di kota ini semua harapan
orang tuaku bisa aku capai, tapi nyatanya saat aku tak bisa mencapai harapan
itu, tak seorang pun peduli lagi dengan hidupku. Tak seorang pun dari mereka
mengatakan “ya sudahlah, jika tidak bisa dicapai tidak apa-apa, lakukanlah yang
bisa kamu capai”. Tapi malah mereka
memintaku untuk tetap berusaha, berusaha sesuai dengan keinginan mereka tanpa
tanya apa sebenarnya yang aku inginkan. Namun, dengan sakit yang aku derita
saat ini membuatku untuk tidak memikirkan hal itu lagi, bagiku jika apa yang
aku inginkan tidak bisa aku capai, setidaknya aku bisa mencapai keinginan
orang-orang yang aku sayangi. Aku mencoba untuk ikhlas dengan kondisiku saat
ini, meskipun aku harus menanggungnya
sendiri.Seperti di film-film tuh…hehehehe..Masalah
Hati (Percintaan); jika
berbicara masalah percintaanku, pasti panjangnya bakal yang baca jadi bosan,
aku hanya menekankan pada diriku bahwa apa yang membuat hatiku sakit sampai
sekarang bukanlah yang terbaik buatku. Meskipun Aku bukanlah perempuan
beruntung seperti kebanyakan orang, tapi aku yakini bahwa janji Allah itu
pasti, jika tidak kutemukan di dunia mungkin di akhirat. Sok tegar ya
kedengarannya, tapi harus ngomong apa lagi, aku bukanlah tipe orang yang selalu
membandingkan kehidupanku dengan orang lain, walaupun kadang menggerutu juga
sih. Kok gini-gini amat ya hidupku, kok aku tak seberuntung teman-temanku yang
lain, sedih juga rasanya kalau liat teman-teman yang udah pada menikah apalagi
yang udah punya anak, aku yang masih asik upload foto bersama teman, eh taman-teman
yang lain dah pada upload foto anak, pembahasan mereka pun kadang buat aku tak
bisa koment banyak kalau udah mengarah ke masalah keluarga.tapi ketika aku
nonton berbagai macam fenomena di media sosial, sepertinya lebih banyak kok
yang hidupnya lebih menyedihkan dibanding kehidupanku. Hal yang kadang yang
membuatku kuat dalam menghadapi hidupku seperti ini palingan cuma sesekali liat
kehidupan orang-orang susah di sosmed, atau nonton film yang ceritanya tentang
orang yang hidupnya tidak lama lagi tapi masih tetap happy di hari-harinya,
atau nonton video-vidio motivator
seperti Marry Riana, dengar ceramahnya Hanan Ataki dsb.
Pokoknya yang bikin aku bisa semangatlah, karena hanya aku sendiri yang bisa
melakukan hal itu untuk diriku sendiri.Sahabat; wah untuk bahas masalah
yang terakhir ini, sepertinya agak kompleks pembahasannya, kerana sahabat
melibatkan semua hal dalam hidupku, karena sahabat aku bisa merasakan keluarga
KW an, karena sahabat masalah karier terbantu, dan kadang pula sahabat bisa
jadi pacar. Sahabat yang aku miliki tidak banyak, tapi mereka mampu melengkapi
segala hal yang kurang dalam hidupku. Khususnya Queen, selama aku mengenalnya,
dia selalu membuatku takut, takut kehilangan. Semua yang Queen lakukan,
perhatiannya, dan kebaikannya, membuatku bergantung hingga jadi kebiasaan.
Semua hal tentang diriku Queen tahu, bahkan sampai masalah terburuk sekalipun
yang tak teman lain tidak tahu, Queen yang tahu segalanya. Hanya satu yang
Queen tidak tahu, ketika dia merasa telah berhasil mengerjaiku sewaktu berada
di Ambon, tapi ketika dia sudah baca sampai di halaman ini, itu berarti aku tak
punya rahasia apapun lagi, buktinya dia lagi senyum-senyum sekarang nih sambil
baca bukunya. Iya kan??? Ngaku loh….hehehehe….
………………………………
Rahasia
terbesar yang aku punya saat ini sebenarnya tentang sakit yang aku derita,
walaupun Queen tahu itu, cukup dia tahu dari batas sakit saja, entah sakit itu seperti apa Queen tidak perlu tahu
karena aku hanya tidak ingin melihatnya terus mengasihaniku. Aku ingin dia
tetap mengenalku sebagai sahabatnya yang super kuat dan keras kepala. Queen
tahu tentang masalah ini pun karena aku tak mampu menyembunyikannya dengan
baik, kecurigaan Queen membuatku harus mengatakannya. Jika dipikir-pikir
rasanya
tidak mungkin hal seperti ini terdaji dalam hidupku,
yah….bahkan aku pun dari awal sampai sekarang, masih bertanya-tanya dalam hati,
kok bisa aku seperti ini. Segala kemungkinan itu selalu kujadikan tidak mungkin
dalam pikiran agar aku bisa kuat menghadapinya. Namun, suatu ketika aku
mendapat kabar tentang salah seorang teman kantor yang meninggal karena sakit,
dari situlah pikiran ku goyah. Bagaimana tidak, ketika aku hadir di pemakaman
tersebut, semua teman memberiku kabar yang sangat-sangat membuatku tidak
nyaman, dimana kematian tamanku itu aka nada kaitannya dengan diriku nanti. Aku
yang mendengar hal itu, rasa lucu tapi seram juga, saat itu di depan Queen aku
hadapi semua perkataan orang-orang terhadapku dengan senyuman, seolah-olah aku
tak terganggu dengan hal itu, tapi dalam hati penuh dengan ketakutan, penuh
dengan tanda tanya. Aku kacau pada saat itu, dan kulampias ke kacauanku itu
lagi dengan minum alkohol. Rasa-rasanya ingin mati secepatnya tanpa harus
menghadapi ketakutan yang berlebihan. Karena tak ingin Queen melihat ke
kacauanku itu, aku memutuskan untuk nginap di rumahku saja karena kebetulan Air
Beras sedang di rumah, tapi apa terjadi, malam itu tiba-tiba perutku sakit
lagi, mungkin dikarenakan alkohol, tapi untung saja ada Air Beras yang
membantuku sampai aku bisa tertidur. Rasa sakit yang kurasakan saat itu tidak
sebanding dengan rasa sakit hati atas takdir yang Allah tetapkan padaku.
Bagaimana bisa aku meninggalkan mereka, aku tidak bisa membayangkan hal itu
terjadi dan tak ingin memikirkannya dulu.
Nah,
tahap awal untuk memberitahu orang tua masing-masing sudah selesai. Saatnya ke
tahap berikutnya, kita berbicara masalah lamaran.
Setelah
beberapa hari berlalu, akhirnya sepupuku memberi kabar bahwasanya dia sementara
sibuk mengurus berkas perijinannya dalam waktu dekat berkasnya akan di kirim ke
kampong halaman Queen. Mendengar hal itu, aku senang sekali ternyata sepupuku
bisa dipercaya dengan janji yang sudah dia ucapkan, bahwa apa yang sudah dia
katakan akan dia pertanggungjawabkan bagaimanapun keadaannya dan takkan
membuatku kecewa.
Setelah
berkas itu di kirim ke kampong halaman Queen, proses lamaranpun mulai dibahas,
terutama tentang “Uang Panai”. Dari awal sepupuku pernah berpesan bahwa tugasku
untuk comblangi mereka selesai sampai di sini dan dia ingin mengurusnya sendiri
sampai selesai, tapi ketika aku lihat keadaan sepertinya tidak akan menemui
solusi kalau aku tidak ikut campur lagi. Masalahnya sepupuku orangnya tidak mau
banyak neko-nekonya tapi keluarga Queen masih menganut budaya-budaya local yang
aku yakin sepupuku tidak akan bisa terima. Kalau kondisinya seperti itu, bakal
terancam gagal, ditambah keluargaku juga menyerahkan keputusan seutuhnya pada
sepupuku. Akhirnya tanpa sepengetahuan sepupuku, aku ikut campur dalam proses
lamaran tersebut. Berhubung orang tua sepupuku sudah percaya
padaku untuk menurus semuanya, karena merekapun merasa ragu kalau lamaran ini
diurus sendiri olah sepupuku. Berawal dari “Uang Panai”. Segala permasalahan di
mulai.
Awalnya
aku piker enteng-enteng aja, soalnya mendengar pembicaraan Queen dengan orang
tuanya tidaklah ribet dan orng tuanya pun bisa mengerti dan memahami segala
keterbatasan keluargaku, termasuk uang panai yang sudah disepakati, dengan
catatan kedua belah pihak sudah menyetujui jumlah nominal uang panai tersebut.
Tapi keesokan harinya, Queen menghubungi kakak tertuanya untuk membicarakan hal
tersebut dan ternyata kakak Queen keberatan dengan jumlah nominal yang dia rasa
masih kurang. Lalu kemudian, kakak Queen memberitahu alasan sampai dia
keberatan, itu karena adanya adat istiadat dikampung yang harus dijalankan, mau
tidak mau suka tidak suka karena itu sudah menjadi bagian dari tradisi dari
daerah mereka. Aku juga tidak tahu seperti apa prosesi tradisi adat istiadat
yang dimaksud yang jelas, kakak Queen menolak dengan keras jumlah uang panai
yang telah disepakati sebelumnya. Keadaan seperti ini tak mungkin aku
komunikasikan dengan sepupuku, toh dia sudah sangat-sangat pusing dengan urusn
pengurusan nikahnya di Bogor, kalau aku kasitau dia tentang hambatan ini so
pasti dia langsung membatalkan pernikahan ini karena dia pernah bilang padaku
bahwa dia ingin memilih calon pendamping yang bisa memahami keadaannya dan tak
memiliki keluarga yang ribet dengan tradisi. Akhirnya aku mencoba untuk bicara
dengan dengan orang tua sepupuku saja, karena orang tua dikampung masih
menerima yang namanya tradisi dalam pernikahan. Tapi mendengar keluarga
dikampung juga mengeluh dengan keterbatasan biaya karena berhubung adik sepupuku
juga akan menikah, rasanya tak menemui hasil. Queen juga sudah stress dengan
perkataan kakaknya, aku juga bingung dengan keadaan seperti ini. Aku harus
bagaimana, haruskah aku yang menutupi kekurangan itu? Sementara tabunganku pun
sepertinya tidak mencukupi.
Malam
itu aku mencoba untuk bicara dengan Queen, agar dia menghubungi kakaknya dan
berusaha menjelaskan, siapa tahu kakaknya bisa memahami. Mendengar Queen bicara
dengan kakaknnya dengan nada yang sudah tidak mengenakkan, dan jelas terlihat
kekecewaan diraut muka Queen. aku jadi berfikir, aku tak mungkin membiarkan hal
yang tidak diinginkan terjadi, aku yang memulai masalah ini maka aku pula yang
harus menyelesaikannya. Aku tak mungkin membuat Queen dan keluarganya kecewa
lagi. Akhirnya tanpa piker panjang, aku menyuruh Queen mengiyakan permintaan
kakaknya dan bicara langsung dengan kakaknya sambil meminta penjelasan tentang
detailnya tradisi adat yang harus dijalankan itu. Setelah obrolan dengan kakak
Queen selesai, aku lihat raut muka Queen kembali
pulih yang tadinya dipenuhi beban dan kecemasan sekarang
jadi tersenyum kembali, yah Alhamdulillah aku bisa jadi pahlawannya lagi
sembari menemaninya tersenyum dan tertawa karena sudah melalui situasi yang
menegangkan, tapi dalam hatiku jadi kusam tak karuan. Aku ambil kekurangannya
darimana, sementara tabunganku saja tidak cukup, itu pun tabungan buat
pengobatanku nanti ketika sewaktu-waktu dibutuhkan. Tapi mau bagaimana lagi, Orang
tua sepupuku juga pasti bakal marah kalau tahu aku sudah mengiyakan permintaan
keluarga Queen. Sehari semalam pikiranku tak tenang, tidur pun tak nyenyak
memikirkan kekurangan uang panainya. Queen sih enak, tidur dah nyenyak karena
berfikir masalahnya sudah bisa teratasi, lah aku cuma bisa liatin muka Queen
yang tidur pulas. Tapi kalau semakin lama pandangi muka Queen yang lagi nyenyak
tidur sih rasanya tuh jadi adem, meskipun aku sendiri tak bisa tidur setidaknya
membuat Queen tertidur pulas cukup membuatku senang. Karena aku yakin, Queen
tak sanggup melewati masalah ini. Dia tidak cukup kuat dengan suatu masalah
yang berlarut-larut. Makanya aku mengambil alternatif biar aku aja yang pusing
sendiri.
Sore
itu, aku mencoba menghubungi semua teman yang baik hati menurutku, mencoba
untuk meminta pinjaman untuk menutupi mencukupi tabunganku yang masih kurang.
Dan memang situasinya lagi sulit, semua temanku rata-rata lagi kere juga, yah
aku maklumi sih, ini juga kan masih awal tahun, masa krisis-krisisnya semua
orang. Berhari-hari aku pusing dengan kekurangan ini. Mencari pinjaman
kemana-mana pun tak kunjung dapat. Aku sudah kepikiran sih kalau nanti
mendekati hari lamaran dan kekurangannya tak kunjung aku dapatkan, mungkin
alternatif terakhir aku akan bon dulu di kantor. Hhhuuuuufffttttt,,,… hal ini
benar-benar buat aku frustasi, walaupun begitu, muka stresku tak boleh Queen
tahu jadi sebisa mungkin setiap hari ketika aku pulang kerja, muka stresku itu
aku simpan dulu di kantor. Bertingkah seolah-olah semua baik-baik saja. Aku
berusaha tenang dengan pikiran semraut, tapi untungnya saat itu Air Beras mau
membantuku, walapun sebenarnya aku berat minta tolong padanya karena hutangku
padanya masih banyak yang belum aku lunasi, tapi mau minta tolong pada sapa
lagi. Ketika aku curhat pada Queen tentang masalah ini, dia cukup prihatin,
walaupun hubungan kita saat ini sudah renggang, tapi dia juga tega liat aku
stress sendiri, dan akhirnya dengan menyisihkan sedikit tabungannya yang aku
tahu juga sudah menipis, Air Beras membantuku mencukupkan kekurangan tabunganku
untuk menutupi tambahan uang panai Queen. Yah, Alhamdulillah masalah pertama
terselesaikan.
Kemudian
masalah berikutnya datang ketika pembicaraan lamaran ini berlanjut pada mahar.
Salah aku juga sih, tidak memperjelas mahar ini pada keluargaku sehingga ketika
ini
dibahas diungkitlah kembali kejelasannya yang pihak
keluargaku mengira semuanya sudah ada di Uang Panai itu termasuk mahar, padahal
dari pihak keluarga Queen mahar belum termasuk. Ya ampuuuunnnn,,,… aku kembali
pusing dengan masalah ini. Bagaimana tidak, kalau aku lagi yang harus menutupi
mahar itu, aku harus ambil di mana lagi. Berbagai macam cara aku lakukan agar
kali ini bukan aku lagi yang menutupi. Tapi tidak mungkin juga Queen sendiri
yang menutupi mahar tersebut, toh setelah aku konsultasi dengan orang tuaku
sendiri di kampong tentang mahar itu ternyata sebuah mahar lebih sacral
maknanya ketimbang uang panai, karena itu adalah pemberian seorang calon mertua
kepada calon menantu sebagai bentuk penghargaan. Sehingga sangat tidak mungkin
jika harus Queen sendiri yang menyediakan mahar itu. Berkali-kali aku memohon
pada orang tua sepupuku untuk menanggung mahar itu dengan memberikan sebidang
tanah tapi toh orang tua sepupuku tetap tidak mau, dengan alasan mahar sebidang
tanah bisa mempersulit karena surat tanahnya pun sedang digadai. Wah ribet deh
urusannya kalau begini. Sepertinya aku lagi yang bakal berkorban, soalnya kedua
belah pihak sama-sama tak ada yang bisa memahami keadaan, tak mungkin juga aku
jujur dengan keluarga Queen tentang keadaan sebenarnya. Keadaan dimana pihak
keluargaku cuma ingin melihat anaknya menikah tanpa tau seperti apa pendamping
yang dipilih anaknya jadi bisa saja pilihan itu bisa
berubah kapan saja, toh sepupuku juga aku yakin ketika
dipetemukan dengan masalah seribet ini, bisa saja dia batalkan. Keadaan yang
seperti bom waktu, sedikit salah melangkah bisa gagal total buat aku tak
tenang. Setiap saat aku memikirkan hal ini, entah di kantor, ata sedang di
jalan, hanya masalah ini yang terngiang-ngiang di kepala. Bahkan ketika malam
pun saat aku ingin tidur, masalah ini selalu saja jadi beban yang kadang kerap
kali membangunkan ku di tengah malam. Makanya setiap kali aku terbangun dari
tidur dan tidak bisa tidur kembali karena beban itu, aku sering sekali
melakukan kebiasaan burukku pada Queen. Stres dengan beban pikiran kadang
membuatku kehilangan akal sehat. Hampir setiap malam, kelakuan itu aku perbuat
pada Queen. karena dengan begitu, aku bisa terlepas sejenak dari beban pikiran
ketika sudah bisa tertidur pulas setelah melakukannya.
Hari
demi hari aku semakin parah. Aku seperti mengonsumsi narkoba yang semakin hari
semakin ketagihan hingga ketika tak melakukannya seperti orang sakau, rasanya
seperti orang gila yang sering marah-marah tak jelas. Tadinya ku fikir ketika
sepupuku memilih Queen, aku bisa dengan mudah mengikhlaskan Queen, tapi ketika
waktu lamaran semakin dekat entah kenapa hatiku malah semakin tidak rela
kehilangan Queen. perasaanku semakin sayang ma Queen dan semakin kehilangan
akal sehat. Dan dengan bodohnya aku membiarkan perasaanku
itu tumbuh dan semakin berkembang yang akhirnya rasa cemburu
tak jelas pun jadi kebiasaan buruk, sekalipun itu Queen dihubungi oleh sepupuku
sendiri. Kalau dulu aku yang selalu maksa Queen untuk mengangkat tlp atau membalas
chat setiap sepupuku menghubunginya. Tapi kok sekarang jadi risih apalagi kalau
sepupuku nelponnya sering tengah malam, udah aku susah tidurnya malah Queen
sibuk nelpon ma sepupuku. Rasanya tuh pengen banting HP nya deh. Enak benner
mereka, aku yang pusing setengah mati memikirkan proses pernikahannya supaya
lancar, eh malah mereka sibuk telpon-telponan bikin aku ngak bisa tidur.
apalagi masalah mahar ini kan belum selesai. Permasalahan mahar ini sangatlah
menyita banyak waktu, berulangkali aku membicarakan ini pada keluargaku tapi
tak juga menemukan solusinya. Bahkan sampai aku meminta bantuan pada orang
tuaku agar membujuk orang tua sepupuku agar mereka maumenanggung mahar
tersebut. Tapi bukannya menemui titik temu, malah orang tuaku jadi kecewa setelah
bertemu dengan orang tua sepupuku. Orang tuaku kecewa karena pendapatnya tak
bisa dijadikan solusi. Melihat keadaanya seperti ini, aku rasa aku tak bisa
menyembunyikan rahasia pada keluargaku bahwa biaya tambahan untuk uang panainya
itu bukan Queen yang mencukupkan tapi itu dariku, agar orang tua sepupuku juga
tidak berharap banyak padaku. Dengan penuh polemik dikeluarga dengan masalah
ini, setiap hari aku harus
mendengar kesedihan dari keluargaku karena begitu ribetnya
permsalahan yang terjadi. Aku pun jadi malu pada Queen terutama pada
keluarganya karena keluargaku tak bisa memberikan etikat baik sebagaimana
mestinya. Setiap kali aku melihat raut muka Queen yang mungkin sedikit kecewa
dengan masalah mahar ini karena pihak keluargaku belum bisa memberikan
penghargaan spesial padanya, dalam hati selalu berkata “jika saat ini keluargaku belum bisa menggapmu spesial, sabarlah….. aku
akan membuatmu layak jadi menantu istimewa di keluargaku, hanya saja aku butuh
waktu. I’m Promise”.
Malam
itu, setelah aku berani jujur dengan fakta tambahan uang panainya, akhirnya
orang tua sepupuku mau mengerti dan mau menanggung uang maharnya. Walaupun itu
hanya dihargai sebuah emas, untung saja keluarga Queen tidakkeberatan, padahal
harusnya menurut tradisi mahar itu minimal sebidang tanah.
Sekarang
segala permasalahan proses lamaran udah selesai dibicarakan, sisa menunggu hari
yang tepat untuk melangsungkan lamaran tersebut. Walaupun ada rasa legah karena
bisa ada ditengah-tengah masalah yang rumit ini dan aku mampu meredakan
kerumitannya, entah apa yang sedang aku pikirkan, ketika bisa tertawa bareng
dengan Queen, ada rasa sedih yang tak mampu aku redakan sendiri. Aku mampu
meredakan masalah apa pun untuk mereka tapi meredakan
perasaan sendiri tak mampu aku lakukan. Cepat atau lambat, tawa itu akan
berlalu dan Queen pun akan pergi. Sebuah kenyataan pahit yang aku ciptakan
sendiri. Lalu aku harus bagaimana, sementara aku harus melihat Queen bahagia
dengan masa depan yang baik. Tersenyum dalam kesedihan, bahagia dalam luka,
adalah situasi yang tak pernah Queen mengerti. Betapa berartinya Queen dalam
hidupku. Walaupun begitu, Queen tak pernah menganggapku sama seperti aku
menganggapnya. Aku tak pernah spesial di kehidupannya. Queen memperlakukan
semua temnnya sama tak ada yang berbeda. Awalnya aku keberatan dengan
pernyataan Queen bahwa aku hanya dianggapnya sebagai teman biasa sama seperti
teman yang lain. Tapi setelah aku melihat nada dering panggilanku di HP nya
berbeda dengan yang lain, dengan sendirinya aku memahami bahwa aku cukup
spesial dalam hidupnya, entah alasannya memberikan nada dering berbeda itu
supaya bisa tahu aku yang mengganggunya atau karena Queen cuma iseng aja, yang
jelas nada yang dipasangnya pun lagu yang pernah aku bilang padanya bahwa lagu
itu untuknya. Selain itu, Queen juga pernah memberiku hadiah ultah, walaupun
kadonya telat dikasih karena dipesan online. Aku tak menyangka Queen sampai
memberiku hadiah yang sangat aku idam-idamkan semasa kuliah dulu. Sebenarnya
aku memang pernah bilang padanya jauh sebelum
hari ultahku bahwa aku menginginkan Alat olahraga Muaythai,
tapi aku tidak menyangka Queen bisa mengingatnya, karena aku saja sudah lupa,
lagi pula alat olahraga itu pun cukup mahal, tapi Queen bisa memberikan itu
demi kesenanganku. Yah terharulah, mana mungkin aku sama dengan teman Queen
yang lain seperti Queen katakan, sementara apa yang aku inginkan
diperhatikannya juga, temannya yang lain mana mungkin diperlakukan hal yang
sama.
Suatu
ketika aku merasa kecewa banget, ketika sepupuku tak bisa mengajakku ke Bogor
nanti, saat aku chat dia dan memintanya agar bisa mengajakku ke Bogor menemani
Queen, tapi malah aku dibilang bakal ngerepotin dia. Mungkin dia pikir dengan
tujuanku ke sana hanya untuk jalan-jalan sehingga banyak pertimbangan yang
memungkinkan dia untuk tidak mengajakku. Sedih juga sih, so tabungan buat
liburan akhir tahunku sudah aku kuras buat memperlancar pernikahan mereka
karena aku fikir mungkin aku bisa mengganti liburan itu dengan ke Bogor. Tapi
yah, lagi dan lagi harus seperti lilin lagi, mengorbankan kebahagiaan diri
sendiri demi kebahagiaan orang lain. Tak ada yang patut disalahkan sih,
sepupuku tak tahu permsalahan sebenarnya seperti itu dan Queen pun tak bisa
berbuat banyak. Aku hanya kecewa saja. dari kekecewaan itu aku tak banyak
bicara lagi di chat, aku hanya memberikan emotion sedih pada sepupuku. beberapa
jam kemudian, sepupuku chat lagi dan minta
di telpon, mungkin dia merasa aku kecewa sehingga dia takut
juga aku ngambek makanya aku disuru menelponnya. walapun emang masih rasa
jengkel juga tapi aku harus tetap bersikap dewasa agar dia juga tidak terbebani
dengan hal-hal sepele seperti ini. Aku cuma tidak mau rencana pernikahan mereka
yang sudah aku rancang sebaik mungkin jadi terganggu hanya karena aku sedikit
egois dengan keinginanku yang tidak disukainya. Malam itu aku telpon dia,
mencoba mendengarkan ceramahnya seperti biasa, walaupun dia tidak tahu bahwa
hatiku sangat-sangat kecewa. Aku hanya mencoba menjadi baik-baik saja walaupun
tidak dalam keadaan baik.
dan
dengan kekecewaan itu aku malah melampiaskan pada Queen, Aku mencoba
menetralkan keegoisanku dengan mecoba mengajak Queen melakukannya lagi malam
itu tapi malah Queen menolakku, seberapa besar usahaku untuk menciumnya tapi
malah Queen memalingkan mukanya. Aku pun tidak bisa menerima sikap Queen
seperti itu, akhirnya aku memalingkan muka dan membelakangi Queen dengan penuh
rasa amarah. Aku tahu sikap ku seperti itu adalah salah besar tapi aku juga
tidak tahu kenapa aku seperti itu, kenapa aku tidak bisa mengontrol emosiku
yang selalu melampiaskannya pada sebuah hasrat untuk selalu melakukannya.
Hingga keesokan harinya pun aku tidak meresponnya, Queen buat sarapan dan
mengajakku sarapan tapi aku lebih memilih tidur dan tak memperdulikan ajakan
sarapan bareng. berkali-kaliQueen ke kamar untuk membangunkan ku tapi aku tidak
memperdulikannya, Aku tahu, pasti Queen bisa merasakannya sendiri kenapa aku
seperti itu. hanya saja dia pura-pura tidak tahu dan berusaha bersikap biasa
saja. tapi aku tetap tidak memperdulikannya sampai dia berangkat ke kantor dan
setelah aku bangun, tak ada orang terlihat hingga aku pulang tanpa pamit pada
siapa pun.
Setiba
di kantor, aku melihat wa Queen, tapi cuma sekedar liat aja tanpa membukanya,
yang jelas dia hanya mengingatkan ku untuk sarapan. Sebenarnya bertingkah
seperti ini sangatlah tidak mengenakkan, hari-hari ku dipenuhi dengan rasa
sedih dan pikiran pun kacau, tak ada pekerjaan yang selesai dengan baik karena
memikirkan masalah ini sepanjang hari, ingin baikan kembali tapi rasa gengsi
dan udah terlanjur marah, maunya sih Queen datang tapi aku tahu dia kalau sudah
bermasalah seperti ini, aku pasti didiamin dulu. Tapi sempat sih dia nelpon
pada saat makan siang, aku tahu dia pasti cuma mau tanya apa aku dah makan
siang atau belum, tapi karena berhubung dia nelpon pada saat aku makan, jadi
aku sengaja tidak mengangkatnya, sekalian ngasih pelajaran buat dia karena udah
buat aku kecewa. Karena telponnya tidak aku angkat dan wa nya tidak aku balas
akhirnya dia sms aku meminta maaf jika ada salah. Nah tu kan, udah mulai ada
permintaan maaf, itu artinya Queen merasa ada yang salah cuma dia berusaha
bersikap biasa-biasa saja seolah-olah tidak
terjadi sesuatu, nanti chat dan telponnya berkali-kali tidak
digubris baru deh dia minta maaf. Tapi aku tetap tidak menghiraukannya sampai
malam tiba aku memutuskan untuk tidak nginap di rumah Queen dan memilih pulang
kerumahku. Walaupun dengan rasa tidak nyaman harus tidur sendiri, aku mencoba
untuk membuat nyaman hidupku dengan beberapa kaleng minuman berharap masalah
ini tidak mengganggu tidur ku, dan saat aku tertidur beberapa menit tiba-tiba
hp ku berdering, aku fikir itu dari Queen ternyata Bos ku menelpon menanyakan
masalah email. tapi tidak lama kemudian, Queen pun menelpon, aku sempat
mengangkatnya, ingin sekali aku mengatakan padanya kalau aku baik-baik saja dan
tidak marah lagi, tapi sebelum aku bilang dia malah matikan telponnya. Aku
tahu, dia pasti cemas denganku karena harus menelpon tengah malam, makanya aku
baru membalas sms dia, agar dia berfikir bahwa aku masih menghiraukannya lalu
kemudian Queen membalas lagi sms yang aku kirim, namun karena aku tak bisa
menahan kantuk akibat pengaruh alkohol, sehingga aku mangabaikan balasan sms
Queen. Keesokan harinya, barulah aku membalas sms Queen, tapi dia sudah tidak
meresponnya. Siangnya, tiba-tiba Queen mengrim foto lewat wa, itu pun foto
berkas persiapan lamaran pernikahannya dengan sepupuku. Andaikan bukan karena
itu aku paling malas menghubungi Queen, tapi karena aku dah janji bakal bantu
dia sampai hari
pernikahannya berlangsung, sehingga rasa kecewaku padanya
harus dikesampingkan dulu. Aku merespon wa Queen dengan memintanya bertemu
untuk membahas masalah pernikahannya saat pulang kantor, Tapi apa yang terjadi,
tiba-tiba perutku mengalami kontraksi, aku rasa ini akibat dari minuman
semalam, sudah berapa kali aku diperingatkan oleh dokter tentang larangan
minuman itu tapi aku tak pernah punya cara lain untuk lari dari setiap
masalahku. Hanya minuman dan sex lah yang mampu membantuku setiap kali aku ada
masalah, meskipun Aku tahu, semua itu hanya bisa memberikan kenikmatan sesaat
untuk bisa lupa dengan segala permasalahanku, tapi hanya itu yang bisa ku
lakukan dan hanya itu yang ada di fikiranku saat menghadapi berbagai macam
masalah. berkali-kali aku diperingatkan oleh dokter dampak yang terjadi dan
jika hal it uterus menerus aku lakukan. namun seburuk apa pun itu, aku
anggap mungkin seperti itulah takdir ku, I'm Fine. Jika harus seperti itu,
hanya ada satu hal yang bisa aku lakukan, IKHLAS. ikhlas menerima seburuk apa
pun takdir itu.
Beberapa
jam kemudian aku memutuskan untuk pulang cepat karena aku tak bisa tahan lagi
dengan sakit perutku.Ingin rasanya menghubungi Queen untuk memberitahunya kalau
aku butuh dia saat ini tapi rasa ego yang terlalu tinggi sehingga jadinya
gengsi untuk menghubunginya. Aku hanya berfikir bagaimana caranya agar Queen
tahu kalau aku sedang sakit tanpa menghubunginya. Sehingga timbul ide untuk
menghubungi CC, karena aku yakin CC pasti bakal beritahu Queen, apalagi
sekarang CC berada di rumah Queen bersama teman-teman yang lain. Kemudian sesampainya
di rumah aku menghubungi CC dengan menanyakan jenis obat diare yang ada di
rumah seolah-olah aku sakit perutnya karena diare. Padahal aku tidak sedang
diare, sakit perut yang aku alami itu karena minuman keras semalam. Tak mungkin
juga kanaku katakan pada CC sakit perut yang tak ada alasannya. Sehingga aku
memutuskan untuk istrahat saja. Tapi, walapun begitu, mata pun tak bisa
terpejam menahan rasa sakit perut. Tak lama kemudian tiba-tiba Queen datang.
Alhamdulillah rasa sakitnya tuh jadi hilang separuh, dengan dia ada disampingku
aja aku yakin bakal sembuh, tapi aku masih mau buat sedikit pelajaran supaya
kapok bikin kessel.aku kerjain dikit dengan perpura-pura sangat kesakitan
walaupun emang benar sih masih sangat sakit. Tapi tak sesakit ketika Queen
tidak ada. Dengan melihat wajah Queen penuh kecemasan rasanya puas banget
ngerjain dia. Dengan sakit perut ini, aku malah bersyukur setidaknya bakal ada
alasan buatkita baikan tanpa harus aku yang mulai.ngeeeeekkk… Queen nanyain apa
aku dah makan atau belum dan saat aku ngasi tau kalau aku belum makan, dia
langsung pergi beli makanan dan memaksaku untuk makan. Tapi yah dasar aku nya
sok-sok tak berdaya dan menunda untuk tidak makan dulu. Dengan manunggu
keinginanku makan,
Queen malah berbaring disampingku. Berbaring dengan waktu
yang cukup lama padahal aku juga dah lapar sih, dalam hati aku bertanya-tanya, “Queen kok malah tidur sih, bukannya ngajak
ngomong kek atau maksa makan kek”. Tapi setelah terbangun, dia malah langsung
ke kamar mandi dan tanpa sengaja aku menyentuh bantal boneka yang tadi dipakai
Queen baring ternyata bantal tersebut basah, aku berfikir ternyata dari tadi
Queen tidak tidur tapi dia menyembunyikan tangisnya. Disitu aku sangatmerasa
bersalah Karena dah ngerjain dia, pasti Queen merasa kasihan banget liat aku
kesakitan. Dasar aku nya yang tidak dewasa dengan hal ini. Akhirnya ketika
Queen datang dari kamar mandi aku memutuskan untuk makan makanan yang udah dari
tadi pengen aku makan. Tentunya aku pura-pura tidak tahu kalau Queen udah
nangis. Sambil menyuapi aku makanan aku terus menatapnya dan mungkin dia merasa
matanya tak bisa berbohong akhirnya dia sendiri yang ngasi tau kalau dia sedih
liat aku seperti ini, lalu Tanya kembali kenapa harus sedih? Tanpa dijawabnya,
air matanya malah menetes lagi. Tak dijawab pun aku dah tahu begitu dalamnya
rasa sayangmu padaku. Tapi aku nya yang tak bisa mensyukuri itu semua.
Setelah
makan dan minum obat, kami ngobrol-ngobrol sembari membahas alasan aku ngambek
dan sesekali aku bercandain dia juga supaya dia bisa tersenyum dan ngak sedih
lagi. Tapi pembahasan kita malah mengarah ke sesi curhat-curhatan yang panjang
dan tanpa disadari hingga larut malam, dan setiap curhatan itu, baik Queen
maupun aku sendiri larut dalam kesedihan. Entah kenapa bawaannya jadi
melankolis, hanya persoalan sepupuku yang tak mengijinkan ku pergi ke Bogor
menemani Queen, aku malah ngambek tak karuan, tapi emang sih karena Queen
malamnya bikinkesel juga jadi tadinya ngak niat ngambek akhirnya jadi ngambek
deh. Sebenarnya aku pun tak memahami apa yang buat aku ngambek, karena jika
dipikir sih itu terlalu kekanak-kanakan, hanya saja perasaanku saat itu cuma
tak mau diperhadapkan kenyataan bahwa suatu saat nanti aku bakal kehilangan
seorang sahabat. Apa jadinya aku tanpa Queen, sedangkan hal terkecil pun dalam
hidupku pada saat ini selalu ada Queen terlibat. Bagaimana mungkin aku
menghabiskan waktu tanpa dia. Sedangkan bangunku di pagi hari hingga terlelap ku
di malam hari selalu bersamanya.
Pengurusan
sampai pada tingkat KAU akhirnya tiba saatnya. Meskipun pekerjaan di kantor
cukup menyibukkanku tapi aku tetap mensiasati waktu sebaik mungkin untuk
menemani Queen ke KUA untuk mengurus berkasnya. Ini kali kedua aku menemani
seorang teman mengurus masalah pernikahannya, berharap kali ketiganya aku
mengurus diriku sendiri. Aamiin,,,hehehehe….
Setelah
lama menunggu, akhirnya pendamping orang sakitnya datang, Queen bicara langsung
sembari menitip berkasnya untuk minta tolong, Alhamdulillah bisa dibantu dan
akhirnya kita pulang. Yah selesai lagi satu permasalahan Queen.
Dalam
perjalanan pulang, aku sempat berfikir, “kali ini berkas yang aku antar ke
bandara, tapi suatu saat ketika hari itu tiba, dimana masalah berkas beres dan
Queen harus berangkat, aku tak tahu seperti apa rasanya antar Queen ke bandara,
sanggup ngak ya liat dia pergi. Aku berharap semoga aku tak menjadi lemah
ketika hari itu tiba, tapi ya sudah lah, aku tak mau berandai-andai sekarang,
toh masih lama juga dan aku tak mau memikirkan hal itu, bikin sedih aja”.
Tadinya
ku fikir Cuma tandatangan doang. Ah mudah saja kan, tinggal corat coret aja.
Toh, aku juga sering melakukan hal itu waktu masih di kantor lama. Tapi setelah
aku coba dan aku baca secara seksama isi apa berkas yang aku tandatangani itu,
ternyata isinya begitu punya makna yang luar biasa. Kebayang ngak sih, mulai
surat yang isinya tentang persetujuan orang tua untuk menikahkan anaknya sampai
pada surat pernyataan lainnya di mana di situ di cantumkan nama Queen beserta
calon suami, nama orang tuanya dan calon mertua, semua itu aku yang
tandatangani. Meskipun pakai nama orang lain tetap aja, itu sebuah tanggung
jawab. Aku sendiri tak menyangka bisa sejauh itu campur tanganku. Lalu egois
kah aku jika aku katakan bahwa hatiku belum benar-benar ikhlas untuk melepas
Queen, padahal sekecil apapun sampai hal besar sekalipun, selalu ada campur
tangan ku dalam urusan pernikahan Queen. MasyaAllah,, semoga apa yang aku
lakukan saat ini adalah yang terbaik, lembar demi lembar aku tandatangani
sampai pada hatiku kacau memikirkan hal ini dan aku melakukan banyak kesalahan
dalam tandatangan. Aku tidak kuat menyelesaikannya hingga ada beberapa lembar
yang harus di print ulang, karena kesalahanku itu. Dan setelah aku print lagi
keesokan harinya, aku hanya membawanya pulng dan memberikannya pada Queen untuk
disimpan dulu, rasanya males banget tandatangan lagi.
Setelah
proses lamarannya selesai dan berjalan lancar. Queen hanya menunggu jadwal
panggilannya ke Bogor untuk mengikuti proses selanjutnya. Mengingat waktu
keberangkatan Queen beberapa minggu lagi, rasanya tak ingin memikirkan hal itu.
Aku hanya ingin banyak-banyak melakukan hal bersama Queen, tanpa ada waktu yang
terlewatkan. Bisa bersama Queen setiap saat, tak perlu harus pergi jalan, cukup
dia selalu ada buat aku tanpa membahas masalah pernikahannya sudah membuatku
senang. Setiap hari aku menganggap seolah-olah takkan ada pernikahan yang
terjadi, aku memanfaatkan waktu yang tersisa untuk lebih menyayangi Queen,
memperlakukan dia lebih special. Aku bisa merasakan kebahagiaan itu walaupun
sesaat. Demi memenuhi keinginanku itu, aku bahkan rela membiarkan Air Beras
tinggal sendiri di rumah. Demi kebahagiaanku sendiri, aku mengorbankan perasaan
seorang teman yang lain, yang aku tahu nantinya akan aku rasakan hal yang sama
seperti yang Air Beras rasakan saat ini. Tapi hal itu tidak ku pedulikan, aku
hanya memperkuat perasaanku yang suatu saat nanti akan rapuh oleh kesunyian. Toh
tak ada yang bisa memberiku bahagia itu. Kebahagiaan itu hanya bisa aku
ciptakan sendiri. Entah dengan cara yang salah aku tidak perduli, karena
sekalipun dengan cara yang benar, kesenangan itu tak bisa aku capai. Terkadang
aku selalu berfikir “kenapa ya tak ada
teman yang kutemui bisa jadi sepertiku, yang memikirkan tentang kebahagian
temannya. Yang rela berkorban demi melihat temannya bahagia.” Ah sudahlah,
kalau aku terus berfikir seperti itu, kesannya aku mengharapakan balasan dari
teman-teman yang pernah aku bahagiakan. Aku yakin kok suatu saat nanti, Allah
punya rencana yang jauh lebih baik untuk hidupku. ITU PASTI
Segala
sesuatu yang menyangkut keperluan keberangkatan Queen, aku turut membantu
bahkan sampai pada pemesanan tiketnya pun aku yang urus, termasuk membantunya
untuk bicara pada sepupuku agar tiketnya bisa dibayarkan oleh sepupuku. Setelah
ditentukan hari keberangkatannya, aku pun langsung memesankan tiketnya. Dengan
berat hati aku issued tiket tersebut dengan penuh rasa sedih bahwa ini adalah
bentuk yang nyata Queen akan pergi meninggalkanku, rasanya tak menyangka akan
secepat ini.
Sehari
sebelum Queen berangkat aku malah buat ulah. Aku berharapnya Queen ada di rumah
ketika aku pulang kerja karena berniatingin mengajaknya jalan-jalan, setidaknya
itu jalan-jalan yang terakhir sebelum dia berangkat ke Bogor, nyatanya saat aku
pulang kantor, dia tidak ada dan ketika aku menelponnya dia bilang ada dirumah
om nya, padahal kemarin kan aku dah pesan dia untuk tidak kemana-mana sore
nanti tapi Queen malah pergi, meskupun cuma kerumah omnya tapi kan perginya nda
ngomong dulu, jadinya aku tak perlu bela-belain cepat pulang. Karena kessel
Queen tidak ada di rumah jadinya aku pergi sendiri aja. Nongkrongsore itu
batal, jadinya aku pergi cek kirimanku saja di expedisi dan sepulang dari ambil
kiriman, aku kerumah Queen dan ternyata dia sudah ada dirumah tanpa hubungi
aku. Queen emang bilang akan pulang saat itu juga ketika aku telpon tapi kan
aku kira itu masih lama karena biasanya seperti itu. Sebenarnya sangat tidak
etis jika aku sampai marah-marah seperti ini, tapi mau bagaimana lagi dong, Queen
bikin kessel melulu. Aku tahu, harusnya aku tak perlu marah saat itu karena
Queen juga pergi ke rumah om nya untuk sekedar pamitan, tapi bisa nda Queen itu
pahami perasaanku sedikit. Cuma ingin dia selalu ada buat
aku di detik-detik terakhir dia akan meninggalkanku. Queen bisa ngerti ngak
sih, kalau saat itu ada orang yang tak sanggup ditinggal, seseorang yang
mencoba meredakan perasaannya sendiriagar tetap terlihat baik-baik saja
walaupun tidak dalam keadaan baik.
Sebaik
apa pun Queen mengatasi keadaan yang dia tahu tentang amarahku itu dengan
bersikap biasa saja, seolah-olah semua baik-baik saja walaupun aku tahu, Queen
pasti bisa merasakan hal itu dengan melihat raut muka ku yang tak seperti
biasanya. Tapi kan mengembalikan mood yang tadinya kessel banget menjadi baik
kembali itu butuh proses dan hal itu berproses sampai malam. Ditambah Queen
malah menyuruhku untuk menandatangani berkas yang belum sempat aku tandatangani
beberapa minggu yang lalu, sehingga aku punya senjata lagi buat Queen bisa
memohon-mohon untuk dibantu. Entah kenapa ya, aku tuh paling senang banget liat
Queen memohon-mohon minta tolong sama aku, lucu aja kelihatannya jadi yah bisa
buat hiburan tersendiri buat aku. Queen yang mencoba membujukku yang lagi sibuk
nonton dan memang pengen dibujuk Queen sih sebenarnya, mengaharap malah… tapi
dasar aku nya yang tidak dewasa, membiarkan Queen membujukku sampai dia lelah
sendiri dan lagi-lagi malam itu Queen malah nangis. Seperti biasa, senjata
ampuh Queen kalau udah putus asa membujuk pasti dikeluarkan senjata
pamungkasnya (air mata). Yah so pasti
aku luluh lagi, tapi karena saat itu film yang aku nonton emang lagi
seru-serunya makanya aku tidak memperdulikan Queen yang menyuruhku untuk
tandatangani berkasnya. Niatnya sih setelah filmnya selesai dulu baru
tandatangan tapi ketika Queen berdiam diri dan malah pergi aku fikir mungkin
Queen Cuma mau ke kamar mandi sehingga aku mengambil kesempatan buat
tandatangan berkas itu secepatnya berharap ketika Queen balik dari kamar mandi
dia akan senang melihat berkasnya sudah ditandatangani, tapi kok Queen betah
amat di kamar mandi, sehingga aku punya firasat ngak enak jadi aku menyudahi
filmnya yang lagi seru-serunya dan pergi mengecek Queen di kamar mandi, tapi
ternyata Queen tidak ada. Queen malah asik duduk sendiri di luar. Tapi setelah
aku perhatikan Queen tidak sedang duduk asik, dan setelah aku menghampirinya
ternyata memang benar Queen tidak dalam keadaan baik. Aku fikir dia kesurupan akhirnya
aku panik dan tidak tahu harus bagaimana karena baru kali ini aku melihat Queen
seperti itu, tapi Queen masih sadar dan bilang bahwa dirinya sedang sesak. Jika
kesesakannya itu karena aku, begitu jahatnya aku padanya. Saat itu aku
sangat-sangat menyesal ngerjain dia. Seandainya sesuatu terjadi pada Queen,
mungkin aku tak akan maafkan diriku sendiri. Akhirnya aku membantunya ke kamar
dan mencoba untuk membuatnya lebih baik.
Aku
tetap mencoba menenangkan persaanku sendiri dan berusaha agar tak ada lagi
adegan sedih sedihan. Tapi sore itu, aku benar-benar rapuh, aku tidak tahu
kenapa aku selemah itu. Tak bisa ku bendung perasaanku saat ku peluk Queen,
entah kenapa perasaanku amat teramat sedih sampai aku meluapkan tangisan yang
sudah kubendung lama.Apa pun yang aku katakan pada Queen saat itu, semata-mata
hanya ingin Queen memahami bahwa aku sayang sama dia dan hanya ingin menuntut
untuk dipahami dari segala hal yang kuperbuat padanya. Baik itu yang baik atau
burukku, aku ingin Queen memaafkanku. Pikiranku saat itu kacau dan saat ku
tatap mata Queen, segala hal yang menyangkut Queen mulaidari awal aku
mengenalnya, dengan segala kepolosannya, keegoisannya, perhatiannya dan
kebaikannya yang membuatku nyaman, bahkan keburukan-keburukan yang pernah
kuperbuat padanya sampai pada dia bisa menerima semua kekuranganku, terlintas
dalam pikiranku saat itu. Begitu beratnya ya Allah cobaan ini. Dengan memberiku
seseorang yang bisa memahamiku seutuhnya lalu kemudian membiarkannya pergi
lagi. Mungkin Sabar itu berat, tapi ternyata Ikhlas itu jauh lebih berat. Saat
maghrib, aku memutuskan untuk menyudahi kesedihan itu dengan mengajak Queen
sholat berjamaah, tapi melihat keadaannya yang tidak menungkinkan karena aku
sendiri harus mandi, akhirnya aku membiarkan Queen sholat maghrib duluan.
Setelah mandi dan aku sholat, kupanjatkan doa untuk dikuatkan dan diberi
segudang keikhlasan.“Maafkan aku ya Allah
telah memiliki hati yang salah. Hati yang Kau bolak balikkan, hati yang selalu
Kau hancurkan ini, hingga aku tak tahu lagi harus seperti apa mencintai, jika ini adalah hukuman yang harus
aku terima karena telah melakukan kesalahan, sehingga Engkau membiarkan orang
yang aku sayang pergi, aku terima, tapi ku mohon berikanlah aku kekuatan untuk
bisa menjalani hari-hariku kedepannya tanpa ada rasa sakit ini”.
Pagi
itu rasanya pengen tidur aja dulu, kepala pusing karena nangis terus tapi ngak
enak juga ma CC karena pagi itu dia datang ke rumah Queen karena tahu ada
pasien. Aku juga tidak akan bisa istirahat dengan keadaan banyak orang, lagian
kalau aku hanya baring terus, kesedihanku akan terus terfikirkan. Sehingga aku
memutuskan untuk pergi kerja saja supaya perasaanku pun bisa membaik dengan
kesibukan kerja.
Cinta
yang sebenarnya adalah ketika kita bisa melepaskannya pergi bersama dengan
seseorang dimana orang tersebut atas dasar pilihan kita sendiri, lantaran kita
tak bisa memilikinya. Merelakan orang yang kita cintai pergi hanya untuk
melihat masa depannya jauh lebih baik dan demi kebahagiannya, meskipun kita
mengorbankan kebahagiaan kita sendiri. Tapi cinta yang ku miliki saat ini
adalah cinta yang salah, cinta yang tak seharusnya ada dan tak boleh ada.
Disepanjang
perjalanan pulang mungkin CC memperhatikan raut muka sedihku yang kucoba untuk
sembunyikan tapi mungkin CC sudah memperhatikan akhirnya dia menegurku agar
tidak larut dengan kesedihan. Sesampainya di kantor aku langsung chat sepupuku
sekedar membritahu bahwa Queen sudah berangkat. Awalnya sih sempat jengkel juga
karena suasananya lagi sedih tapi sepupuku malah tambah ngomong sembarangan
sampai-sampai aku diamkan aja dan bicara seadanya saja, pura-pura tidak apa-apa
dengan semua yang dikatakannya.
Untuk
pertama kalinya, aku tidur sendiri tanpa Queen. Malam itu terasa panjang
buatku. Air Beras sih ada di rumah tapi dia juga sedang sibuk di kamarnya. Toh,
kita sekarang udah pisah kamar, semenjak aku mengabaikan Air Beras dan dia pun
sibuk dengan pekerjaannya, hubungan kami tak seperti dulu lagi, sampai akhirnya
Air Beras memutuskan untuk pindah kamar, katanya sih buat privasi dia. Cukup
kecewa sih dengan keputusan Air Beras itu tapi mungkin aku lebih mengecewakan
dia jadi aku bisa terima keputusannya itu. Malam pertama tidur sendiri rasanya
sedih banget, banyak hal yang aku pikirkan malam itu sampai terdengar ayam
berkokok pun aku tak kunjung memejamkan mata. Berbagai cara aku lakukan, salah
satunya online, nonton bahkan dengar musik tapi tetap saja tak terasa ngantuk.
Padahal ingin rasanya tidur cepat, berharap ketika terbangun nanti di pagi
hari, Queen masih terlihat dan semuanya hanya mimpi. Karena tak kunjung
ngantuk, akhirnya aku minum obat dankemudian tertidur.
Hari
pertama tanpa Queen, sepi tapi bukan berarti semangat menjalani hidup jadi
redup. Untuk menambah semangat itu aku habiskan waktu dengan olah raga Muathay.
dan mencoba untuk tidak memikirkan hal-hal yang membuatku sedih lagi, well THIS
TOO, SHALL PASS, (Yang ini pun, akan berlalu), aku yakin itu.dan ketika aku bisa
melewati masa-masa ini, kedepannya akan kembali baik. Bukan kah waktu akan
terus berjalan, ngapain aku harus bersedih.
Hari
pertama, kedua, ketiga, Queen masih rutin memberiku kabar dengan video call
pagi siang malam. Tapi lama kelamaan, yang tadinya pagi siang malam rutin
memberi kabar, berangsur-angsur tak sesering itu lagi, kadang nanti siang baru
menghubungiku atapun kadang malam saja. Tapi hal itu tak membuatku marah,
karena aku mencoba untuk tetap berfikir positif, mungkin saja Queen sudah sibuk
dengan pengurusannya. Yang buat aku kecewa ketika Queen selesai mengadap
komandan dan terus membahas masalah pindahnya setelah menikah. Entah kenapa aku
jengkel sekali mendengar hal itu, dan bukan hanya sekali bahkan Queen
berkali-kali memberitahuku. Dalam hati, “Ya
Allah tidakkah temanku ini bisa memahami perasaanku saat ini. Aku tahu dia cuek
dan kurang peka dalam memahami perasaan temannya, tapi tidakkah dia bisa
membaca raut kesedihan dibalik senyumku, aku yang lagi mencoba untuk
menyemangati diriku sendir, mencoba menjadi baik saat berteman dengan sepi,
tapi kenapa Queen terus membahas masalah pindahnya seolah-olah dia sanga-sangat
menginginkan itu”.Aku tahu suatu saat nanti, cepat atau lambat Queen akan
benar pindah dan pergi untuk selamanya dan mungkin aku hanya bisa jadi kenangan
buatnya. Tapi hal itu tak ingin aku pikirkan dulu, karena saat ini aku masih
proses untuk Ikhlas.
Saat
Queen memeberi tahu akan ke Banten, aku sudah berfikir pasti Queen akan lebih
sibuk nantinya karena di sanal puncak pengurusan nikah dinasnya. Hari itu aku
masih sempat vc dengan Queen sebelum berangkat dan dia memberitahuku
keberangkatannya itu sore. Setelah itu Queen tak pernah lagi mengabariku sampai
dia berangkat tak apalah karena aku bisa lacak keberadaannya selama
diperjalanan menuju seram banten, tapi kok sampai besok pun tak kunjung vc
seperti biasa, dia hanya mengirimkanku pesan chat sekedar memberitahu bahwa dia
sibuk, OK aku pahami tapi sampai sore aku perhatikan kok dia online terus, tapi
bilangnya ke aku dia sibuk. Emmhhhhh aku mulai kessel lagi deh ma Queen,
akhirnya aku tak lagi menghiraukannya. Malam Queen menghubungiku tidak aku
angkat. Queen tuh kalau tidak dicuekin tidak akan pernah merasa sedang berbuat
salah. Kali ini aku benar-benar marah ma Queen, ditambah dia update status foto
lagi makan-makan dengan captionnya dapat teman baru serasa saudara. Wah luar
biasa nih Queen, udah tau aku lagi ngambek dia malah pasang status seperti itu.
Dia sebenarnya kurang peka atau tak punya
hati sama sekali sih. Akhirnya buat Queen sadar, aku pun
membalas komentar yang nyinggung dia. Supaya dia sadar bahwa status yang
dibuatnya itu bikin hati orang sakit.
Kali
ini cukup lama aku diamkan, dua hari berlalu tak aku gubris vc, chat, maupun
telpon Queen. aku benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Queen,
baru beberapa minggu dia meninggalkanku tapi sepertinya udah hampir lupa tuh
karena siapa dia berada di sana. Ya Allah, jadi serba salah rasanya, hati
menggerutu takut dikira nyebut-nyebut kebaikan yang pernah kulakukan buat
Queen, tapi berdiam diri rasanya kessel banget Queen seperti itu. Keesokan
harinya karena udah keseringan Queen menghubungiku, aku jadi risih akhirnya aku
chat Queen panjang kali lebar yang intinya Cuma memberitahunya untuk jangan
lagi menghubungiku karena aku pun sudah mengeluarkan semua sosmednya di HP ku
sehingga dilacak pun sudah tidak bisa. Kemudian Queen kembali meminta maaf, mungkin
sudah merasa bahwa kali ini aku benar-benar marah, bahkan dia memberitahuku
bahwasedang bersedih sampai mengirimkan fotonya yang sedang menangis. Aku tahu,
itu Queen lakukan agar aku bisa luluh karena hanya dengan melihatnya menangis
lah yang bisa meluluhkan hatiku ketika aku marah padanya. Tapi Queen tidak tahu
bahwa aku pun sama, bahkan udah mulai nangisnya tuh pada saat liat foto Queen
yang diupload di Facebook. Melihat Queen senang-senang ma teman yang lain lalu
kemudian bilangnya sibuk sedangkan aku yang selalu nunggu dia menghubungiku
cuma ingin agar dia menemaniku makan, tapi malah terlupakan ketika dia sedang
makan. siapa yang ngak marah coba, apalagi dia di sana bisa senang-senang kan
karena aku. Jadi salahkah kalau aku berfikir kalau Queen tuh tak berperasaan,
tidak tahu terimakasih. Baru berapa minggu juga udah kayak gitu, apalagi kalau
udah pindah ke sana, sudah tak bisa aku fikirkan seperti apa kejahatannya.
Siang
malam Queen terus menghubungiku, bahkan kadang dia chat Tanya lagi ngapain
seolah-olah tak terjadi sesuatu. Itulah hebatnya dia, ketika kita marah
padanya, dia selalu bisa bersikap biasa-biasa saja tanpa menanggapi kemarahan
kita. Karena aku tahu dia sedang nangis, aku takut Queen sesak lagi, apalagi
dia sedang proses nikah dinas, kalau dia sakit dan akhirnya urusan jadi
terhambat aku juga yang bakal disalahkan. Ya udahlah, akhirnya hari itu aku
angkat aja vc nya karena dia pun udah chat katanya lagi butuh bantuanku. Iya
begitulah Queen, aku diingat pada saat dibutuhkan. Udah kayak barang yang
disimpan digudang aja, nanti diperlukan baru dicari. Tapi karena aku sayang
sama dia, aku tak mau dia kenapa-kenapa sehingga aku mengurunkan egoku demi
kebaikannya.
Setelah
kita baikan, Queen akhirnya rutin kembali menghubungiku bahkan lebih sering dan
segala sesuatu diberitahunya padaku. Sampai Qeen selesai pengurusannya dan
akhirnya selama seminggu berada di seram banten, Queen akhirnya sudah bisa
pulang ke Bogor. Ke pulangan Queen pun tak seperti ketika dia mau pergi ke
seram dulu, kali ini sampai dia berangkat dia memberitahuku, tapi sebenarnya
kan aku masih bisa lacak HP nya. Walaupun aku sudah bilang padanya bahwa aku
sudah mengeluarkan semua sosmednya di HP ku dan tidak bisa melacaknya, tidak
akan semudah itu lah. Queen aja bohong sama aku, bilang sibuk padahal online.
Jadi yah kebohongan harus dibalas dengan kebohongan juga dong. Di sepanjang
perjalanan pulang ke Bogor aku tetap awasi dia.
Setelah
Queen berada di Makassar, sudah tidak banyak lagi problema yang terjadi
palingan masalah surat ijin Queen yang harus diurus, justru aku yang tiba-tiba
kena masalah pribadi. Ini tentang perseteruan aku dan kakak laki-laki ku. Tapi
aku tidak akan membahasnya disini. Aku hanya tidak habis piker tentang cobaan
yang aku hadapi sekarang ini, benar-benar ngelangsa banget ya hidupku. Pengen
juga ada sosok pahlawan dalam hidupku yang bisa memberikan kejutan-kejutan
terbaik untuk kebahagiaanku, tapi tak seorangpun bisa melakukannya seperti aku
melakukan banyak hal pada orang lain. Di saat aku terlilit banyak hutang
sekarang, dan permasalahan keluarga yang berujung pada keuangan sehingga aku
harus mendengar kata-kata yang tidak mengenakkan dari saudaraku, mana lagi aku
masih pusing untuk cari uang kontrakan rumah dan uang tiket pulang. Ya Allah,
beratnya cobaanMU.Di saat sulit seperti ini, tak ada pihak keluarga yang bisa
memahami, justru mereka tak pernah lagi menghubungiku untuk sekedar tanya aku
bisa pulang atau tidak. Yah mungkin mereka sibuk. Positif thinking aja.
terkadang jadi orang baik kan tak mesti mendapat perlakuan baik pula. Jangankan
pihak keluarga, sepupuku aja sejak Queen ke Bogor sampai urusannya selesai dan
sampai sekarang sudah tak pernah mengabariku. Kok rasanya kayak ada kacang lupa
kulita ya. Emmhhh,, sepertinya untuk memahami keadaan seperti ini agak sulit
ya. Ada apa coba dengan mereka, padahal dulu sebelum semua ini bisa seperti
ini, aku yang kewalahan karena dihubungi terus, minta dibantu. Lah sekarang, ah
sudahlah. Mungkin benar kata Air Beras, sudah cukup untuk memikirkan kebahagian
orang
lain, sekarang waktunya untuk memikirkan kebahagiaan diri
kita sendiri. Toh, siapa yang peduli ketika mereka semua sudah sibuk dengan
urusannya masing-masing. Palingan mereka bilang, kita tidak lupa tetap ingat
kok, tapi emang lagi sibuk. Dan kata sibuk itu akan terus terngiang-ngiang ditelinga
sampai kita bosan mendengarnya. Yakin deh pasti seperti itu.
“Queen,,
Aku sayang Kamu, aku yakin belum pernah ada yang
menyayangimu sepertiku.
Maaf jika rasa sayang ini berbeda, mungkin banyak hal diantara
kita yang terjadi, mulai pertama kali aku mengenalmu hingga saat ini.
Aku bersyukur kamu pernah ada dalam cerita hidupku, jika aku
mampu menulis semua cerita tentang kita mungkin beberapa halaman ini tidaklah
seberapa.
Terimakasih sudah jadi teman baikku, sahabatku, saudaraku,
ibuku, bahkan pacarku.
Tidak mudah menemukan sosok teman sepertimu di dunia ini,
teman yang bisa memahami dan menerima segala kekuaranganku dan baik burukku.
Terlebih kehilanganmu, sungguh sulit untuk bisa Ikhlas. Aku baru
kau tinggal sebulan saja terasa sempit dunia ini. Hanya Allah yang tahu
seberapa besar kesedihanku kau tinggalkan.
Aku tak perlu balas budimu, cukup untuk tidak merubah apa
yang ada pada dirimu dan apabila suatu saat nanti kau harus pergi
meninggalkanku, jangan pernah lupakan aku dalam waktu yang lama.
Aku mohon, belajarlah dalam membaca situasiku, peka lah
disetiap tingkah anehku. Karena terkadang ada hal yang tidak bisa aku jelaskan.
Simpanlah erat-erat rahasiaku yang kau ketahui, bahkan
sampai pada akhir hayat nanti.
Queen, jika suatu saat nanti aku lebih mendahuluimu pergi,
jangan pernah bersedih. Karena kesedihanmu itu takkan pernah bisa membuatku
kembali seperti kau meredahkan amarahku dengan tangisanmu.
Kau selalu bertanya, kenapa aku memilihmu untuk jadi
pendamping sepupuku. Jawaban yang pernah aku katakan bukanlah jawaban yang
sebenarnya. Jawabnnya karena KAU satu-satunya temanku yang saat pertama kali
bertemu mamaku. Mamaku langsung menilaimu baik dan sejak aku tahu tentang sakit
ini, Aku ingin sekali kau jadi keluargaku, menggantikan peranku melakukan
hal-hal baik di keluargaku. Karena ku yakin jika semua orang dikeluargaku
melihatmu, mereka mampu melihat dan mengingatku juga.
Mungkin hanya satu hal yang selalu aku rindukan darimu
“Makan dari Tanganmu”.
Untukmu
sahabatku,
ingatlah selalu pesanku ini:
Ketika
kita mempunyai masalah besar, ataupun sedang dalam keadaan terlalu gembira,
ingatlah kalimat “THIS TOO, SHALL PASS”, yang artinya “YANG INI PUN AKAN
BERLALU”.
Tidak
ada satupun di dunia ini yang abadi, jadi ketika kita punya masalah, jalanilah dan janganlah terlalu
bersedih. Demikian juga tatkala kita sedang senang, nikmati dan syukuri.
Ingatlah
apapun yang kita hadapi saat ini, semuanya akan berlalu.
Untuk
itu :
-
Tetaplah SEJUK di tempat yang panas.
-
Tetaplah merasa KECIL meskipun telah
menjadi besar, dan
-
Tetaplah TENANG di tengah badai yang
paling Hebat.