Thursday, May 2, 2019


Untukmu Sahabtku

Sebuah cerita Perjalanan Hidup

“You & Me”
Queenvaizher


Berawal dari Air Mata hingga berakhir pun dengan Air Mata. Sebuah kisah persahabatan penuh dengan polemik disertai komedi dan dramatis. Kisah persahabatan yang singkat tapi panjang untuk dikenang. Dan ini adalah kisah ku bersama seseorang yang aku beri gelar Queenvaihzer.
              Di pelabuhan,dengan cuaca agak mendung, aku sedang duduk menunggu seorang teman, sebut saja dia JM. Kami berencana akan ke pulau tempat bertugas salah seorang teman yang biasa aku panggil Air Beras, kebetulan pada saat itu aku punya sedikit masalah di kantor, jadi rencananya pengen kabur aja dulu sambil liburan dan di saat yang sama JM beserta salah satu temannya juga sedang dipindahtugaskan ke tempat Air Beras. Jadi pagi tiu kita berencana akan berangkat bertiga ke Pulau. Tak menunggu lama, akhirnya JM datang juga, tapi kok sendiri ya, katanya dengan temannya. Saat aku Tanya JM, dia bilang temannya itu tidak jadi berangkat, karena belum dapat ijin dari keluarganya. It’s OK, kita tetap berangkat. Saat aku sedang membeli tiket, tiba-tiba teman JM datang dan meminta JM untuk menunda keberangkatannya. GILA,, tiket udah di tangan bro dan segala persiapan udah mantap untuk berangkat, JM juga dah lengkap dengan tasnya, masa main tunda gitu aja. Lagian kan cuacanya cuma gerimis doang, ngak ada ombaknya. Karena pertimbangan tiket udah di beli aku tetap maksa JM untuk tetap berangkat dan mencoba memberikan pengertian terhadap temannya itu agar mau ikut bersama kita, sembari menjelaskan padanya bahwa cuaca pada saat itu tidak masalah dalam perjalanan kita ke pulau tapi yah dasar manusia lembek, dan karena dia baru pertama kali naik kapal fery akhirnya dia tetap ngotot tidak bisa ikut tapi yang paling menyebalkannya karena dia ingin agar JM juga menunda keberangkatannya dengan alasan dia tidak punya teman untuk berangkat minggu depannya. buset deh ni orang kurang mandiri amat, berani merantau tapi nyali ciut juga. di sela-sela saling bujuk membujuk akhirnya sirene kapal bunyi juga tanda kapal akan berangkat lalu dengan spontan aku menarik JM ke kapal dan ternyata apa yang terjadi, teman JM tersebut tiba-tiba berbalik arah dan lari menuju parkiran motornya dengan air mata berlinang. masyaAllah! segitunya. asli aku kaget banget, ngak jangka + ngak percaya sesedih itu kah dia di tinggal, lagian kan dia bisa berangkat dengan kapal minggu depan. Heran, perantau kok takut hilang sih. udah ngak kebayang deh situasi saat itu, aku merasa seperti sedang melakukan syuting sebuah Drama yang judulnya "Jangan Rebut Temanku". Hahahahaha..... Yah dah, karena aku juga dah sangat-sangat malu dengan situasi dimana semua orang sedang melihat kearah kami yang sedang ribut tetang berangkat tidak berangkat. Akhirnya aku melepaskan JM dan memintanya menenangkan temannya itu, aku terpaksa menyuruh JM untuk menunda keberangkatannya karena sepertinya aku berangkat sendiri jauh lebih baik ketimbang harus merasa bersalah membiarkan seseorang kecewa terhadap temannya. Lalu tiket yang terlanjur aku beli terpaksa aku kembalikan, dan untungnya yang jual tiket kapal pada saat itu adalah teman aku juga di ASDP jadi bereslah, tapi saat aku mengembalikan tiket tersebut ternyata teman aku juga memperhatikan kami dari tadi yang sibuk tarik menarik tentang keberangakatan. malah teman aku bilang "Lin, kamu nih berangkatnya cuma ke Pulau kan, bukan mau pergi jauh ke Makassar atau Jawa? kok teman kamu sedih amat sampai nangis gitu?". Hahahahahaha..... Aku cuma tertawa, karena aku juga tidak pernah membayangkan situasinya akan seperti ini. Sambil tertawa aku aku berkata “itulah perempuan ditinggal bentar ma temannya aja udah nangis-nangis apalagi ditinggal pacar bisa-bisa hidupnya tamat”. dan Akhirnya pagi itu dengan cuaca masih gerimis, aku berangkat ke Pulau sendiri.
           Sepanjang perjalanan menuju pulau sesekali aku teringat dengan teman JM yang cengeng itu. ada perasaan kessel juga sih dengan orang itu, so karena dia, aku tak ada teman ngobrol di kapal dan akhirnya perjalananku menjadi membosankan.
1 minggu berlalu berada di pulau, akhirnya JM dan teman cengengnya itu datang. Karena mes tempat tinggal JM 1 dinding dengan Air Beras, maka ramailah jadinya kami dalam serumah, toh walaupun beda tempat tinggal tapi karena semua teman akhirnya makan dan tidurnya barengan aja. Selama 10 hari berada di Pulau bersama mereka-mereka yang aku anggap teman dekat tak terkecuali teman cengengnya JM. Bagiku pulau itu lah yang paling aman untuk aku datangi ketika memiliki masalah karena di sanalah aku bisa bersama dengan sahabat-sahabat terbaikku yang bisa membuat lupa dengan segala permasalahan yang aku hadapi. Well, tapi di sini aku ngak akan bahas masalah apa yang aku hadapi saat itu maupun seperti apa sahabat terbaik aku, apalagi tentang keadaan pulau itu. Tapi di sini aku akan menceritakan tentang bagaimana seorang teman baru bisa menjelma menjadi sahabat hingga berakhir menjadi Queenvaizher, sesuai dengan judul cerita ini. "Queenvaizher Ku". Apa itu Queenvaizher? darimana kata itu? lalu siapa Queenvaizher yang aku maksud? dan kenapa harus dia? berikut jalan ceritanya.
"Queenvaizher". asal mula kata ini berawal dari sebuah film yang menceritakan tentang kebaikan seorang Ratu terhadap rakyat dan orang-orang sekelilingnya. Ratu tersebut diberi nama Queenvaizher. dari cerita itulah kemudian dibuat slogan sebuah nama Facebook oleh seorang teman yang sangat bermimpi bisa menjadi Queenvaizher buat teman-temannya namun sayang sekali orang tersebut sudah mendahului kita menghadap pada sang khalid, dia temanku, dia meninggal beberapa tahun yang lalu.Kepergiannya membuatku masih tidak percaya kalau dia telah tiada, semasa hidupnya banyak hal yang dia lakukan untukku termasuk menjadi sosok Queenvaizher, dia pernah berkata suatu saat nanti ketika dia sudah jauh, akan ada pengganti Queenvazher dalam hidupku. Kata-kata yang aku baru tahu maksud dan tujuannya setelah dia meninggalkanku untuk selamanya. Tapi di sini aku tidak membahas lebih jauh tentang dia karena sekarang aku telah dipertemukan sosok Quenvaizher yang lain seperti yang telah almahurmah katakan dulu. Jika Queenvaizher ku sebelumnya tidak sempat aku ceritakan tentang perjalanan hidup bersamanya. kali ini Queenvazher ku yang ada sekarang akan aku ceritakan seperti apa, baik buruk dan keistimewaannya hingga layak berada digoresan artikel ku sebagai seorang Queenvaizher.
Bermula dari kesan nangis-nangis dipelabuhan hingga cerita liburan di pulau bersamanya, aku mulai mengenalnya. walaupun kesan pertama ku terhadapnya sedikit risih tapi ternyata dia mampu menjadi lentera dalam hidup ku sekarang ini. Setelah beberapa bulan dia di tugaskan di pulau akhirnya dia kembali bertugas di Kota dengan status Bidan Pegawai Negeri Sipil di salah satu Puskesmas Di Kota Provinsi Maluku. Walaupun hanya kurang lebih 10 hari mengenalnya saat di Pulau, itu sudah cukup buat aku bisa memahami karakternya secara umum, meskipun dia cukup tertutup tapi aku yakin itu hanya karena kami baru saling mengenal saja. yah, cukup baiklah dengan karakter seperti itu, setidaknya dia tipe orang yang tidak gampang percaya pada orang lain begitu saja. Aku tidak tahu, apa yang membuatku akrab dengannya, tiba-tiba kenal dan tiba-tiba saja kita akrab. Dengan pribadiku yang juga selektif dalam memilih teman dekat, entah kenapa dengannya aku merasa baik-baik saja. Tidak seperti teman yang lain yang awal mengenalnya hanya negatif thinking aja di pikiran. dengan perasaan seperti itu, aku yakin kok dia orangnya baik meskipun dia kadang membuatku risih. tapi ya sudahlah, mungkin itu salah satu karakternya sekaligus kekurangannya. Tentang lebihnya, kita liat aja nanti.
Hal yang membuat aku sangat-sangat care dengan dia, berawal ketika aku sedang berada di luar kota dan aku menitip pesan padanya untuk menjaga dan memberi makan kucing kesayanganku di Kost, dan selama aku berada di luar kota dia bisa menjaga dan memberi makan kucing kesayanganku itu. dari situlah aku berfikir, dengan mengenalnya aku tidak akan salah dalam memilih teman dan ternyata,......... tadaaaaaaa,,,,….baca kelanjutannya sampai akhir.
Mungkin, Dalam pertemanan kami tidak banyak hal-hal unik yang terjadi, biasa-biasa saja. Cukup dia menjadi baik bagiku itu sudah cukup. Namun, satu hal yang aku tahu tentangnya, Dia sangat care terhadap temannya bahkan kepada siapa pun, entah itu pasien atau orang asing, jiwa simpatinya cukup baik di dunia sosial. Termasuk aku yang pernah di bantu nya. Modal atas dasar percaya dia membantuku dengan meminjamkan beberapa perhiasan emasnya untuk digadai karena pada saat itu, aku sedang dalam masalah keuangan yang telah jatuh pailit dalam bisnis yang sedang aku jalankan. Meskipun sampai saat ini aku belum bisa melunasi semuanya, Dia bahkan tak pernah menagih itu, walapun aku tahu dia pun berada pada masa-masa sulit, dimana dia harus membiayai adik-adiknya yang sedang menempuh pendidikan serta kebutuhan kredit rumah yang masih banyak, dan dibalik itu, aku memberinya kesusahan hingga berbulan-bulan lamanya. Tapi aku salut dengannya, sesulit apa pun dia, tak pernah dia tunjukkan kesusahannya, entah itu karena ingin menjaga perasaanku yang masih belum bisa membayar hutang atau karena memang dia tidak suka mengeluh dihadapan temannya. yang jelas aku yang kadang merasa tidak enak dan merasa bersalah karena sudah menambah beban dalam kesulitannya.
Berawal dari kebaikannya itu aku jadi penasaran seperti apa dunia percintaanya, karena menurut teman-teman yang lain Queen bukanlah tipe orang yang suka mengumbar masalah percintaannya ke teman-temannya, akhirnya aku mencoba mengerjai dia dengan menggunakan no HP ku yang tidak diketahuinya dengan berpura-pura sms Queen minta kenalan. Saat itu aku hanya pakai nama ponakanku, agar kesannya orang luar dan Queen bisa meresponnya. Pertama kali aku sms Queen, tidak begitu mendapat respon, bahkan Queen malah mencurigai salah satu diantara teman-teman dekatnyalah yang mengerjai dia terutama curiganya sama aku. Tapi terus dan menerus aku krimkan pesan sampai teman yang lain memarahiku karena takut Queen nantinya tahu dan marah. Tapi aku cuma penasaran saja sejauh mana sih cueknya Queen. akhirnya tak lama kemudian Queen merespon sms ku dan bahkan menanyakan balik. Disitulah aku berfikir, cueknya Queen bisa ditebak. Cuek yang ditutupi oleh rasa gengsi, mungkin seperti itulah karakter Queen pada laki-laki. Queen mulai masuk dalam perangkapku karena kebetulan nama yang aku pake ngerjain dia sama dengan seseorang yang Queen kenal, sehingga Queen mengira dialah orangnya yang ingin kenalan dengannya. Kecurigaanku bahwa Queen sudah terjebak terbukti ketika di acara lomba gerak jalan 17 Agustusan, pada saat itu aku dan Queen sedang menonton dan kebetulan laki-laki itu pun terlihat di sana dan dengan spontan aku mengganggu Queen dan aku melihat raut wajah Queen yang memerah tersipuh malu. Sejak saat itu aku bermaksud untuk berkata jujur pada Queen karena takut terlalu lama ngerjain Queen, takutnya Queen benar-benar ambil hati, lagi pula teman-teman yang lainpun menyarankan untuk menyudahi permainan ini sehingga aku berniat untuk menyudahinya. Namun aku tak berani mengatakan yang sebenarnya pada Queen karena seperinya Queen pun sudah larut dengan perangkapku. Bahkan ketika aku tak mengirimkan sms lagi, malah dia sendiri yang sms duluan. Aku tak bisa bayangkan bagaimana raut mukanya jika aku mengatakan yang sebenarnya. Pasti Queen akan kecewa banget. Hal itu aku kerap bicarakan dengan Air Beras dan meminta tolong untuk menyelesaikannya tanpa harus membuat Queen kecewa. Saat itu, Air Beras menyarankan agar aku menemui laki-laki yang Queen curigai itu karena aku pun mengenalnya. Air Beras berencana agar aku bicara dengan laki-laki itu dan menjelaskannya tentang perbuatan yang aku lakukan pada Queen sekalian meminta tolong untuk mau menemui Queen agar bisa terselesaiakan secara baik, mungkin dengan cara laki-laki itu pura-pura minta maaf karena sudah sering mengirim sms kemudian meminta Queen untuk jadi teman biasa. Rencana itu sudah tersusun rapi bahkan, aku dan Air Beras sudah ingin menemui laki-laki itu, tapi terlintas dipikiran lagi, bagaimana kalau sampai mereka berteman dan Queen pasti akan tetap mengirim pesan lewat nomorku karena Queen mengira itu nomor laki-laki itu. Akhirnya aku dan Air Beras berfikir cari alternatif lain yakni dengan diam-diam membuka HP Queen lalu menghapus nomor yang aku pakai ngerjain Queen. yah, setidaknya Queen tidak akan mengirimkan pesan dan takkan tahu lagi kalau nomor itu adalah nomorku. Tanpa menunggu banyak waktu, aku kerumah Queen kebetulan dia sedang masak dan HP nya ditinggal di kamar, disitulah aku punya kesempatan menghapus nomor tersebut. Queen memang punya dua HP tapi aku yakin Queen hanya menyimpan nomor itu di HP kecilnya karena Cuma HP kecilnya yang sering dia pakai menghubungi orang. Tapi ternyata aku salah besar, nomor itu juga Queen simpan di HP androidnya sehingga pada saat Pemilu diadakan, karena terlalu sibuk dengan jadwal mencoblos dan kebetulan aku dan Air Beras bermaksud ingin datang kerumah Queen sehingga Air Beras mmintaku untuk menghubungi Queen terlebih dahulu karena pikirnya nanti Queen tidak berada di rumahnya. Sehingga dengan cerobohnya aku malah menelpon Queen dengan memakai nomor yang biasa aku pakai ngerjain dia dan hal itu baru aku sadari ketika aku selesai menelpon Queen, lalu aku beritahu Air Beras tentang kecerobohanku itu. Air Beras sih merasa tenang-tenang saja karen berfikir aku dah hapus nomorku itu di HP Queen, tapi walaupun begitu aku kok merasa was-was yah. Sesampainya di rumah Queen, aku dan Air Beras pura-pura aja bersikap seperti biasa, ternyata Queen langsung dengan sigap memberitahuku bahwa dugaannya selama ini yang ngerjain adalah aku. Hari itu aku seperti ditodong pisau oleh Queen serasa tak bisa berbuat apa-apa. Aku fikirnya Queen bakal marah ternyata dia menanggapinya dengan santai saja. Tapi dengan ketahuan itu aku dan Air Beras jadi legah, setidaknya tap perlu was-was lagi takut Queen marah. 
Satu hal yang sangat ku syukuri dalam hidup ini, bahwa dibalik permasalahan yang aku hadapi entah itu masalah karier, keluarga, sampai pada masalah percintaan, Aku masih memiliki sahabat-sahabat yang selalu ada memberikan dukungan dan semangat agar aku bisa tetap tersenyum dalam keadaan apa pun, tidak banyak, cukup satu atau dua orang sahabat tapi mampu meringankan beban yang menggunung di pundak. Aku fikir Allah cukup adil kok dengan menghadirkannya dalam hidup ku. Di saat sahabat yang lain (Air Beras) tak bisa selalu ada karena beda tempat tugas, kini Allah menunjukkan seseorang yang sama baiknya seperti Air Beras dengan menghadirkan seorang Queen dalam hidupku. Dia aku panggil Queenvaizher ku. Aku fikir dia cukup layak untuk mendapatkan nama itu, karena kebaikannya dapat membuat hidup ku lebih layak untuk di jalani. dengan segala permasalahan yang aku hadapi sekarang ini, karier, percintaa, dan kerluarga, semua komplit menjadi satu hingga aku tak tahu lagi bagaimana aku bisa mengahdapinya. Di saat-saat seperti inilah aku membutuhkan seseorang yang bisa memahami keadaanku, minimal dia ada ketika aku berkeluh kesah, memegang tanganku dan berkata semua akan baik-baik saja. apalagi akhir-akhir ini aku banyak menghadapai masalah yang sangat sulit untuk aku hadapi sendiri, memikirkannya saja aku rasa tak sanggup apalagi aku harus mencari jalan keluarnya. yang aku butuhkan saat ini hanya seseorang yang mampu membuatku tersenyum meskipun hatiku masih merasa kalut dengan masalah ini. dan aku tak selalu bisa menceritakan ini pada sahabatku Air Beras, karena dia pun memiliki banyak permasalahan yang rumit dan kesibukannya dalam kerjaan membuat kami jarang menceritakan permasalahan masing-masing. Makanya aku katakan bahwa diriku sangat bersyukur Allah memberiku satu sahabat lagi yang mampu memahamiku dan cukup baik, eitz kayaknya bukan cukup baik lagi deh, dia sangat baik lah bagiku. meski tak seasik Air Beras tapi dia punya karakter sendiri yang menyenangkan dan aku suka itu. Aku rasa seorang sahabat tak perlu seperti apa yang kita inginkan, cukup selalu ada dalam tawa dan tangis, sehat maupun sakit. dan memberikan perhatian-perhatian kecil. bagiku itu sudah lebih dari cukup.
Dengan karakter yang berbeda, Queenkadang seperti sosok seorang ibu bagiku, dengan memberikan perhatian soal makan karena kebetulan dia orangnya suka masak. kadang seperti adik yang lugu yang selalu aku bully sesuka hati tapi dia pun tak pernah keberatan dengan bullyanku, dan kadang pula dia seperti seorang kakak bagiku yang bisa memanjakanku dan itulah uniknya dia, tidak mudah marah bahkan sampai saat ini aku belum pernah melihatnya marah. Kadang juga dia seperti pacarku juga sih, sebab dia selalu nanyain apa aku udah makan atau belum, dan pertanyaan itu hampir setiap hari setiap waktu jam makan dia pertanyakan, udah seperti pacar kan. karena hanya pacar yang selalu menanyakan pertanyaan basi itu. dan itulah bentuk perhatian kecil dia yang buat aku selalu ingat. Baru kali ini aku memiliki seorang teman segitu perhatiannya masalah makanku. Orang Tua ku aja tidak pernah menanyakan soal itu. Aku hanya sering mendengar perhatian itu dari pacar biasanya, itu pun kedengarannya sangat klise, kata udah makan atau belum, itu sama dengan lagi ngapain atau lagi dimana dengan siapa? hanya sebuah kata tak bermakna, tapi ketika kata itu di katakan oleh seorang sahabat, entah kenapa rasanya ada yang berbeda, ada rasa haru di kalbu yang sulit untuk dibahasakan, mungkinkah itu yang dikatakan ketulusan?.
Mungkin aku terlalu cepat menyebutnya seorang sahabat bahkan memberinya slogan Queenvaizher, tapi bukankah sudah dari awal aku katakan, belum pernah sebelumnya aku bertemu dengan seseorang yang dalam pikiranku hanya positif thinking, hanya dengannya hatiku mengatakan dia baik. bahkan ketika ibu ku pun bertemu dengannya, dia pun mengatakan kalau temanku itu akan menjadi teman yang baik untukku. sangking yakinnya, ibu ku pernah berpesan, “jangan pernah sakiti teman mu itu, berbaik hatilah dengannya dan teruslah menjalin hubungan selayaknya saudara diperantauan, karena teman lah keluarga yang kau punya saat ini”.
Awalnya pertemanan kita standar-standar aja, jarang ketemu, ketemu pun mungkin pas lagi ngak ada kerjaan jadi buat moment ngumpul ma teman yang lain atau karena ada hal penting jd harus ketemu, tapi sekarang suasananya berbeda, setiap saat selalu bareng kemana aja barengan udah kayak soulmate gitu. Hal itu dikarenakan aku takut hidup sendiri. Sesaat setelah aku pulang dari Makassar dan setelah aku tahu apa yang terjadi dalam diriku tentang sebuah sakit yang aku hadapi, aku semakin takut untuk menghadapi kenyataan itu sendiri. Tanpa sengaja pemeriksaan itu aku lakukan selama di Makassar untuk mengecek kondisi kesehatanku setelah beberapa tahun yang lalu pernah mengalami sakit parah. Dan hasilnya ternyata cukup mengejutkanku. Aku sangat frustasi pada saat itu, harus kepada siapa aku mengadu, sungguhtak mungkin jika harus memberitahu keluarga. Dengan kenyataan bahwa hasil vonis seorang dokter yang membuat hidupku harus bergelut dengan waktu yang singkat, seakan-akan rasa tak percaya dengan ketentuan Allah. Tapi aku harus bagaimana, tak mungkin juga aku katakan masalah ini pada orang lain, karena hidup dengan dikasihani oleh orang-orang karena sakit sepertinya lebih menyedihkan ketimbang harus menikmati rasa cemas itu sendiri. Tapi untungnya aku masih ada si DIA yang selalu perhatian dan bisa jadi penyemanagat di hari-hari ku. Begitupun teman yang lain, Air Beras, Queen, dan yang lainnya.
Agar kesannya ngak hidup sendiri, aku sering datang ke mes Queen buat nongkrong, aku hanya ingin melakukan hal-hal positif dan supaya tidak kepikiran dengan masalah sendiri, sebisa mungkin semua pikiran itu teralihkan dengan obrolan bersama teman. Karena keseringan bareng Queen akhirnya kita sering ngobrol bareng meskipun tak se asik Air Beras ketika di ajak curhat, tapi Queen pendengar yang baik kok. Lama kelamaan aku mulai ajak dia jalan, walaupun dia bukan sosok yang suka jalan tapi kalau diajakin dan dia lagi ada waktu, pasti dia mau. Sekali dua kali diajak jalan (Piknik) ternyata dia menyenangkan juga orangnya, meskipun kurang kocak sih tapi Queen tahan banting kayaknya deh ketika dibully…hehehehhe..
Suatu ketika aku membuat video, sebenarnya Cuma karena kurang kerjaan aja sih dan itu bertepatan pada saat salah satu teman lagi ultah. Dan video yang aku buat itu ternyata memiliki banyak respon so aku upload juga di sosmed, alhasil vidionya jadi perhatian Queen, berhubung ultahnya juga sudah dekat, dia malah meminta untuk dibuatkan video seperti itu, soalnya dari video yang aku buat juga tidak ada video tentang dia, yang ada Cuma foto aja. Tapi pada saat Queen minta seperti itu, aku tidak terlalu respon sih tapi bukan berarti aku ngak kepikiran, dalam hati aku harus buat video apaan yah. Setelah Air beras dan teman yang lain balik dari pulau, aku bicarakan masalah niat buat video itu sama mereka, alhamdulillah direspon dengan baik dan Air Beras justru yang antusias diajak kerjasama. Dan dibuatlah video itu, kebetulan pada saat vidionya di buat, Queen lagi pulkam jadi punya banyak waktu dan dibuatnya tanpa sepengetahuan Queen. isi vidionya bukan tentang dokumenter perjalanan/ngetrip atau lagi bareng ma Queen melainkan tentang sebuah wawancara kita sebagai sahabatnya dengan mewawancarai satu persatu dan menceritakan karakter Queen seperti apa tentunya disertai dengan backsound yang membuat vidionya semakin keren.Waktu pembuatannya cukup lama,hampir seminggu tapi ketika aku share di facebook pada saat Queen ultah, eh malah respon gitu-gitu aja, tak ada apresiasi yang takjub dari Queen. yah tak apalah, kita semua ngerti kok sedatarnya dia kayak gimana.
Tapi sedatar-datarnya dia, dia paling perhatian loh, Kadang ketika aku tak datang ke mes pasti Queen hubungi aku nanyain dimana keberadaanku, dah makan apa belum.. Karena udah jadi kebiasaan akhirnya terasa lain aja kalau ngak ke mes Queen walaupun cuma sebentar aja. Biasanya juga sih di suruh nginap hanya saja belum terbiasa apalagi Queen punya teman sekamar juga jadi agak rishi sih kalau harus nginap. So aku kan ngak suka tidurnya harus berdesak-desakan ma orang. Tidur siang aja aku agak risih apalagi harus nginap. Jadi biasanya kalau kesana tuh cuma nongkrong sampai malam lalu pulang kalau dah waktunya tidur. Siang pun kadang kalau lagi ngak ada kerjaan aku ke tempat kerja Queen gangguin dia kerja, kadang ngevlog bareng dan setiap moment ke mana aja kita jalan, aku selalu vidioin dia, buat seru-seruan aja sih soalnya Queen orangnya datar kayak aspal bandara tuh. Dan ketika aku ngedit vidionya, ternyata dia suka banget walaupun cuma video singkat aja.
Gitu-gitu aja setiap hari, tapi kalau si Air Beras datang dari pulau, bisa ngak nongol seharian di mes, yah secara gitu kalau ma Air Beras mah asik, curhat dan jalan ma dia OK lah. Jadi kadang sampai lupa nongol di mes. Queen pun rada-rada susah diajak komunikasinya, kalau di chat jawabnya lama itu pun cuma bilang”oh, ya, atau ok”.  Bukan hanya aku aja yang bilang kayak gitu teman yang lain pun sama. Kadang kita tuh bahas Queen dengan sifat cueknya ma teman-teman yang lain tapi bukan berarti dia ngak care kok, hanya saja dia tuh paling malas kali ya pegang HP, apalagi kalau lagi kerja bisa-bisa HP nya ditinggal dan lupa dicek, ada yang sms kek, liat chat kek, atau ada panggilan gitu. Yah dasar orangnya datar dari sononya sih. Kadang juga kalau teman dari pulau datang, Air Beras dan JM, pasti kita sempatkan ngumpul atau jalan bareng, dan di setiap moment itu selalu punya keseruan tersendiri.
Suatu hari, berkat Allah merenggangkan hubunganku dengan si Air Beras, tapi bukan renggang karena cek cok tapi karena si Air Beras lagi pulkam dan pulkamnya tuh lama banget, tak pernah kita pisah se-lama ini. Akhirnya karena aku ngerasa sepi banget, ngak ada teman curhat jadi aku lebih sering nongkrongnya di rumah Queen, Alhasil jadi kebiasaan. rasanyatuh sehari aja ngak ketemu Queen atau ngak ke rumahnya jadi ada yang ganjil gitu. Tapi aku yakin dia pun seperti itu kok, yah secara gitu kalau sehari aja aku ngak nongol kerumahnya pasti aku di telpon di tanyain “lagi ngapain kok ngak ke rumah”?.Akhirnya udah jadi kebiasaan kita untuk saling menanyakan kabar.
Pepatah yang mengatakan "Tak kenal Maka Tak Sayang" ternyata itu ada benarnya juga loh, buktinya sekarang semakin banyak hal yang aku tau tentang Queen semakin ada rasa simpati layaknya sebagai sahabat, beda ketika kita menjalin pertemanan yang biasa-biasa aja, kalau dulu simpati itu mungkin ada tapi biasa aja, yah mungkin karena istilahnya kita cuma kenal dia hanya sebatas kulit luarnya doang, belum kenal dalamnya. seperti Air Beras, Queenvaizher pun mampu terselip di setiap doa ku untuk menjadi sahabat yang patut aku bahagiain suatu saat nanti ketika aku sukses, Aamiin!!
Dengan kedekatan kita bahkan bukan hanya karena keseringan jalan bareng ataupun nongkrong bareng tapi kadang di hari libur kita selalu luluran bareng sambil ngobrol-ngobrol, toh dia orangnya paling hobby banget luluran. Hingga suatu hari saat luluran di rumahku, aku curhat ma Queen tentang hubunganku dengan DIA yang kandas, yang buat aku jadi galau banget pada saat itu karena ada banyak masalah akibat hubunganku yang putus silaturahmi dengan DIA.Pembahasan kita agak terlampau jauh sampai-sampai aku bocorin sedikit rahasia yang aku pendam selama ini, bahwa hubunganku dengan DIA sudah melampaui ambang batas, selain itu kondisi bisnis yang aku jalankan dengan DIA ikutan hancur deh. Queen mungkin tidak menyangka akan sebesar ini masalah yang aku hadapi tapi yah itu lah, udah jadi takdir kali harus seperti ini, dan aku juga merasa agak legah jika bisa membicarakan ini dengan seseorang yang aku rasa Queen bisa dipercaya untuk menjaga rahasia. Setidaknya bisa meringankan sedikit beban permasalahan yang terpendam meskipun Queen tidak memberikan solusi apa-apa.Queen pun kadang curhat tentang permasalahannya meskipun masalahnya itu yah biasa-biasa aja sih menurutku. Tapi dari sini lah akhirnya kita bisa tau satu samalain luar dalamnya kayak gimana.
Suatu ketika aku lagi berada di zona kesulitan ekonomi dimana kebutuhan lebih besar ketimbang pemasukan, ditambah banyaknya hutang akibat bisnis yang baru aku jalankan mengalami kemacetan fatal, sehingga mau tak mau akuharus cari penghasilan lebih agar bisa tetap bertahan hidup di sini. Sore itu, di mes Queen aku bertemu dengan sepupu Queen namanya CC, kebetulan suami CCpunya perusahaan Expedisi yang lagi kosong bagian Staf Administrasinya. Tanpa basa basi aku menawarkan diri untuk bekerja sampingan di perusahan suami CC tersebut, Alhamdulillah CC nya respon baik sih, cuma masih dikomunikasikan dulu dengan pihak suaminya. Cukup lama aku menunggu keputusan dari CC, dan setelah menunggu kurang lebih satu bulan akhirnya CC memberitahuku untuk datang ke rumahnya karena kebetulan kantor expedisi suaminya berada di dalam rumah CC sendiri. Mengambil kerjaan tambahan bukan berarti punya banyak waktu luang, tapi itu karena tidak ada pilihan lain, tuntutan kebutuhan dan terlilit hutang yang jadi alasan untuk mengambil job sampai malam, meskipun gajinya tak seberapa tapi setidaknya bisa membantu menetralkan keuanganku yang lagi anjlok.
Sejak bekerja di perusahaan Expedisi, otomatis jam kerja ku menjadi bertambah dan waktu di rumah hanya buat istrahat aja, resikonya kadang pulang larut malam. Mengingat jarak rumah dan tempat kerja yang baru jauh sehingga malas juga pulang kerumah karena terlalu jauh. lagian, aku juga mencoba menghindari pandangan tetangga yang selalu melihat ku pulang larut malam. Sehingga aku mengambil alternatif untuk menginap di rumah Queen saja. Hampir tiap malam aku lembur berarti hampir tiap malam pula aku menginap di rumah Queen. Karena keseringan nginap, mungkin jadi kebiasaan untuk makan malam bareng Queendan teman-teman yang lain yang juga tinggal bersama Queen. Terkadang dia pun selalu menunggu aku pulang kerja agar bisa makan sama-sama. Yang buat aku terharu, selarut apa pun aku pulang kerja, Queen selalu bangun dan menemaniku makan malam, duduk disampingku dan melihat suap demi suap makanan yang masuk ke mulutku, itu semua agar aku bisa lebih lahap makannya makanya dia selalu menemani sekalipun sudah sangat mengantuk, perhatiannya melebihi saudara sendiri. Seperti seorang ibu yang nunggu anaknya pulang, seperti seorang istri yang nunggu suamix pulang kerja. Bukan hanya itu, Queen pun kadang menyuapiku makan seperti orang sakit. Sehat aja aku disuapi apalagi kalau sedang sakit, demi aku agar mau makan.
Queen selalu bilang, perhatian seperti itu sudah biasa dia lakukan pada teman yang lain, entah dia bilang seperti itu agar aku tidak GR berlebihan atau apalah, tapi bagiku perhatian seperti itu sangatlah super, belum pernah aku diperhatikan seromantis itu oleh seorang teman. Terkadang, aku harus berbohong bilangnya belum makan di rumah CC supaya aku bisa makan di rumah Queen, alasannya simpel aja supaya bisa singgah makan sekalian numpang nginap, lagian aku merasa lebih nyaman dan lebih lahap makannya kalau dirumah Queen, ngak tau kenapa, tidur pun lebih terasa nyenyak, dan seenak apa pun makanan yang aku makan di tempat kerja tetap aja aku lebih suka makan di rumah Queen. Makanya, berbohong belum makan dan memilih makan 2x sampai kenyangnya dobel-dobel tuh tak mengapaasalkan bisa liat Queen duduk disampingku nemenin aku makan. Ketika melihatnya duduk disampingku dengan mata sayup seperti ngantuk berat tapi harus nemenin aku makan, kadang aku berfikir “Dia seperti ini karena beneran sayang sama aku atau karena ngak enak aja liat aku makan sendiri”? atau apa karena dia cuma kasihan sama aku atau mungkin bagi dia itu hanya hal biasa?. Entahlah, hanya dia yang tahu dalamnya hatinya seperti apa, yang jelas aku sangat-sangat terharu bahkan kadang aku berfikir keras, bagaimana caranya agar aku bisa selalu menjadi teman terbaiknya, memberikan hal terbaik dalam hidupnya agar bisa membuatnya senang, dan selalu bisa membuatnya nyaman menjadi seorang sahabat yang menyusahkan sepertiku, yang jelas difikiranku hanya ingin dia bahagia selalu hingga dia melupakan bagaimana rasanya sakit hati, bersedih, dan kecewa.
Karena sudah kepikiran buat Quen senang terus, diam-diam aku mencari tau dengan siapa saja dia dekat. Saat itu yang aku tahu, Queen sedang dekat dengan beberapa laki-laki yang kebetulan aku sudah tahu sebelumnya tentang laki-laki itu, hanya saja karena jarang Queen cerita jadi aku berfikir mungkin Queen juga Cuma sekedar iseng saja atau hanya teman doang. Malam itu, entah karena kebetulan atau sebuah petunjuk sampai-sampai aku melihat seseorang di sebuah Kafe, yang aku tahu dia salah satu orang yang dekat dengan Queen. Malam minggu, di kafe dan orang itu tidak sendiri, dia bersama seseorang yang aku juga tidak tahu hubungan mereka seperti apa, yang jelas melihat mereka ngobrol sih sepertinya dekat sekali. Melihat mereka rasanya darahku jadi mendidih pengen labrak dia tapi situasi kafe pada saat itu lagi rame banget, aku takunya buat kesalahan dan bikin malu diri sendiri, lagian aku juga lagi sama teman, yah jaga image juga dong dihadapannya, ngak mungkin sifat asli aku perlihatkan ke dia di tengah-tengah orang banyak. Mungkin dia bisa lolos malam itu, tapi kalau dia berani ganggu Queen lagi, bakal aku pecahin kepalanya.
Sejak kejadian di kafe, aku mulai melarang Queen berhubungan dengan orang itu, alasannya aku tak bisa mengatakan bahwa aku pernah melihat dia dengan orang lain, karena setiap kali aku liat Queen nelpon dengan orang itu, sepertinya dia senang dan apa mungkin aku hancurkan perasaan senangnya itu dengan menceritakan tentang kejadian di kafe. Aku hanya berfikir aku harus cari cara supaya laki-laki itu berhenti menghubungi Queen tanpa sepengetahuan Queen. Tapi yang bikin kesselnya tuh Queen malah pergi jalan dengan laki-laki itu. Dan dengan santainya dalam perjalanan Queen menelponku dan mengajakku ikut bersamanya, gila kali ya mereka mau makan malam berdua tapi malah ngajak aku. Tapi penasaran juga sih dan kepikiran banget mereka ngapain aja ditambah Queen malah ngirimin aku foto makan-makannya jadi tambah deh kesselnya. Walaupun malam itu masih ada kerjaan, terpaksa aku minta ijin sebentar ma bos dengan alasan mau ke ATM dulu transfer. Perasaanku ngak enak, rasanya tuh ngak tenang kalau aku ngak datang ke sana, dan buat pelajaran ma laki-laki itu. Tapi sialnya saat sampai di Hotel aku malah ketemu dengan teman kakakku di sana dan aku lihat Queen pun tidak sedang berdua, sungguh mustahil kalau aku harus buat keributan saat itu. Akhirnya aku urungkan niat ku itu dan pulang dengan harap-harap cemas, kali ini si kutu busuk lolos lagi. Dalam hati bertanya-tanya yang mereka temani siapa ya? Kalau sampai terjadi lamaran, gimana dong. Ya Allah jangan jodohkan mereka, jangan jodohkan mereka.
Selang beberapa hari kemudian Queen cerita ternyata yang mereka temani malam itu adalah keluarga dari laki-laki itu dan Queen dikenalkan. Yah,, melihat expresi Queen yang senang banget rasanya sudah ngak ada harapan lagi buat hancurin hubungan mereka apalagi saat aku Tanya Queen tentang perasaannya dan dia ternyata emang udah ada niat kearah serius jika terjadi lamaran. Aku bisa apa, aku hanya doain aja lah semoga laki-laki itu bisa menjadi lebih baik dan perempuan yang bersamanya di Kafe malam itu bukanlah siapa-siapanya. Semoga.
Suatu ketika adik Queen tiba di Tual. Adiknya datang karena kebetulan aka ada pendaftaran CPNS. Sebelum datang, aku pernah bilang kalau adiknya datang berarti rumah yang ditempati sekarang akan ramai, kamar sempit akan semakin sempit, dan itu berarti aku akan jarang nginap dirumah Queen lagi. Tapi setelah beberapa hari berlalu, nyatanya aku masih sering nginap di rumah Queen, walaupun sempit dan tidurnya harus berdesak-desakan, tapi rasanya masih tetap nyenyak dan nyaman tidurnya.
Semakin hari persahabatan aku dan Queen semakin erat, semakin akrab dan makin care dalam segala hal. Hingga suatu hari, aku membuat permainan seperti di sebuah film yang pernah aku tonton,, aku membuat permainan selama seminggu tidak ketemu dan tanpa ada komunikasi, makna dibalik permainan tersebut agar kita bisa saling merindukan dan bisa mengerjakan banyak hal saat kita tidak bersama, mengingat kebersamaan kita tiap hari sangat rutin, setiap saat selalu sama-sama. Takutnya sih suatu saat kita temui rasa bosan dan jenuh dengan rutinitas seperti itu terus-menerus. Awalnya sih Queen nolak, alasannya permainannya tidak masuk akal buat dia dan katanya permainan itu ngaco, tapi karena aku yang maksa akhirnya tetap kita jalankan. Keesokan harinya, permaianan itu dimulai. Hari pertama kedua, terasa berat, so udah jadi kebiasaan makan siang atau malam di rumah Queen, lah ini aku harus mikir lagi cari makannya dimana setiap lapar melanda, tapi untungnya aku masih bisa makan di tempat kerja sih, jadi terasa agak ringan. Walaupun begitu rasa kangennya ma Queen tuh semakin hari semakin berat, setiap hari aku selalu melihat ke arah kantor nya yang kebetulan bersebelahan dengan kantor ku. Hendak memastikan dia masuk kantor atau belum, dan setiap saat kutengok kearah kantornya dibalik jendelah kantorku cuma ingin melihatnya dari jauh dan ketika Queen bisa terlihat, itu pun rasanya udah legah,. Bahkan setiap malam pulang kerja pun aku selalu lewat depan rumahnya demi memastikan dia ada di rumah atau tidak. Hari demi hari berlalu tapi, entah kenapa seminggu itu rasanya sangatlah lama. Bagaikan menunggu hujan di musim kemarau. Kadang aku selalu mencari tau tentang Queen lewat teman serumahnya, dengan berpura-pura menanyakan kabar sekalian nanyain kabar Queen, dan saat sisa dua hari menjelang permainan selesai aku mendengar kabar kalau Queen lagi galau lantaran helm kesayangannya dicuri orang, saat itu aku kepikiran sih mau belikan helm baru, sekalian kejutan buat dia ketika kita ketemu nanti, tapi teman serumahnya itu lebih dahulu memberitahuku, katanya Queen dah pesan helm baru lewat online, ya udah nda jadi deh kejutannya. Rejeki tertunda.
Selama tidak ketemu Queen, aku lebih banyak menghabiskan waktu dikantor, lebih banyak waktu bekerja, walaupun seperti itu, terkadang diselah-selah kerja aku selalu ingat Queen, dia lagi dimana, ngapain, sama siapa, aku pengen banget tau. Entah dia juga sedang mikirin aku atau ngak, pengen rasanya tau hal itu. Yang jelas aku kangen banget ma Queen, seminggu rasanya setahun. Detik demi detik, menit pindah ke jam itu terasa lama banget, hingga pada saatnya tiba sepekan akan berakhir esok harinya. tak ada persiapan apa pun sih tapi sepanjang malam jadi mikirin gimana rasanya besok ketemu Queen. Bukan pacar tapi rasanya bikin deg degkan tak karuan.
Hari itu, selama sepekan tak ketemu, aku melihatnya dengan penuh rasa rindu yang perlahan mulai terkikis oleh senyumnya. rasa senang pula yang dia sembunyikan dari wajahnya nampak terlihat jelas namun tak ingin banyak berekspresi untuk menunjukkan bahwa dirinya nampak biasa-biasa saja dengan permainan ini. Aku pun tak banyak tanya tentang apa yang dia rasa saat sepekan tak bertemu karena ku yakin jawabannya akan tetap sama "biasa aja". Queen bukanlah tipe teman yang pandai mengungkapkan perasaannya sekalipun itu untuk menyenangkan sahabatnya karena memuji dan mengakui secara langsung tentang kelebihan teman bukanlah sifat Queen.
Selang beberapa hari, pagi itu aku mendapat telpon dari teman, dia mengabarkan kalau Hanphone Queen hilang. Hp ditinggal di job motor di parkiran dalam waktu yang agak lama, sudah pasti hilang lah. meskipun HP Queen tak bagus-bagus amat, tak tau kenapa dia paling sayang banget ma HP nya itu. Aku bahkan dah pernah bilang dan paling sering ngasi saran buat dia ganti HP aja tapi tetap aja dia ngak mau ganti, yah mungkinngak ada duit juga sih. Sampai HP itu hilang dan kini buat dia Galau habis-habisan, gimana ngak galau, belum lama ini dia kehilangan helm hingga harus beli lagi dan sekarang giliran HP nya lagi yang hilang, yang tentunya jauh lebih berarti dibandingkan dengan helm. Awalnya sih aku senang HP nya hilang setidaknya foto Queen dengan seorang laki-laki yang pernah aku lihat di HP nya ikut hilang dan aku yakin foto itu belum  sempat Queen simpan di laptop. Sangking senangnya, aku tidak peduli saat Queen meminta tolong untuk di lacak keberadaan HP nya. Sekalipun aku bisa melacak HP nya, aku ngak akan kasitau Queen. dan kubiarkan hilang beserta isinya. Tapi melihatnya hari itu jadi uring-uringan tak karuan, bahkan sampai nungging nangis-nangis aku jadi ngak tega liatnya, aku jadi prihatin dengan kegalauannya, hingga aku merasa bersalah tidak membantunya mencari HP nya yang hilang dan ketika aku ingin membantunya, HP itu sudah tidak bisa dilacak lagi. Tak pernah terfikir olehku Queen akan segalau ini, kasihan juga sih, akhirnya demi menebus kesalahanku karena tidak membantunya mencari HP nya, aku bermaksud membelikannya HP baru, tentunya dengan memakai uang tabunganku. Karena aku yakin dia puntidak punya banyak uang untuk membeli HP yang bagus, apalagi dia harus menabung untuk membiayai adiknya yang lagi kuliah. Sebenarnya aku juga tak boleh menggunakan tabunganku ini karena aku belum tahu berapa banyak lagi uang yang harus aku persiapkan untuk pengobatanku nantinya tapi mungkin lebih bermanfaat jika aku meredakan kesedihan sahabatku dengan membelikannya HP baru. Aku tak tahu hatiku menjadi lemah dan pastinya berfikir keras bila melihat teman yang kita sayang, lagi kena masalah dan melihatnya sedih yang tak berkesudahan. Udah jadi sifatku seperti itu, melakukan segala cara, apa pun itu agar bisa selalu membahagiakan seorang teman, sekalipun jalan keluarnya harus merugikan diri sendiri tapi justru ketika kita bisa menolong seseorang dari masalahnya, ada kesan puas dan bahagia tersendiri dalam hati. Toh kita kan hidup di dunia cuma sementara, kita ngak pernah tau ajal itu kapan datangnya, bagiku, selama aku punya kesempatan dan kemampuan buat membahagiakan orang-orang disekitarku, aku akan memanfaatkan itu. Kali aja bisa bermanfaat untuk bekal akhiratku nanti.....mmmmhhhhhhhhh...
Let’s Go….Tak tunggu lama, sore itu aku mengantarnya ke Toko Hanphone untuk melihat-lihat sekaligus membeli HP baru. Aku tahu perasaannya tidak enak karena aku membelikannya HP, pasti ada rasa berat baginya untuk menerima, tapi aku selalu buat dia enjoy dengan pemberianku. Lillahi Taala aku ikhlas kok. lagian aku pikir uang itu tidak ke pake juga ditabungan, tapi bukan berarti ngak butuh, hanya saja naluriku berkata meredakan kegundahan hati seorang teman jauh lebih berarti dibanding harus melihatnya terus bersedih tapi aku mampu mereda itu. Alhamdulillah HP nya dibeli sesuai dengan seleraku dan dia akhirnya menerima pemberianku.
Sejak aku membelikannya HP, aku malah semakin protektif terhadap Queen, mulai dari HP yang sudah aku setting sendiri pengaturannya dan memasukkan alamat emailnya agar bisa meng-Hack media sosialnya kemudian sampai bisa melacak keberadaan HP tersebut. Awalnya sih niatnya supaya ketika nanti HP nya hilang lagi kan sudah mudah untuk di lacak keberadaannya, tapi aku malah menggunakannya dalam hal lain. Aku malah mencari tahu tentang kebiasaan Queen dalam kesehariannya dengan melacak HP tersebut, semakin lama, aku semakin penasaran hingga aku telah berani membuka media sosialnya (Facebook) dan mencari tahu tentang aktivitas serta mencari tahu siapa saja yang menjadi teman dalam media sosialnya. Hubungannya dengan beberapa laki-laki yang menurutku tidak ada yang baik buat masa depan Queen. Yang satunya tukang bohong, yang satunya lagi mungkin baik tapi tak sesuku. Dan keduanya Queen kasi harapan sih jadi aku tidak tahu sebenarnya perasaan Queen seperti apa. Sebenarnya ada seseorang sih yang Queen juga pernah dekat banget ma dia yang menurutku jauh lebih baik lah dari kedua orang itu, dia cukup mapan dan sesuku juga sih, cakep pula. Hanya saja hubungan mereka sepertinya lagi renggang. Tapi ngak ada salahnya juga sih kalau aku dekatkan mereka kembali, siapa tau Queen lebih pilih dia.
Demi mendekatkan kembali Queen dengan si Mr. A sebut saja seperti itu. Aku merencanakan untuk ngetrip ke pantai yang lokasinya cukup jauh, tentunya aku juga mengajak Mr. A dengan teman-temannya. Semua aku dah atur, dengan siapa Queen berboncengan dan teman yang lain pun seperti itu. Intidari perjalanan yang direncanakan sebenarnya semata-mata buat Queen agar bisa dekat dengan Mr. A. dan Alhamdulillah apa yang aku rencanakan berjalan dengan lancar. Aku pun bisa mendokumentasikan setiap moment perjalanan kami hingga video dokumenternya pun telah aku buat. Kali aja itu bukan hanya sekedar kenangan tapi bisa buat hadiah pernikahan kalau mereka berjodoh.
Berniat medekatkan kembali Queen dan dengan Mr. A, setiap saat aku selalu membahas Mr. A supaya Queen ada perhatian kearah itu, apalagi kita kan udah pernah pergi ngetrip bareng, masa sepanjang perjalanan yang jauh tak ada hal yang dibahas berdua. Lagian aku emang pilih tempat ngetrip yang terjauh agar ketika mereka ngobrol berdua di atas motor bisa lebih panjang pembahasannya. Bukan hanya itu, kadang aku juga selalu minta ditemenin Queen setiap kali aku ada jahitan pakaian so kebetulan si Mr. A itu punya usaha menjahit. Semua itu semata-mata agar Queen bisa kembali dekat dengan Mr. A, kadang pula jahitan yang tidak sempat aku ambil, selalu minta tolongnya ma Queen agar dia menghubungi Mr. A untuk tanyakan masalah jahitanku, yah supaya mereka bisa terus komunikasi. Bahkan aku pernah berselisih paham dengan Queen hanya karena Queen ingkar janji tak bisa menemaniku ke tempat Mr. A mengambil jahitanku. Malam itu aku kacau banget, soalnya Queen bilangnya ke acara nikahan temannya Cuma sebentar tapi  udah sampai jam 10 malam aku nungguin, belum pulang juga, mana ada acara nikahan sampai jam 10 malam di malam minggu lagi, perasaan udah ngak enak, jangan-jangan dia pergi nongkrong ma si kutu busuk lagi. Akhirya aku keluar nyari dia, aku datangi semua kafe tapi ngak ketemu juga, aku telpon malah suara suara musik yang terdengar. Hampir sejam aku keliling nyari Queen ngak ketemu-ketemu, akhirnya aku pulang dengan rasa kessal, bukan apanya sih Cuma jahitan yang mau aku ambil itu mau di cuci dulu sih besok karena hari senin besok mau dipakai, rasa ngak enak juga kalau aku datang ambil sendiri, kan niatnya mau bareng Queen supaya dia bisa ketemu Mr. A. Tapi rencananya jadi gagal total. Udah deh, jadi ngambek aku, Queen hubungi aku, nlp, chat ngak aku gubris, biarin aja, kebiasaan dia suka ingkar janji.
Keesokan harinya dia datang, dengan membawa jahitanku, aku ngak sempat nanyain juga sih kapan dia ambil jahitannya yang jelas aku dah ngambek, perasaan udah ngak enak ajak dia ngomong akhirnya aku diamin aja supaya dia kapok tapi anehnya Queen tuh, setiap buat kesalahan, entah dia lupa atau ngak nyadar, dia tak pernah minta maaf, palingan nanti ketika dah baikan terus diingatkan. Dan setiap kita cekcok, cara Queen ajak kita balikan tuh bukan dengan dia nanyain kita kenapa atau dengan menyadari kesalahannya, tapi dia malah bersikap biasa aja dan selalu ajak kita ngomong seolah-olah ngak ada masalah, apa aja ditanyain, penting ngak penting sampai suasana kita kembali pulih dan lupa dengan ngambeknya kita.
Suatu ketika malam, entah ada angin apa tiba-tiba si Mr. A malah chat aku dan curhat perihal jodoh, dia sharing aja tapi disitulah kesempatan aku buat nanya langsung ke dia seperti apa sih sebenarnya perasaan Mr. A ma Queen. dan ternyata Mr. A emang ada rasa ma Queen, hanya saja dia merasa tidak pantas karena takut ditolak, tapi rasa itu terjadi dulu, kalaupun ingin dikembalikan lagi, Mr. A merasa itu sudah tak mungkin dan dia tidak memberitahuku alasannya apa. Agak kecewa juga sih dengan pernyataan Mr. A tapi setidaknya aku sudah bisa mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan niatku menjodohkan Queen dengan Mr. A. Agar tidak terlampau jauh memberikan harapan pada Queen, aku pun lekas membahas ini pada Queen, tapi tak bisa aku katakan padanya bahwa Mr. A sudah tak ada niat untuk kembali. Kesempatan untuk membahas masalah itu ketika kita lagi luluran bareng, Cuma sekedar iseng-iseng aja nanyain dan Queen memberitahuku bahwa ada beberapa hal yang buat dia kecewa ma Mr. A, salah satunya karena Mr. A pernah ngajak Queen keluar jalan dan ajakan itu dibatalkan sepihak oleh Mr. A tanpa ada konfirmasi dan itu yang membuat Queen merasa dipermainkan, selain itu Queen pun pernah diberitahu oleh Mr. A bahwa Mr. A pernah melakukan hal tercela terhadap seorang permpuan di masa kenakalannya dulu. Sehingga Queen jadiilfeel dengan Mr. A. Cukup disayangkan juga sih kalau mereka sama-sama tak mau lagi memperbaiki hubungan mereka yang sempat renggang. Tapi yah, itu keputusan mereka dan mungkin jodoh tak berpihak.
Gagal nyombalangin Queen ma Mr. A sepertinya jadi ancaman deh Queen bakal jatuh hati ke yang lain, berharap sih bukan ma si kutu busuk. Kalau bisa ma yang lain aja deh. Tapi selain si Kutu Busuk aku pernah diberitahu oleh salah satu sepupu Queen bahwa Queen juga lagi ditaksir ma teman suaminya yang kebetulan seprofesi. Katanya sih orangnya alim, baik dan penyabar, cuma dia anak pribumi kampung sini. Nah itu dia kendalanya sehingga aku ngak respon waktu diceritain. Bahkan sepertinya Queen cukup dekat dengan orang itu karena kadang mereka pergi jalannya tanpa ada yang tahu, yang aku tahu Queen pernah di bawa kerumah keluarga laki-laki itu dan aku juga sempat lihat sekilas foto mereka berdua di HP yang hilang. Tak ada cerita panjang tentang laki-laki itu, karena setauku sih masih ngambang banget hubungannya dengan Queen.
Semakin aku dekat dengan Queen, aku malah mengekang pergaulannya. Tanpa disadari timbul rasa sayang yang berlebihan sebagai seorang teman, semua kebaikan Queen, perhatiannya dan kesebarannya telah aku salahgunakan. Aku kini telah larut dengan kenyamanan perhatian Queen yang selalu ada buat aku. itu mungkin karena perhatian seperti itu tak lagi aku dapatkan dari orang yang aku cinta bahkan aku yang memang awalnya berasal dari keluarga Broken Home yang rasa nyaman seperti itu jarang aku dapatkan dari keluarga, kini Queen ada memberikan perhatian itu. dan aku hanya ingin sedikit tersenyum dengan menikmati rasa itu. kalaupun aku salah, biarkanlah salah untuk sejenak, karena aku tahu kesalahanku itu tak bisa untuk selamanya. suatu saat Aku maupun Queen akan memiliki kehidupan masing-masing yang akan membuat hubungan kita menjadi renggang.
Berawal dari ketidaksengajaan Queen mendekapku hendak merebut HP nya yang aku pegang, dia tidak terima saat tahu aku bisa menghack HP nya dan membuka media sosialnya setiap saat, karena kesulitan merebut HP dari tanganku sampai-sampai Queen menekan badanku dan duduk di perutku sembari menggelitik badanku agar aku mau melepaskan HP nya dri genggaman. Terlintas sejenak dalam diriku merasakan hal yang tidak mengenakkan Queen berada di atas perutku. Dengan keadaan sesekali arah wajahnya menghampiri wajahku akibat harus bergulat untuk merebut HP. Sejak saat itu, Aku mulai merasa ada yang berbeda dalam diriku, ada rasa ingin terus memeluk Queen ketika terus memandangnya dan terlebih ketika dia harus berpakaian seksi dihadapnku. Hari demi hari aku mencoba untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam diriku, mungkinkahAku sakit, hingga perasaanku tidak lagi berjalan normal. Semakin hari, dan semakin aku dekat dengan Queen, aku tak kuasa untuk mengendalikan hal itu. Walaupun aku tahu perasaanku itu akan berakibat fatal baik untuk diriku sendiri maupun untuk Queen karena aku telah melibatkannya dalam dunia yang SALAH. Meskipun begitu, aku hanya mencoba untuk tidak berbuat lebih dari apa yang aku rasakan terhadap Queen, sebisa mungkin aku mengontrol hal itu, karena aku juga tidak tahu sejauh mana Queen bisa menerima jika hal ini dia tahu.
Semakin hari, semakin banyak waktu kita lalui bersama, banyak bercerita, tertawa serta mulai terbuka satu sama lain tentang masa lalu dan sebagainya. Hal itu membuatku semakin nyaman berteman dengannya. Aku mulai menghabiskan waktu di rumahnya, bahkan terkadang aku menginap di rumahnya dan hanya sesekali balik kerumahku, itu pun hanya untuk pulang mandi. Awalnya keseringan nginap dirumah Queen itu karena biasanya pulang kerjanya udah terlalu larut malam, sedangkan rumahku terlalu jauh dibanding rumah Queen yang jaraknya dekat dengan tempat kerja, lagi pula biasanya pulang kerja aku juga sering numpang makan dirumah Queen, jadi sekalian nginap juga. Biasanya sih untuk makan malam, aku sering makan ditempat kerja, tapi entah kenapa aku tuh lebih suka makan di rumah Queen, meskipun makanan dirumah Queen tak seenak di tempat kerja tapi makan disana tuh seru mungkin karena di rumah Queen makannya rame-rame dengan teman yang lain kali ya, apalagi kalau Adik Queen masaknya terong balado, waoowww,,, makannya tuh sampe lupa kenyang loh.
Kembali lagi ceritanya pada si kutu busuk yang sekarang aku ubah namanya di HP Queen jadi Keledai Musiman, tak ada alasan kenapa aku namakan dia Keledai Musiman, mungkin karena kabarnya kerap terdengar seiring pergantian musim kali lagian aku Cuma yah iseng aja sih karena pas liat HP Queen di panggilan masuknya ada nomornya dia tanpa nama, tapi hebatnya walaupun tanpa nama Queen bisa tahu kalau itu nomornya dia, secara gitu, Queen bisa hafal nomornya, sangking seringnya kali di telpon. Kasian dong kalau dia tidak tersave di HP Queen, akhirnya aku yang save dan memberinya nama Keledai Musiman. Tak tahu ada angin apa tiba-tiba aja kita bahas dia. Queen kembali menceritakan perihal pertemuannya di Hotel malam itu. Ternyata ada hal yang tidak Queen ceritakan dan baru kali ini Queen terbuka bahwa memang malam itu dia dipertemukan oleh keluarga si keledai musiman tapi Queen diperkenalkan dengan sebuah kebohongan bahwa Queen dipaksa berbohong oleh keledai musiman perihal asal daerahnya. Karena Queen menolak keinginan keledai musiman akhirnya hubungan mereka menjadi renggang dan keledai musiman tak pernah lagi menghubungi Queen semenjak kejadian itu. Sehingga Queen pun mengambil keputusan untuk menyudahi hubungan mereka. Alhamdulillah dong, tanpa harus bekerja keras menjauhkan mereka. Tapi yah dasar keledai musiman, setelah beberapa bulan berlalu taka da kabar, tiba-tiba muncul lagi nanyain kabar Queen. Karena udah ada alasan ke Queen bahwa aku marah dengan sikapnya keledai musiman yang memaksa Queen berbohong, aku melarang keras Queen untuk mengangkat telpon atau pun membalas chat dari keledai musiman, apa pun alasannya. Sehingga sejak saat itu, aku terus mengawasi HP Queen, dengan siapa dia komunikasi baik lewat telpon maupun media sosial.
Pertemanan yang aku jalin bersama Queen semakin lama semakin tak sehat. Semakin menimbulkan penyimpangan yang mengarah ke hal-hal negatif, Aku yang mulai menyadari rasa yang aku miliki tak lagi dapat diakatakan kategori normal, kini tak bisa aku kendalikan. Entah Queen menyadarinya atau tidak aku tidak tahu, tapi ketika malam itu Queen bisa merasakan tingkah yang berbeda dalam diriku. Malam itu, kami berdua nginap di rumah bos ku yang sedang keluar daerah selama dua pekan, dan selama itu aku dan Queen harus nginap di rumah bos ku. Tidur di kamar yang ber-AC dan dengan tempat tidur yang nyaman membuat aku tak bisa mengontrol perilaku hingga aku mengekspresikan apa yang aku rasakan selama ini terhadap Queen, ketika Queen telah terlelap tidur, dengan sekedar memeluknya itu mungkin sudah menjadihal biasa yang aku lakukan pada Queen karena dia pun sering melakukan hal yang sama ketika kita berdua sedang tidur tapi malam itu aku tidak tahu ada setan apa yang merasuki pikiranku hingga aku melakukan hal tercela  pada Queen untuk pertama kali. Aku yakin, saat itu dia bisa merasakannya, tapi keesokan harinya dia tak menyampaikan apa-apa, hingga aku fikir mungkin dia malu atau sudah lama tahu tapi tak ingin membahasnya. Aku pun diam dan bersikap seolah-olah hal itu aku lakukan diluar kesadaranku. Hingga pada akhirnya di malam kedua kami berdua tidur di kamar itu lagi dan aku amsih melakukanhal yang sama terhadap Queen. Keesokan harinya Queen masih tetap diam, karena penasaran dengan tanggapan Queen, ngak mungkin dong Queen tidak merasakan apa yang aku lakukan padanya, toh senyenyak apa pun tidurnya pasti dia bisa merasakannya tapi kok dia tidak menolak dan malah mendiamkan aku begitu saja. Pagi itu, ketika masih berbaring di tempat tidur, Akhirnya aku memberanikan diri untuk menanyakan tentang perilaku yang menyimpangtersebut yang aku lakukan semalam. Aku menanyakan apakah dia bisa merasakannya atau tidak, dan ternyata dari malam pertama dia ingin menanyakan hal itu tapi dia tidak tahu harus mulai dari mana, dia fikir aku sedang bermimpi. Dia sempat shock juga dengan perilaku ku itu, dia sungguh tidak menyangka aku memiliki kepribadian ganda. pagi itu, cukup lama kami membicarakannyadan dia menyarankan aku untuk bisa mengontrol diriku agar aku bisa normal kembali, tapi bukannya membaik malah semakin menjadi-jadi.
Malam ketiga, aku mencoba untuk melakukannya lagi dengan Queen tapi malah Queen menolakku dan mengira aku kesetanan hingga membacakan Ayat Suci Alqur'an dan entah kenapa memang ketika Queen membacakan Ayat Suci Alqur'an rasanya seperti sakit di hati, ada rasa takut dan resah ketika Queen harus membacanya berulang-ulang. hingga tanpa aku sadari ketakutan yang aku rasakan menimbulkan tangis hingga aku sulit mengontrol tangisanku itu. Ada rasa takut dan rasa sakit yang aku rasakan tapi aku tidak tahu penyebabnya apa. Aku seperti orang yang sangat menyedihkan, penuh luka beban hidup yang dibalut oleh topeng kemunafikan. Harus aku akui bahwa, kepura-puraanku bahagia di depan Queen dan dihadapan mereka yang melihatku adalah merupakan prestasi yang jarang bisa dilakukan oleh orang lain. Namu, malam itu dihadapan Queen, jelaslah terlihat kerapuhan itu. Aku tak lain adalah manusia lemah yang tak mampu menghadapi kenyataan hidup. dengan segala keegoisanku aku lampiaskan pelarian rasaku itu kepada Queen. Aku menyeret hidupnya kedalam sudut gelapku. Aku tahu itu salah, tapi aku tak punya jalan untuk keluar dari masalah yang aku hadapi, maka biarlah itu tetap salah. Ku biarkan salah itu berlarut-larut tanpa memikirkan perasaan Queen. tanpa berfikir begitu berdosanya aku melakukan hal itu, tanpa berfikir betapa banyaknya orang yang aku rugikan akibat perilaku tersebut terutama terhadap Queen. tanpa berfikir. Kini logikaku telah dibutakan oleh rasa yang hanya bisa dirasakan sesaat.
Malam berikutnya, lagi-lagi aku melakukannya, tapi kali ini kita tak berdua di kamar, kebetulan ada temanku Air Beras yang pulang dari Tempat tugasmya (pulau). karena ingin numpang wifi untuk download sehingga aku juga mengajaknya untuk nginap bersama di rumah bos. jadi malam itu kami tidurnya berempat ditambah adik bos ku juga yang memang tinggalnya di rumah itu. Walaupun kita tidurnya berempat, itu tidak mengurunkan hasratku untuk terus malukannya. Hingga dalam beberapa saat entah apa yang Queen pikirkan hingga dia menangis tersedu-sedu. Saat itu aku sangat-sangat merasa bersalah karena perbuatanku, tanpa sadar aku telah menyakiti perasaannya. Karena tidak tahan dan mungkin takut yang lain terbangun, Queen pindah ke kamar sebelah. Aku yang khawatir akan hal itu segera menyusulnya, walaupun Queen lama membuka pintu kamar, Aku terus memohon-mohon untuk dibukakakan sampai Queen membukanya, dan setelah aku masuk ke kamar itu, aku melihat Queen yang sepertinya baru saja selesai Sholat malam. dengan berlinang air mata, Aku terus memandangnya hingga aku menundukkan kepalaku meminta maaf karena telah ingkar janji padanya. Janji yang kuucapkan untuk tidak menyentuhnya lagi telah aku ingkar dan itu yang membuat Queen sangat mersa bersedih. Kekecewaannya sangat nampak terlihat dimukanya, lalu aku terus meminta maaf dan memintanya kembali ke kamar dan berjanji lagi tidak akan mengulanginya lagi. Malam itu aku tak bisa tidur, memikirkan Queen, Aku berfikir mungkin dia akan menjauhiku dan tidak akan mau berteman denganku lagi.
Setelah malam itu, Aku fikir aku takkan mengulangi tingkah aneh ku kepada Queen, tapi ternyata Aku tetap tidak bisa mengontrol nafsu ku saat berada di dekat Queen, sekalipun Queen mengancam akan menghindariku, ancaman itu tak berarti apa-apa bagiku dan aku tetap malakukannya. Setiap kali aku melakukan hal itu terhadap Queen, pandangan sedih di raut mukanya selalu nampak terlihat, Aku tahu berat baginya untuk mencoba menerima kepribadian gandaa yang ku miliki tapi di sisi lain aku pikir mungkin dia juga kasihan padaku jika tak menuruti keinginanku. Walaupun seperti itu, Aku tetap tidak bisa mengontrol hasratku. Sejak rasa nyaman itu aku dapatkan pada Queen, bukan hanya sekedar teman biasa, aku memandang Queen sebagai wanitaku yang harus aku bahagiakan. Hingga tak seorang pun yang bisa mendekati dia. Masih di tempat tidur, pagi itu dengan memeluknya, aku berkata "Suatu saat nanti jika tidak ada yang menikahimu karena ulahku yang selalu menjauhkan orang-orang yang mendekatimu, maka aku sendiri lah yang akan melamarmu". Kata-kata yang aku sendiri tidak tahu kemungkinan yang terjadi dikemudian hari, karena yang ada difikiranku saat itu hanya ingin memiliki Queen sepenuhnya tanpa harus melihat raut muka yang sedih akibat tingkah laku ku, sehingga aku selalu berusaha meyakinkan dia dengan sebuah kata-kata yang bisa membuatnya menerima segala hal tentang diriku baik itu sifat protektifku terhadapnya maupun perilaku menyimpang yang aku miliki.
Seminggu sebelum aku melakukan hal tercela pada Queen, aku telah berencana untuk menjodohkan dia dengan sepupuku yang saat ini sedang mencari pendamping hidup di tambah pihak keluarga selalu menelpon meminta bantuan agar bisa dibantu mencari pendamping hidup buat sepupuku itu. Sore itu, aku, Queen dan dua orang sepupunya lagi ngumpul di rumah CC dimana aku bekerja. Kami sedang menikmati rujak terpedas yang dibuat oleh para sepupu Queen. Tiba-tiba saja Hp ku berbunyi, terlihat ada panggilan video call dari keluarga di kampung. Dia ibu dari sepupuku yang sedang mencari pendamping, sebenarnya tidak ada arah pembicaraan tentang jodoh tapi ketika aku melakukan video call itu, sesekali Queen terlihat di belakangku sehingga dari keisenganku memperkenalkan Queen kepada tanteku dan mengatakan bahwa aku ada referensi untuk anaknya kini jadi terfikirkan, kenapa tidak, seru kali kalau pada akhirnya Queen bisa jadi bagian dari keluarga. Lagi pula aku pernah diam-diam mengirimkan foto Queen ke sepupuku, tapi itu terjadi tiga Tahun yang lalu ketika sepupuku untuk pertama kalinya diminta untuk menikah. Tapi foto yang aku kirimkan bukan foto Queen sendiri, ada Air Beras dan teman yang lain saat kami berlima sedang berada di Pulau. Aku mengirimkan foto tersebut karena hanya foto itu yang nampak terlihat kita berlima dan mereka adalah teman terbaik yang aku punya saat itu. Waktu foto itu aku kirim, aku hanya mengatakan pada sepupuku bahwa silahkan pilih salah satu temanku itu, karena semuanya menurutku baik walaupun ada kekurangnnya yah pastilah yang namanya manusia kan tak  ada yang sempurna. Tapi pada saat itu, sepupuku tak merespon siapa pun dari foto tersebut, mungkin karena saat itu dia belum benar-benar siap untuk menikah. Jadi yah aku juga diamkan hingga keinginan orangtuanya meredup sampai tiga tahun berlalu dan sekrang ini kembali diungkit sepupuku harus memutuskan untuk menikah karena kebetulan adiknya pun berencana akan dilamar.
Berawal dari video call itu, tanteku malah menelpon anaknya (sepupu yang dituntut menikah) yang tugasnya di Bongor karena pekerjaannya adalah seorang TNI. Sepupuku itudiberitahu agar mengabariku karena akupunya teman yang bisa jadi pilihan sebagai pendamping hidup. Selang beberapa hari, sepupuku benar menghubungiku dan menanyakan hal itu, kemudian aku mengirimkan kembali foto yang pernah aku kirimkan beberapa tahun yang lalu. Semua teman yang berada di foto itu dipertanyakan karakter mereka seperti apa, hanya saja kali ini pilihannya Cuma dua orang saja, karena Air Beras sudah memiliki tunangan pada saat ini begitupun kakaknya yang sudah menikah tahun lalu, sehingga pilihannya cuma Queen dan JM. Aku memberitahu lebih dan kurangnya sifat dari mereka berdua yang aku ketahui selama menjadi temannya. Tapi kembali lagi sepupuku malah Tanya balik ke aku, siapa yang lebih pantas menjadi pendamping hidupnya. Dengan beberapa pertimbangan aku menunjuk Queen. karena menurutku karakter Queen adalah sosok yang diinginkan sepupuku kalau didengar dari apa yang dia harapkan dari seorang pendamping. Selain itu, mungkin ini adalah kesempatan buat aku menebus kesalahanku pada Queen karena sudah melibatkannya pada perbuatan yang tercela. Lagi pula, sebaik apa pun aku membahagiakan Queen, aku tetap bukan orang yang tepat bagi kehidupannya kedepan. Jangankan lingkungan sekitar bahkan dunia pun takkan pernah merestui harapanku untuk bisa selalu bersama Queen. itu adalah kemungkinan yang tak takkan pernah menjadi mungkin sampai kapan pun.
Sebenarnya pihak keluarga sangat berharap pada temanku Air Beraslah yang ingin dijodohkan dengan sepupuku, hanya saja ada beberapa hal yang membuat aku mengurunkan niat itu, walaupun aku sendiri juga awalnya merujuk pada Air Beras, apalagi Air Beras kan udah kenal dengan keluargaku dikampung karena sudah beberapa kali ketika dia pulkam, dia selalu kerumah dan sudah cukup akrab malah dengan adik sepupuku. Tapi ketika tahu Air Beras udah tunangan waktu dia terakhir pulkam, sehingga aku tak bisa memaksanya, dia pun sudah memberiku ultimatum bahwa dia tidak bisa bersama sepupuku karena hatinya telah terpaut pada seseorang. It’s OK, dengan alasan itu, aku beralih ke Queen dan mencoba meyakinkan keluarga dengan pilihanku ini, termasuk pada sepupuku.
Setelah foto Queen aku kirimkan sepupu, aku juga meberikan no whatsup nya Queen beserta nama Facebook, Instagram dan sebagainya. Pokoknya semua hal tentang Queen aku ceritakan pada sepupuku baik itu dari segi baiknya maupun buruknya. Tapi kalau buruk-buruk banget ngak sampai aku ceritakan sih, misalnya dengan kebiasaan Queen kentut sembarangan atau perbuatannya yang jorok-jorok sih, ya ngak mungkin lah aku sampai ngasitau semuanya, entar yang ada sepupuku malah ilfeel duluan. Beberapa hari setelah aku mengirimkan no wa Queen, akhirnya sepupuku memberanikan diri untuk menghungi Queen, tapi cuma chat singkat aja, diawali dengan ucapan Asslamualaikum oleh sepupuku dan di akhiri walaikumsalam oleh Queen. Oh my God, ketika melihat chat itu, aku jadi berfikir, sepertinya aku harus bekerja lebih keras buat comblangin mereka nih. Kurang lebih dengan karakter cuek satu sama lain akan memperlambat untuk saling mengenal.
Malam itu ketika aku nginap untuk pertama kali di rumah CC karena keesokan harinya CC harus berangkat ke Makassar, aku sempat chat sepupuku dan nanyain apa dia udah menghubungi Queen atau belum, aku pura-pura aja tidak tahu. Cukup panjang obrolan kami sampai-sampai udah jam tiga subuh aja jadi tidak terasa, Cuma dengan membahas tentang Queen dan memberitahu sekaligus mengajarkan sepupuku strategi berkenalan dengan seorang perempuan karena dari notabenenya tidak pernah punya pengalaman mendekati seorang perempuan. Malam itu, aku bela-belain tidak tidur sampai pagi demi memberikan yang terbaik buat Queen yang lagi nyenyak tidurnya sepanjang malam. Ini baru tahap perkenalan aja, berakibat ngak bisa bangun pagi, diibaratkan sebuah buku baru ditahap sampul belum dibuka aja udah setengah mati begini gimana nanti kedepannya yah, bisa-bisa mereka mengawali hari dengan bahagia, dan aku yang mengakhiri hidup dengan ngelansa.
Tapi awal dari perjuangan itu membuahkan hasil. Keesokan harinya, Queen di chat oleh sepupuku dan fatalnya justru Queen yang ngak tau harus balas chatnya itu seperti apa, akhirnya aku deh yang balaz sendiri chatnya. Lucu kan, strategi yang aku rancang sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah aku beritahu malah aku sendiri yang menjawabnya. Seperti kita yang sendang menghadapi ujian kemudian soalnya sudah diketahui yah pasti lancarlah jawabnya. Udah otomatis jawabnnya benar semua. Tapi tidak semua chat sepupuku itu aku yang balaz kadang Queen sendiri yang membalasnya tapi keseringannya aku yang balas soalnya kalau Queen yang balaz palingan singkat dan jelas udah kayak lagi di interview perkerjaan, jawabnya sesuai apa yang di tanyakan, bakan buat nanya balik aja pake mikir-mikir. Heran deh, perempuan tuh suka banget jadi cuek-cuek butuh. Apalagi Queen cueknya tuh bikin kessel melulu. Karena sama-sama cuek akhirnya perihal kabar mengabari tak selalu intens setiap saat. Aku pun tidak bisa memaksa mereka apalagi sepupuku, sangat sulit untuk melunakkan hatinya. Jadi yah aku biarkan aja hubungan mereka seperti itu sembari mendoakan mereka semoga dibukakan pintu hati mereka untuk bisa dekat hingga dipersatukan di pelaminan. 
Berhubung fokusnya dengan perjodohan Queen dan sepupuku, itu artinya aku juga tidak boleh lalai terhadap siapa saja yang sedang mendekati Queen. Sebisa mungkin Queen tak memikirkan orang lain, walaupun belum ada kejelasan dari sepupu ku tapi setidaknya usahaku tak boleh terancam gagal hanya karena Queen mengharap pada orang lain. Sore itu ketika pulang kantor aku dan Queen sedang duduk di tempat minum Es Kelapa muda, sambil menikmati es kelapa mudanya ditengah teriknya matahari, entah bagaimana pembahasan dari obrolan kita tiba-tiba mengarah pada si keledai musiman, sebab ternyata dia masih saja mencoba untuk menghubingi Queen dan berusaha mengajak Queen jalan lagi. Aku yang geram mendengar Queen mengatakan hal itu langsung naik pitam dan mengabil HP Queen. Tak banyak aku langsung mengirimkan pesan lewat HP Queen untuk memutuskan hubungannya dengan si keledai musiman itu. Dalam pesan itu aku tulisankan bahwa Queen sudah mempunyai tunangan sehingga dia tak ingin lagi diganggu dengan pesan maupun ajakan untuk pergi jalan. Walaupun Queen merasa agak berat, tapi aku terus berusaha meyakinkannya bahwa keputusan itu adalah yang terbaik buat dia, sampai pada akhirnya Queen menuruti apa yang aku katakana. Meskipun begitu, aku rada-rada cemas dengan si Keledai musiman ini, toh siapa tau di depanku Queen mengiayakan untuk tidak lagi meladeni si keledai musiman tapi dibelakangku dia masih menjalin komunikasi. Akhirnya aku berinisiatif untuk memblokir nomor keledai musiman tanpa sepengetahuan Queen, baik itu di whatsup maupun tlp biasa di HP milik Queen. agar tidak ketahuan Queen kalau aku blokir dia, aku membiarkan pesan yang aku kirim tadi di whatsup terlihat sudah terbaca dulu lalu kemudian aku memblokir pesan tersebut sehingga si keledai musiman tidak bisa lagi membalas pesan tersebut, dan Queen mana tahu taktik itu. Aku tidak perduli seperti apa penjelasan si keledai musiman setelah membaca pesan tersebut, yang jelas dia harus aku singkirkan sejauh mungkin.
Setelah satu persoalan ini selesai ternyata masih ada Ranjau lagi yang lebih mengusik pikiranku untuk segera menyingkirkannya dari kehidupan Queen. Dengan berbagai macam alasan aku katakan pada Queen untuk meyakinkan bahwa kali ini pilihannya masih tetap salah tapi sepertinya orang tersebut sudah terlanjur jauh berhubungan dengan Queen sehingga Queen sangat merasa berat untuk memutuskan hubungan tersebut. Orang itu adalah teman suami sepupu Queen yang sebelumnya pernah diceritakan hanya saja karena aku tidak tahu sejauh mana hubunganya dengan Queen, dan setelah Queen menceritakan sedetail-detailnya hubungan mereka, barulah aku kaget se kaget-kagetnya ternyata masalah ini lebih serius dari pada si keledai musiman. Kali ini harus lebih ektra lagi menyingkirmannya apalagi ditambah orang tersebut hamper tak punya cacat apapun sehingga aku kesulitan untuk mencari celah keburukannya. Beruntungnya ada satu kekurangan yang bisa aku jadikan alasan kuat agar Queen tak memilih dia, Dia asli pribumi suku kei, dimana kita semua tahu sebagai pendatang bahwa suku asli pribumi memiliki banyak sifat yang tidak bisa diterima oleh suku kita sebagai pendatang. Setiap kali aku memberikan penjelasan terhadap Queen dan mencoba meyakinkan dia bahwa apa yang menjadi pilihannya saat itu tidaklah tepat, tapi Queen tetap tidak percaya, alasannya karen laki-laki itu sudah cukup serius untuk menyampaikan niatnya lagi pula Queen sudah diperkenalkan pada beberapa keluarga laki-laki tersebut. Sehingga Queen merasa berat hati untuk memutuskan hubungannya. Sejak saat itu, aku fikir sepertinya aku tidak akan berhasil hanya dengan memberikan penjelasan pada Queen, ya sudahlah untuk sementara aku mencoba mendiamkannya sembari mencari tahu tentang laki-laki itu, dikampung mana dia berasal, seperti apa pergaulannya dan bagaimana karakter laki-laki itu lewat teman-teman ku yang kebetulan juga berteman dengan laki-laki itu. Kalaupun pada akhirnya mereka berjodoh, setidaknya aku harus tahu dulu seperti apa sifat laki-laki pilihan Queen. jika aku dapati informasi yang tidak baik mengenai laki-laki itu, sudah pasti apapun alasan Queen takkan kubiarkan dia memilih laki-laki itu.
Aku juga tidak tahu kenapa aku sepengertian ini pada Queen, bahkan sampai pada masalah pribadinya untuk masa depannya aku harus ikut campur. Kadang aku juga berusaha untuk tidak peduli, dengan berfikir yah sudahlah semua orang kan punya hak katas dirinya sendiri, kalaupun pada akhirnya pilihannya itu salah, bukankah itu sudah menjadi resiko. Lalu kenapa aku begitu ikut campur dengan urusan Queen. Emmmhhhhh….. Bagiku, Queen bukan hanya sekedar teman biasa, ataupun sebatas sahabat, aku tahu Queen juga bisa merasakan hal itu, kalaupun ada pertanyaan yang menanyakan Kenapa, jawabanku cuma satu, “Karena Aku Sayang”. Entah sayang itu didefinisikan seperti apa, hanya Queen yang bisa merasakannya. Semakin hari, aku semakin memperlakukan Queen seperti layaknya seorang kekasih yang batasi pergaulannya. Kemana dia pergi, dan dengan siapa, aku harus tahu. Setiap hari setiap saat aku selalu melacak keberadaannya melalui HP. Kadang dia merasa risih dengan sikap ku itu, tapi di sisi lain dia menganggap bahwa semua itu demi kebaikannya, Queen berusaha untuk selalu berfikir positif dengan semua tingkah ku. Mungkin aku sudah keterlaluan, karena bahkan ketika Queen ingin berkunjung kerumah keluarganya pun kadang aku melarangnya. Aku juga tidak mengerti kenapa aku seprotektif itu pada Queen, ketika tahu Queen sedang pergi entah itu hanya bersama teman-temannya difikiranku selalu mengada-ngada, jangan-jangan Queen sedang bersama laki-laki atau lagi ngobrolin seorang laki-laki bersama teman-temannya. Aku selalu tidak tenang jika tidak mengetahui dimana keberadaan Queen. Sikap protektif itu semakin lama semakin melonjak menjadi seorang pencemburu. Bagaimana tidak, jangankan di dunia nyata di dunia maya pun banyak yang mencoba mendekati Queen. Bahkan rasanya aku harus menjadi monster untuk menyingkirkan orang-orang yang berusaha mendekati Queen, setiap saat media sosial Queen Facebooknya kadang terdapat masseger seorang laki-laki yang tidak dikenal mencoba mendekati Queen, dan sebelum Queen tahu akan hal itu, aku sudah terlebih dahulu memblokirnya. Karena keseringan Queen mendapat pesan seperti itudi masseger, akhirnya aku mengaktifkan nada masseger di HP ku agar setiap saataku bisa mengontrol pesan yang masuk di facebook Queen. Ada yang minta no wa lah, ada yang pengen kenalan lah, ada yang sok-sok kenal lah, dan ada pula yang mangaku-ngaku teman lama. Semuanya aku blokir tanpa sepengetahuan Queen, bahkan semua yang mengirim permintaan pertemanan pun aku seleksi dulu, kalau orangnya perempuan sih ngak papa, aku abaikan aja, tapi kalau laki-laki sekalipun udah berkeluarga apalagi statusnya masih lajang aku blokir, bukan hapus lagi, so kalau hapus kan masih bisa minta pertemanan lagi, terkecuali kalau aku liat orang itu memiliki teman yang sama dengan beberapa keluarga Queen, aku tidak bisa memblokirnya, tapi tetap aja orang itu dibawah pengawanku setelah Queen menerima pertemanannya. Gimana tidak seketat itu, untuk menyingkirkan satu orang yang lagi dekat dengan Queen aja saat ini aku kewalahan cari alasan, bagaimana jika Queen meladeni semua yang ada di duni maya itu. Aku bisa amsyong dong. Makanya sebelum orang-orang itu menyusahkanku, aku terlebih dahulu menyingkirkannya agar tidak jadi beban pikiran.
Suatu ketika aku lupa mematikan nada messeger Queen di HP ku, tiba-tiba saja ada panggilan masuk dan kebetulan aku dan Queen lagi memainkan HP ku, melihat panggilan itu sama dengan panggilan di HP nya, Queen langsung marah dan memintaku untuk berhenti melacak HP nya. It’s OK, saat itu aku langsung mematikan nadanya dan meyakinkan Queen bahwa aku sudah tidak bisa membuka pesan Massegernya, tapi keesokan harinya tetap aku aktifkan. Dan sesibuk apapun, Queen tak pernah lolos dari pengintaianku.
Lama kelamaan, Queen pun terbiasa dengan sikap ku dan berusaha untuk menuruti keinginanku, entah itu karena dia malas berdebat denganku yang pastinya dia sudah bisa menerima sifat protektif dan pencemburuku yang tak jelas. Bukan hanya itu, Queen pun berangsur-angsur terbiasa dengan perilaku ku yang menyimpang, yang hampir setiap malam aku lakukan padanya. Mungkin Queen udah cape melarangku sehingga dia pun membiarkan hal itu terjadi pada dirinya, selain itu aku yakin Queen hanya kasihan dengan apa yang terjadi pada diriku. Hal itu Nampak terlihat di mata Queen ketika aku melakukannya lagi dan lagi. Sikap aroganku yang tak kenal waktu dan tempat ketika hasrat itu timbul, akibatnya aku hampir saja ketahuan oleh salah seorang teman. Hari itu, Air Beras maupun JM balik dari pulau, kita pun buat acara ngumpul bareng di rumahku, bukan hanya kita berlima tapi teman yang lain pun kami ajak. Entah apa yang aku fikirkan saat itu sehingga aku telah ceroboh saat aku melihat Queen sendiri di kamar, aku malah melakukan hal buruk itu lagi pada Queen sampai JM masuk dan melihat kami. Aku tidak tahu, apa yang JM fikirkan saat itu tentang kami berdua, tapi aku hanya mencoba bersikap biasa saja seolah-olah apa yang JM lihat barusan bukanlah sebuah masalah. Tapi hal itu, membuatku jadi tidak nyaman, ada rasa khawatir jika JM sampai memberitahu teman yang laintapi di satu sisi JM kan orangnya polos dan hal seperti itu pengetahuannya masih kurang sehingga aku yakin dia tidak akan sampai mempersoalkan apa yang telah dia lihat. Walaupun begitu, pikiranku tetap saja merasa tidak tenang sehingga ketika JM sedang sendiri di luar aku mengahmpirinya dan memberitahunya, agar tidak salah paham, tentunya dengan aku mengarang cerita, dan JM percaya itu.
Aku juga sempat membahas masalah itu dengan Queen, tapi Queen menyikapinya dengan biasa saja, namun dia memberiku peringatan untuk bisa menahan hasratku itu ketika situasinya tidak mendukung. Queen memahami ketidaknormalanku tapi bukan berarti dia setuju dengan sikapku yang tidak bisa aku ubah. Berkali-kali Queen memperingatkan ku dan menasehatiku akan dampak yang aku dapatkan nantinya, tapi aku tetap saja tidak perduli dengan hal itu. Aku seakan-akan membabi buta dengan keadaanku. Bahkan ketika kita sedang sholat bersama di salah satu masjid di jalan, karena kebetulan sore itu kita berdua sedang menikmati jagung bakar sambil melihat sunset, akhirnya kemalaman dan harus sholat maghrib di masjid terdekat. Setelah selasai sholat aku malah mempertanyakan pendapat Queen tentang JM yang melihat kejadian tersebut. Malah Queen menceramahiku panjang kali lebar, menyalahkanku dan memintaku untuk merubah sikap ku itu, bahkan Queen mengancam ingin menjauhiku jika aku tak bisa merubah sikap. Saat itu aku sangat-sangat sedih, bagaimana mungkin Queen sampai kepikiran ingin menjauhiku sementara aku sangat membutuhkan seseorang yang bisa memahamiku dengan kondisi seperti ini, berperan dengan rasa sakit yang Queen tidak pernah tahu dan takkan pernah tahu. Pembicaraan kita saat itu cukup lama sampai pada tiba waktunya adzan isha, karena aku marah dengan Queen dan keadaanku seperti ini, aku pun tak lagi ikut sholat isha, aku pergi keluar dari masjid itu. Sambil melihat Queen sholat dari luar, dalam hatiku berkata “tak perlu repot-repot berniat menjauhiku, cepat atau lambat jika bukan kau, aku yang pergi meninggalkanmu”.Malam itu ingin rasanya pergi meninggalkan Queen yang sedang sholat, tapi kalau aku melakukan itu, masalah akan semakin panjang. Sehingga aku memutuskan untuk menunggu Queen sajasampai selesai sholat dan pulang sama-sama.
Bukan hanya nyaris ketahuan oleh JM. Hubunganku dengan Air Beras pun menjadi renggang. Semenjak aku dekat dengan Queen, belakangan ini aku aku sering mengabaikan Air Beras terlebih ketika Air Beras balik dari pulau, aku tak lagi punya banyak waktu bersamanya. Ditambah dengan kesibukanku bekerja hingga larut malam sehingga waktu untuk ngobrol dengan Air Beras pun semakin jarang, udah jarang nongkrong bareng, apalagi kebiasaan kita untuk pergi jalan hampir tak ada waktu. Awalnya aku masih menyisahkan waktu sedikit pada Air Beras ketika dia sedang berada di rumah, sesekali aku pulang kerumah walaupun itu hanya sebentar saja, pulang malam pergi pagi, tapi lambat laun, aku malah tak pulang-pulang ke rumah. Aku lebih memilih untuk nginap di Rumah Queen. Bagaimana tidak, tidur dengan Queen lebih membuatku nyaman dengan segala keegoisanku yang mengutamakan hasrat yang tak terkendali, sehingga hal itu membuat aku mengabaikan seorang sahabat yang lebih lama aku kenal dari Queen, lebih lama aku mengahabiskan suka duka di perantauan. Namun, Air Beras bisa memahami kondisi ku bahwa aku tak bisa selalu ada waktu bersamanya karena sebukanku bekerja, tapi dia tidak pernah tahu kalau selama ini aku nginapnya di rumah Queen, yang dia tahu aku cuma makan dan tidurnya di tempat kerja di rumah CC. Karena selama ini setiap aku tidak pulang aku selalu beralasan banyak kerjaan sehingga harus lembur, tapi kebiasaan tidak pulang dalam jangka waktu yang lama membuat Air Beras resah dan akhirnya pagi itu dia mengirimkan pesan agar aku pulang karena ada hal yang ingin dia bicarakan. Aku mulai was-was dengan pesan tersebut. Tidak biasanya Air Beras mengirim pesan seperti itu, bahkan Queen pun sempat curiga, pesan itu dikarenakan aku tidak pernah pulang. Sesampainya aku di rumah, aku langsung menanyakan hal yang ingin dibicarakan oleh Air Beras. Dan memang benar kecurigaanku, Air Beras telah mempermasalahkan aku yang tak pernah pulang, aku yang sudah tak punya waktu bersamanya, saat itu, aku benar-benar merasa bersalah, dengan melihat air mata itu tumpah yang aku tahu sudah terlalu lama Air Beras memendamnya, hanya saja keegoisanku yang mementingkan perasaanku sendiri, sehingga aku telah mengabaikan perasaan seorang sahabat. Air Beras bahkan mengungkapkan rasa sepi yang dia rasakan sampai-sampai dia pun bertanya-tanya dalam hatinya tentang kesibukanku, sangking ingin tahunya, ternyata diam-diam Air Beras mengecek suasana malam disepanjang jalan dari tempatku bekerja sampai ke rumah. Karena terkadang alasanku tidak pulang karena takut dengan suasana jalanyang mulai sepi. Dan setelah Air Beras mengeceknya, memang sepi tapi bukan berarti tidak aman sehingga Air Beras merasa alasanku tidaklah masuk akal, apalagi aku bukan tipe orang yang penakut dengan suasana malam. Iya aku akui, aku salah, semua alasanku itu tidak bisa kupertanggungjawabkan. Masalahnya ada pada diriku sendiri, hanya saja aku tidak bisa mengatakannya pada Air Beras. Pagi itu, dengan memeluknya, aku berjanji pada Air Beras tidak akan membuatnya kesepian lagi dan aku berjanji akan memperbaiki kesalahan yang kuperbuat. Aku akan mengatur waktu ku agar bisa bersama Air Beras.
Demi sebuah janji, sehari dua hari aku masih menepatinya dengan pulang kerumah bahkan untuk makan siang pun aku sempatkan pulang untuk pulang dan setiap sore aku mengajak Air Beras pergi jalan seperti kebiasaan kita dulu, dan disetiap malam minggu kita selalu sempatkan nongkrong di kafe. Aku menepati janji itu seperti yang diinginkan Air Beras. Namun tidak berlangsung lama, di satu sisi aku ingin menempati janjiku dan membuat sahabtku tidak kecewa lagi tapi di sisi lain aku juga merindukan Queen, semenjak aku menghabiskan waktu bersama Air Beras, aku jadi kepikiran terus ma Queen. Rasanya pengen kita bisa barengan, jadi ketika aku bersama Air Beras aku tak perlu merindukan Queen, begitu pula sebaliknya ketika aku bersama Queen tak perlu memikirkan Air Beras karena takut mengecewakan lagi. Tapi kenyataannya Air Beras dan Queen sepertinya tidak bisa diajak barengan, aku tidak tahu kenapa seperti itu. Kadang aku ajak Air Beras main ke rumah Queen, tapi selalu saja Air Beras menolak dengan berbagai macam alasan, dan ketika aku bersama Air Beras kadang aku juga mengajak Queen untuk jalan bersama tapi Queen pun selalu menolak dengan alasan tak ingin mengganggu kebersamaanku dengan Air Beras. Ada apasih dengan mereka. ? dengan seperti itu aku jadi bingung harus seperti apa aku bersikap dengan mereka, dua-duanya adalah sahabat yang sama pentingnya dalam hidupku.
Suatu hari aku mendapat surat dari salah satu pengurus Desa untuk mengikuti program dan kegiatan di Ambon, sehingga hal itu mengharuskanku untuk berangkat dalam jangka waktu sepekan lamanya. Aku merasa senang sih, setidaknya bisa liburan juga, bosan rasanya bila harus kerja melulu. Tapi disatu sisi aku memikirkan Queen, selama seminggu aku harus ninggalin dia, udah pasti senanglah dia kemana-mana tak ada melarangnya. Sehingga sebelum berangkat, aku memintanya untuk berjanji selama aku pergi dia tidak boleh buat ulah apalagi pergi jalan ma laki-laki lain siapa pun itu. Walaupun Queen mengiyakan, tetap saja aku harap-harap cemas jadinya. Sehari sebelum berangkat aku mengabiskan waktu bersama Queen, bahkan kita berdua nginap di rumahku karena tiket pesawat yang dipesan harus berangkat subuh dan Queen menemaniku malam itu. Sebenarnya Queen agak berat sih harus menemaniku malam itu di rumah. Jangankan buat nginap, diajak kerumah buat mandi atau mencuci aja mesti mikir-mikir dulu, karena Queen dah tahu apa yang akan aku lakukan jika situasinya hanya berdua di rumah. Tapi karena aku terus memohon dan berkata padanya bahwa perjalananku akan memakan waktu lama nantinya sehingga kita akan lama tak bertemu, kemudian akhirnya Queen mengiyakan. Malam itu, aku betula-betul memanfaatkan waktu dan situasi, bahkan hanya sedikit tidur yang aku dapatkan, begitu pula dengan Queen, dia hanya menuruti keinginanku, bagaimanapun Queen hanya tak ingin aku kecewa padanya.
Selama di Ambon, setiap saat aku memikirkan Queen. Queen sedang apa, dengan siapa, dan di mana. Hal itu selalu saja mengintai pikiranku, bahkan di sela-sela waktu kegiatan aku selalu menyempatkan diri untuk melakukan video call bersama Queen, hanya ingin tahu dia lagi ngapain sekaligus mengobati rasa rinduku padanya. Setiap hari dengan padatnya jadwal kegiatan membuat aku jadi cepat bosan dan ingin cepat-cepat pulang, walaupun sesekali aku pergi jalan menikamati keramaian kota tapi tetap aja rasanya tuh sepi, bawaannya cuma mau pulang aja. Hingga ada pemeritahuan bahwa jadwal akan dipercepat, senangnya aku sampai-sampai aku bergegas menemui pihak panitia untuk memesankan tiket di waktu tercepat. Tentunya aku langsung mengabari Queen, kalau aku akan segera pulang lebih cepat dari jadwal. Tapi tak disangka ketika hari dimana esok aku akan pulang, Queen malah mengatakan padaku kalau dia akan berangkat ke Pulau bersama temannya yang kebetulan beberapa hari yang lalu singgah dan numpang nginap di rumah Queen. Saat itu, aku benar-benar marah karena Queen pun mengabariku pada saat dia sudah berada di atas kapal, itu pun karena aku yang menelponnya. Sebenarnya ada rasa tidak percaya juga sih karena aku sempat melihat perckapan Queen dengan salah seorang abk kapal yang kebetulan dia adalah suami temanku juga, dalam percakapan itu, Queen hanya memesan tiket untuk satu dewasa dan dua anak. Namun karena CC meyakinkanku pada saat itu karena dia pun ikut mengantar Queen ke pelabuhan, jadinya aku percaya, toh CC yang aku kenal tak pernah berbohong, dia kan orangnya takut dosa. Akhirnya aku percaya begitu saja, tapi…. itu hanya sesaat. Queen pasti tidak pernah mengira bahwa selama ini aku bisa melacak keberadaannya tanpa harus membuat HP nya berdering. Untuk memastikan apakah Queen benar-benar berangkat atau tidak, aku diam-diam melacak HP nya dan ternyata malam itu, posisinya masih di Tual, tidak kemana-mana… mmmmhhhhhh, rupanya Queen ingin mengerjaiku saja. Ok lah, aku ladeni. Mari kita lanjutkan drama ini, aku ingin tahu seberapa pintar Queen mengerjaiku. Agar kelihatannya tampak marah aku sengaja tidak menghubungi Queen sampai aku pulang ke Tual, aku hanya meminta CC untuk menjemputku, tapi aku yakin Queen pasti akan ikut bersama CC, liat aja nanti. Alhamdulillah sore itu aku tiba di Tual dengan selamat, hal pertama yang aku lakukan ketika mengaktifkan HP adalah dengan melacak keberadaan Queen. dan lihatlah.
Betapa senangnya aku turun dari pesawat dengan terus memandangi HP ini. Aku rasanya tidak tahu harus bersikap seperti apa nantinya agar Queen merasa berhasil mengerjaiku. Saat aku masuk di tempat pengambilan barang terlihat dari jauh CC mengintip dari kaca pintu keluar, aku yakin Queen pun ada disebelahnya sehingga aku tidak berani melihat kearah pintu keluar, aku ingin rencana mereka berjalan sesuai harapannya. Perasaanku saat itu seperti tak ingin keluar, karena takutnya aku tak bisa terlihat berpura-pura tak tahu di hadapan mereka. Dan setelah semua barang aku dapat, aku keluar dengan berusaha bersikap biasa saja. Dari kejauhan CC Nampak sendiri, aku bahkan sengaja nanya ke CC “sendiri?”, itu karena aku ingin melihat raut kebohongan CC yang orangnya jarang berbohong seperti apa. Yah, cukup berhasil juga aktingnya. Sambil berjalan menuju arah mobil, aku bertanya-tanya dalam hati, kira-kira Queen sembunyi dimana ya, agar sedikit mengacaukan rencananya aku memutuskan untuk menunggu di depan saja dan meminta CC untuk membawa mobilnya dari parkiran, karena pikiranku mungkin Queen sedang menunggu di dalam mobil. Tapi Lucunya, saat aku menunggu CC di depan terlihat dari layar HP ku yang sedang mati ada bayangan seseorang dibelakangku sedang mengendap-ngendap dari kejauhan, rasanya ingin sekali berbalik dan memeluknya, tapi janganlah, nanti kesannya dia tidak berhasil, sehingga aku membiarkannya melanjutkan permainannya sesuai yang direncanakannya, agar aku tidak berdiam saja, aku bergegas memasukkan koper kedalam mobil dan berpura-pura masuk ke mobil tanpa menoleh sedikit pun. Lalu kemudian dari belakang Queen menyusul masuk ke mobil sambil tertawa. Aku pun harus berpura-pura kaget agar mereka puas dengan permainan mereka yang membuatku tak bisa berhenti tertawa dalam hati.Tak ada rasa kesal sedikitpun kapada mereka karena sudah mengerjaiku, justru aku merasa bahagia sudah bisa membuat mereka senang melakukan hal yang mereka inginkan, sekalipun itu terlihat aku yang ditertawakan. Bagiku dengan melihat Queen puas dan senang dengan apa yang dia lakukan, aku rela jadi bahan tertawaannya.
Kembali lagi kita bahas tentang seseorang yang lagi dekat dengan Queen, seseorang yang selalu hilang timbul artinya tidak sering memberika kabar tapi sekali ngasi kabar bawaannya selalu ngajak Queen ke kampong halamannya. Dan hal itu buat aku jadi rishi, setiap kali dia masseger Queen nanya kabar, aku langsung hapus pertanyaannya sebelum Queen lihat, tapi kadang aku kecolongan juga, karena Queen pun kadang yang labih dahulu mengabarinya dengan menanyakan kabar dan lain-lain. Terus terang dengan melihat percakapan mereka di masseger Queen jadi terganggu rasanya. Sehingga aku dengan lancangnya langsung memblokir orang tersebut tanpa sepengetahuan Queen, walaupun Queen agak telat menyadari hal itu, beberapa hari kemudian Queen merasakan keanehan di FB nya karena orang itu tak lagi muncul di beranda Queen dan setelah Queen mencari tahu sendiri akhirnya Queen sadar kalau FB orang tersebut telah terblokir. Yah pastilah Queen langsung tahu aku pelakunya, karena cuma aku yang bisa buka FB nya. Marah so pasti, tapi tidak membuatku kapok untuk tetap melarang Queen berhubungan dengan orang itu. Aku tetap mengaku salah pada saat itu dan aku memberitahu Queen bahwa jika dia tetap merespon FB orang itu aku akan memblokirnya kembali, Sejak saat itu, aku semakin ketat mengontrol FB Queen.
Setelah Queen mengetahui FB orang itu aku blokir, dengan sigapnya Queen membuka kembali blokiran tersebut dan malah meminta maaf dengan alasan FB nya lagi error. Setelah orang itu kembali bisa berkomunikasi dengan Queen, dia tidak berhenti menghubungi Queen di FB dan Queen pun selalu membalasnya walaupun kali ini Queen cuma membalasnya seadanya saja sesuai yang ditanyakan tapi aku masih tetap tidak tenang dengan hal itu, akhirnya aku mencari cara lagi agar gimana caranya supaya FB orang tersebut tidak terblokir tapi tidak bisa mengirimkan pesan pada Queen, dan Queen tidak mengetahuinya lagi. Akhirnya aku mencari tahu caranya memblokir sebatas pesan masseger saja. dan hal itu berjalan cukup lama untuk Queen sadari. Walaupun begitu, pada akhirnya Queen tahu juga karena mungkin dia sadari orang tersebut tak pernah lagi mengirimkan pesan masseger padanya makanya dia cari tahu terus keanehan dari FB nya. Tapi kali ini aku pura-pura tidak tahu walaupun muka ku tak bisa berkata bohong pada Queen. sangking seringnya aku buat hal di FB Queen, sampai-sampai Queen sering nuduh sembarangan padahal aku tidak melakukan apa-apa, aku yakin Queen sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi pada FB nya hanya saja dia sering menjebakku karena apa yang tidak diketahuinya bisa dia cari tahu dengan berpura-pura tahu padahal tidak ada hal yang aku perbuat di FB nya.
Aku rasa menyingkirkan orang itu agak lebih sulit karena Queen tetap ingin menjalin komunikasi yang baik dengan orang, selama mereka masih berkomunikasi besar harapan mereka bisa bersama dong. Saat aku sedang asik nonton youtobe di kantor, tidak sengaja sharcing video-vidio motivasi di youtobe, disitu aku dengar sebuah pencerahan bahwa, untuk bisa membuat seseorang yakin dengan apa yang kita ucapkan adalah dengan mengatakan padanya pada saat otaknya lagi fres, dengan kata lain ucapkan kata-kata itu disaat dia baru bangun tidur, karena pada saat itu, otaknya masih belum bekerja untuk memikirkan hal lain. Dengan termotivasi dari video tersebut, aku jadi punya ide buat cuci otak Queen tentang laki-laki itu. Keesokan harinya pagi-pagi aku terbangun dan mulai mengganggu Queen seperti pagi-pagi sebelumnya pasti sebelum bangun aku selalu mengganggu Queen dulu ditempat tidur. Tapi kali ini agak berbeda, kalau biasanya aku mengganggu Queen dengan iseng-iseng aja kali ini aku fokus mengobrak abrik logika Queententang kehidupan terutama tentang kesalahannya dalam menetapkan pilihan hatinya. Hanya saja semua kata yang aku ungkapkan pada saat itu, kurangkai seindah mungkin sehingga Queen hanya bisa berkata dalam hatinya “iya benar juga ya”. Banyak hal yang aku jadikan perumpamaan dan pertimbangan kenapa Queen harus menolak niat baik laki-laki tersebut. Jangankan Queen adiknya aja yang ikut mendengarkan ikut terpengaruh dengan kata-kata ku. Dan Alhamdulillah tak sia-sia panjang kali lebar aku berkata-kata, pada hari itu juga Queen mengirimkan pesan masseger pada laki-laki itu bahwa dia tidak bisa lagi melanjutkan hubungannya dengan alasan orang tua tidak menyetujui. Sejak saat itu aku merasa sangat bahagia dan puas telah berhasil menyingkirkan orang-orang yang tak pantas menurutku buat Queen. 
Ketika di penghujung tahun, malam itu malam pergantian tahun. Tadinya aku dan Queen berencana buat seru-seruan di rumah Queen dengan mengajak beberapa teman cuma malam itu suananya tidak sesuai dengan yang direncanakan sehingga malam pergantian tahun itu aku rayain dengan makam malam saja bersama Queen dan Air Beras. Senang deh bisa bersama bertiga malam itu. Sampai kita memutuskan untuk nginapnya di rumah Queen. Sebenarnya malam itu aku berniat untuk berhenti meluapkan hasratku pada Queen, aku hanya ingin ada hal yang baik yang aku lakukan di malam pergantian tahun dan merubah hal buruk yang ada dalam diriku, tapi nyatanya aku jadi terjebak oleh situasi. Air Beras yang tidurnya di atas tempat tidur dan aku di bawa bersama Queen, membuat aku lupa dengan niatku sebelumnya. Malam itu, aku tetap melakukannya lagi bersama Queen dan Queen pun yang sudah menerima keadaanku seperti itu, sudah tidak pernah melarangku menyentuhnya, bahkan kadang diapun menikmati. Keesokan harinya ketika kita sarapan, aku sempat kaget ketika Air Beras mengatakan bahwa sepanjang malam dia tidak bisa tidur, haaaaah,…. Kalau Air Beras benar-baner tidak tidur berarti dia bisa dengar dong percakapanku dengan Queen semalaman. Tapi melihat expresi Air Beras mengatakan hal itu, tidak nampak dia sedang mengetahui sesuatu sehingga aku mencoba untuk tidak merandai-andai, kalau pun Air Beras tahu, aku rasa dia pasti akan menanyakan langsung padaku.
            Terkadang aku juga sering bingung dengan apa yang terjadi pada diriku sendiri, seakan-akan aku jalani hidup ini dengan penuh emosional, segala sesuatu yang membuatku kecewa entah itu masalah pekerjaan, keluarga, masalah hati, maupun hubungan dengan para sahabat. Semua itu tak bisa aku terima baik sebagai tadkirku. Aku bahkan melampiaskan amarah itu pada Allah atas ketentuannya. Bagaimana tidak, semua yang aku harapkan hanyalah sebatas kekecewaan semata yang aku dapatkan. Yah itu mungkin bisa sebanding dengan perbuatanku sendiri yang kadang lupa bahkan melanggar perinta-NYA, tapi tidakkah satu hal dari beberapa hal permasalahan hidup ku yang bisa aku capai sesuai dengan keinginanku?  Pekerjaan; kurang lebih 8 tahun aku pertaruhkan diriku mengadu nasib di kota ini semata-mata demi mewujudkan keinginan orang tua agar aku bisa jadi pegawai negeri, tapi apa yang terjadi 3 kali aku gagal tes, jika 8 tahun ini aku menjalani hidupku sesuai keinginanku tanpa harus mengejar menjadi pegawai negeri, mungkin banyak hal yang aku perbuat, tak perlu harus berada di kota ini. Tapi sebaik apa pun pekerjaanku, sebanyak apapun penghasilanku, tak pernah bernilai di manta orang tuaku, selalu dibandingkan dengan kakak yang sudah jadi pegawai negeri dan hal itu membuatku muak dan benci dengan situasi seperti ini, ditambah aku tak lagi bekerja di pemerintahan dan pekerjaanku saat ini pun gajinya sangat kecil jangankan buat bayar hutang, buat biaya hidup aja tak cukup, harus bagaimana lagi aku bertahan hidup, masalah ini membuatku nyaris putus asa. Kadang rasanya pengen kabur aja, pergi jauh tanpa ada yang tahu, tapi bagaimana jika nantinya terjadi sesuatu pada orang tuaku, aku hanya tak ingin menyesal. Keluarga; pernah ngak sih merasakan diasingkan oleh kerabat sendiri di kota terasing tanpa ada yang bisa diandalkan selain diri sendiri? Itulah aku sekarang, hingga saat ini aku sering bertanya pada hatiku sendiri, sebenarnya apa yang harus aku capai di sini, sampai-sampai aku rela membiarkan diriku hidup dalam kepura-puraan, berpura-pura bahagia, sok tegar, sok tak membutuhkan family padahal makan sendiri aja tak sanggup. Setiap saat moment makan bersama keluarga hanya menjadi angan-angan, bahkan aku sendiri sudah lupa kapan terakhir aku makan bersama keluarga. Aku tidak tahu apa yang membuat kakak ku setega ini, membiarkan aku hidup sebatangkara padahal dia sendiri yang membawaku ke kota ini dengan harapan agar aku bisa hidup lebih layak, katanya di kota ini semua harapan orang tuaku bisa aku capai, tapi nyatanya saat aku tak bisa mencapai harapan itu, tak seorang pun peduli lagi dengan hidupku. Tak seorang pun dari mereka mengatakan “ya sudahlah, jika tidak bisa dicapai tidak apa-apa, lakukanlah yang bisa kamu capai”.  Tapi malah mereka memintaku untuk tetap berusaha, berusaha sesuai dengan keinginan mereka tanpa tanya apa sebenarnya yang aku inginkan. Namun, dengan sakit yang aku derita saat ini membuatku untuk tidak memikirkan hal itu lagi, bagiku jika apa yang aku inginkan tidak bisa aku capai, setidaknya aku bisa mencapai keinginan orang-orang yang aku sayangi. Aku mencoba untuk ikhlas dengan kondisiku saat ini, meskipun aku harus menanggungnya sendiri.Seperti di film-film tuh…hehehehe..Masalah Hati (Percintaan);  jika berbicara masalah percintaanku, pasti panjangnya bakal yang baca jadi bosan, aku hanya menekankan pada diriku bahwa apa yang membuat hatiku sakit sampai sekarang bukanlah yang terbaik buatku. Meskipun Aku bukanlah perempuan beruntung seperti kebanyakan orang, tapi aku yakini bahwa janji Allah itu pasti, jika tidak kutemukan di dunia mungkin di akhirat. Sok tegar ya kedengarannya, tapi harus ngomong apa lagi, aku bukanlah tipe orang yang selalu membandingkan kehidupanku dengan orang lain, walaupun kadang menggerutu juga sih. Kok gini-gini amat ya hidupku, kok aku tak seberuntung teman-temanku yang lain, sedih juga rasanya kalau liat teman-teman yang udah pada menikah apalagi yang udah punya anak, aku yang masih asik upload foto bersama teman, eh taman-teman yang lain dah pada upload foto anak, pembahasan mereka pun kadang buat aku tak bisa koment banyak kalau udah mengarah ke masalah keluarga.tapi ketika aku nonton berbagai macam fenomena di media sosial, sepertinya lebih banyak kok yang hidupnya lebih menyedihkan dibanding kehidupanku. Hal yang kadang yang membuatku kuat dalam menghadapi hidupku seperti ini palingan cuma sesekali liat kehidupan orang-orang susah di sosmed, atau nonton film yang ceritanya tentang orang yang hidupnya tidak lama lagi tapi masih tetap happy di hari-harinya, atau nonton video-vidio motivator seperti Marry Riana, dengar ceramahnya Hanan Ataki dsb. Pokoknya yang bikin aku bisa semangatlah, karena hanya aku sendiri yang bisa melakukan hal itu untuk diriku sendiri.Sahabat; wah untuk bahas masalah yang terakhir ini, sepertinya agak kompleks pembahasannya, kerana sahabat melibatkan semua hal dalam hidupku, karena sahabat aku bisa merasakan keluarga KW an, karena sahabat masalah karier terbantu, dan kadang pula sahabat bisa jadi pacar. Sahabat yang aku miliki tidak banyak, tapi mereka mampu melengkapi segala hal yang kurang dalam hidupku. Khususnya Queen, selama aku mengenalnya, dia selalu membuatku takut, takut kehilangan. Semua yang Queen lakukan, perhatiannya, dan kebaikannya, membuatku bergantung hingga jadi kebiasaan. Semua hal tentang diriku Queen tahu, bahkan sampai masalah terburuk sekalipun yang tak teman lain tidak tahu, Queen yang tahu segalanya. Hanya satu yang Queen tidak tahu, ketika dia merasa telah berhasil mengerjaiku sewaktu berada di Ambon, tapi ketika dia sudah baca sampai di halaman ini, itu berarti aku tak punya rahasia apapun lagi, buktinya dia lagi senyum-senyum sekarang nih sambil baca bukunya. Iya kan??? Ngaku loh….hehehehe….
Udah, senyum aja loh terus, tapi setelah ini siapin tisu ya, karena dari sini sampai akhir aku bakal kuras air matamu.
………………………………
Rahasia terbesar yang aku punya saat ini sebenarnya tentang sakit yang aku derita, walaupun Queen tahu itu, cukup dia tahu dari batas sakit saja, entah  sakit itu seperti apa Queen tidak perlu tahu karena aku hanya tidak ingin melihatnya terus mengasihaniku. Aku ingin dia tetap mengenalku sebagai sahabatnya yang super kuat dan keras kepala. Queen tahu tentang masalah ini pun karena aku tak mampu menyembunyikannya dengan baik, kecurigaan Queen membuatku harus mengatakannya. Jika dipikir-pikir rasanya tidak mungkin hal seperti ini terdaji dalam hidupku, yah….bahkan aku pun dari awal sampai sekarang, masih bertanya-tanya dalam hati, kok bisa aku seperti ini. Segala kemungkinan itu selalu kujadikan tidak mungkin dalam pikiran agar aku bisa kuat menghadapinya. Namun, suatu ketika aku mendapat kabar tentang salah seorang teman kantor yang meninggal karena sakit, dari situlah pikiran ku goyah. Bagaimana tidak, ketika aku hadir di pemakaman tersebut, semua teman memberiku kabar yang sangat-sangat membuatku tidak nyaman, dimana kematian tamanku itu aka nada kaitannya dengan diriku nanti. Aku yang mendengar hal itu, rasa lucu tapi seram juga, saat itu di depan Queen aku hadapi semua perkataan orang-orang terhadapku dengan senyuman, seolah-olah aku tak terganggu dengan hal itu, tapi dalam hati penuh dengan ketakutan, penuh dengan tanda tanya. Aku kacau pada saat itu, dan kulampias ke kacauanku itu lagi dengan minum alkohol. Rasa-rasanya ingin mati secepatnya tanpa harus menghadapi ketakutan yang berlebihan. Karena tak ingin Queen melihat ke kacauanku itu, aku memutuskan untuk nginap di rumahku saja karena kebetulan Air Beras sedang di rumah, tapi apa terjadi, malam itu tiba-tiba perutku sakit lagi, mungkin dikarenakan alkohol, tapi untung saja ada Air Beras yang membantuku sampai aku bisa tertidur. Rasa sakit yang kurasakan saat itu tidak sebanding dengan rasa sakit hati atas takdir yang Allah tetapkan padaku. Bagaimana bisa aku meninggalkan mereka, aku tidak bisa membayangkan hal itu terjadi dan tak ingin memikirkannya dulu.
Sebulan lamanya tak ada kabar dari sepupuku setelah malam sebelum dia kembali bertugas ke Bogor, dia sempat menanyakan pendapatku tentang keputusan apa yang harus dia ambil untuk menghadapi orang tua yang mendesaknya untuk menikah, tapi malam itu aku memberinya pertimbangan bahwa jika keputusan yang akan diambilnya nanti atas dasar terpaksa, akupun tidak menyetujuinya jika perempuan yang dipilihnya itu adalah Queen. aku ingin dia memilih Queen atas dasar hatinya sendiri bukan karena adanya sebuah tekanan apalagi paksaan dari seseorang. Karena aku yakin pernikahan atas dasar terpaksa, tak ada keberkahan dalam rumah tangga, dan aku tidak ingin itu terjadi pada Queen. Sehingga malam sebelum berangkat dia memberi pesan ke orang tuanya untuk diberi waktu sebulan berfikir sesuai instruksi yang aku berikan padanya agar orang tuanya juga bisa memahami keadaannya yang masih bimbang masalah pernikahan. Setelah sebulan lamanya aku memberinya waktu untuk berfikir, tanpa komunikasi selama sebulan, akhirnya dia mengabariku. Awalnya aku sempat ngerjain dia, beberapa kali telponnya tidak aku angkat. karena aku juga jengkel setiap ngobrol dengannya cuma nanya pendapat terus padahal semua kata-kata termanisku bahkan nasehat terbaikku sudah aku katakana padanya, itu pun sesekali aku mengutip kata-katanya ustad buat cairkan hatinya yang beku, tapi tetap saja jawabannya masih cari petunjuk. Ya ampuuuunn,,,. Ini bukan pertama kalinya aku comblangin orang, tapi dari awal aku dah curiga pasienku kali ini agak menguras banyak tenaga dan otakku menuju sukses. Dan setelah kesekian kalinya dia nelpon, akhirnya aku angkat, yah karena dah lama tak ada komunikasi jadinya banyak tanya-tanya kabar salah satunya dia tanyakan kabar Queen, karena dulu sempat aku bilang padanya Queen banyak yang mau lamar juga sehingga sepupuku pertanyakan apakah Queen sudah ada yang lamar atau belum, dan aku bilang belum tapi akan ada dalam waktu dekat. Siapa itu aku sendiri tidak tahu, toh yang dekat dengan Queen udah aku singkirkan semua. Yah berbohong buat nakut-nakutin sepupuku tak apalah, toh berbohong demi kebaikan itu baik. Tak ada tanggapan sih waktu sepupuku bilang seperti itu, tapi setidaknya saat dia tanyakan Queen, itu sudah membuatku lebih bersemangat buat lanjutin misi perjodohannya. Walaupun bikin kesel sih terlalu lama menggantungkan perasaan. Queen pun pasti merasa bertanya-tanya dalam hatinya tentang sepupuku ini, kok kabarnya jadi hilang timbul. Meskipun Queen terlihat santai, seolah-olah tak mengharap banyak juga tetap saja aku bisa baca persaannya pasti dia pun ada harapan entah itu 1% saja. Hal itu pun tak berani aku tanyakan pada Queen, aku tak ingin melihat ekspresi kekecewaannya lantaran sepupuku tak kunjung memberi kepastian. Aku hanya memberinya semangat dalam hati, dengan memandangnya, dalam hati aku memberitahunya “sabar ya? Rancangan kebahagiaan di masa depanmu lagi sementara aku usahakan, tak ingin berjanji cukup ku usahakan dan ku doakan secara diam-diam”. Semua prosesnya dilakukan dengan diam-diam, karena aku tahu Queen bukan tipe perempuan yang pintar basa basi duluan apalagi dengan laki-laki. Sehingga aku lancing bertindak, sesekali aku pinjam HP nya dan diam-diam aku chat sepupuku sekedar tanya kabar kemudian pesan itu aku hapus agar Queen tidak tahu. Bukan hanya itu, aku pun sering mengambil foto Queen yang sedang beraktivitas kemudian mengirimkannya pada sepupuku yang lagi bimbang dengan banyaknya pilihan. Meskipun belum ada tanda-tanda pilihannya pada Queen tapi setidaknya keseringan dapat kabar dari Queen lewat chat diam-diam yang aku kirimkan bisa membuat pikirannya fokus dengan Queen. semua hal kebaikan Queen aku ceritakan kepada sepupuku, tapi bukan hanya baiknya saja buruknya sesekali aku beritahu agar kesannya sepupuku bisa percaya bahwa aku tak seutuhnya menceritakan yang baik-baik saja.
            Usaha tak menghianati hasil, yah seperti pepatah itu. Usahaku selama ini ternyata tak sia-sia. Sore itu menjelang malam, di rumahku, ketika kami sedang ngumpul bareng teman- teman yang lain, seperti biasa aku foto Queen dari belakang yang lagi asik masak, kemudian mengirimkan foto itu pada sepupuku, dan Alhamdulillah, sore itu sepupuku merespon dengan baik bahkan kata-kata yang tak pernah aku sangka-sangka bahwa pilihannya ada pada Queen membuatku tak percaya, sampai-sampi aku sendiri mencoba untuk menenangkan diri dan berusaha untuk tidak terlalu over menunjukkan kesenanganku. Expresi Queen pun sepertinya sama ketika aku memberitahunya, sangat Nampak terlihat kesenangannya walaupun dia juga menahan kesenangannya itu karena tak ingin ketahuan dulu oleh teman yang lain. Untuk lebih memastikan keputusan itu benar tidaknya, aku menelpon sepupuku kemudian meminta agar dia segera memberitahu orangtuanya kabar gembira tersebut. Walaupun begitu, sebelum kabar ini benar-benar sampai pada orang tua / keluarga di kampong, aku belum terlalu yakin. Dalam hati hanya selalu berkata “pertahankan keyakinan sepupuku ya Allah, pertahankan keyakinan sepupuku ya Allah, jangan goyahkan lagi”. Keesokan harinya aku ditelpon oleh tante dan om ku bahwa sepupuku sudah menentukan pilihan, disitulah keyakinanku bertambah jadi 50%, setidaknya kata iya dari sepupuku tidak main-main, meskipun masih ada rasa was-was dalam hati. Kemudian orang tua sepupuku memberi amanah kepadaku untuk menanyakan maksud sepupuku ini terhadap Queen. selama ini aku cuma kesannya bercanda ketika aku Tanya Queen, apakah dia mau / bersedia jadi pendamping sepupuku,walaupun responnya baik tapi kan belum ada kesungguhan baik dari Queen maupun dari dirikusendiri, tapi kali ini aku harus sampaikan itu langsung pada Queen dengan kesungguhan hati, agar aku tahu kesungguhan hati Queen pun dalam kesediaannya menerima sepupuku. Sore itu, aku memanggilnya datang ke kantorku dan menanyakannya langsung pada Queen. dengan menatap dalam-dalam raut mukanya aku tanyakan maksud keluargaku untuk melamar Queen, dengan wajah sumringah, Queen mengiyakan lamaranku. Walaupun semua mengiyakan dengan senang hati, hatiku belum cukup tenang, justru ada beban tersendiri jika terjadi tidak sesuai yang diharapkan. Sebelum terjadi lamaran dan sampai pada hari H, apa pun kan bisa terjadi. Lalu aku memberitahu sepupuku agar dia juga menyampaikan maksudnya itu secara langsung pada Queen karena obrolan mereka di chatingan pun tak pernah sampai pada pembahasan yang serius. Tiga hari berlalu, kita tunggu sepupuku menelpon Queen untuk bilang tapi tak kunjung menelpon. Aku yakin Queen pun menunggu hal itu, tapi takutnya Queen malah kecewa dan berfikir mungkin sepupuku belum yakin padanya, akhirnya malam itu aku telpon sepupuku untuk tanyakan, kenapa dia belum juga menghubungi Queen. ternyata benar dugaanku, dia lagi mengumpulkan segudang keberanian untuk mengatakan hal itu pada Queen, secara gitu, sepupuku kan belum pernah pacaran (setauku) tapi kalau ditembak cewek malah sering. Makanya malam itu, aku memberinya solusi sekaligus pencerahaan agar dia keluar dari zona ketegangan dan memberanikan diri untuk menghubungi Queen. aku cuma kasi dia alternative untuk menghubungi Queen di hari libur supaya masing-masing tidak sedang dalam kesibukan. Keesokan harinya, aku memberitahu Queen, bahwa sepuppuku akan menelpon pada hari itu juga. Dan ternyata perasaan dag dig dug itu bukan hanya sepupuku yang merasakannya, Queen pun sama nerfesnya. Ya ampuuuunnnn,,,,eemmmmhhh…. Tapi dimaklumi kok.
Tak lama setelah aku pulang dari rumah Queen, Queen mengabariku bahwa sepupuku sudah menelponnya dan menyampaikan maksud baiknya. Alhamdulillah kalau begitu. Aku turut senang tapi sedih juga, itu tandanya suatu saat nanti cepat atau lambat Queen akan pergi menanggalkanku. Tapi ya sudahlah, itu masih berproses, aku belum ingin larut dalam pikiran itu, yang aku fikirkan saat ini bagaimana caranya aku tetap memperkuat keyakinan sepupu pada Queen. Karena aku tahu sebagian besar alasannya untuk menikah dengan Queen adalah karena adanya desakan dari orang tuanya. Setelah sepupuku menyampaikan maksud baiknya, aku pun segera mendesak Queen untuk memberitahu kabar baik itu pada orang tuanya, tapi dasar Queen si perempuan IQ labil, bukannya secepatnya memberiahu orangtuanya, dia malah mengulur-ulur waktu juga padahal rencana pernikahan ini kalau berjalan dengan baik, direncanakan akhir bulan April mendatang, lah ini dah bulan Januari, emang sih masih lama tapi sepupu ku kan bukan orang biasa, abis lamaran langsung nikah, masih banyak yang harus di urus sebagai anggota TNI. Akirnya aku terus mendesak Queen sampai dia menelpon orangtuanya saat itu juga. Sebenarnya Queen cuma berusaha untuk yakin dulu karena dia sudah trauma pernah mengecewakan orang tuanya dengan terlalu cepat menyampaikan maksud baik orang. Tapi aku terus berusaha meyakinkan Queen bahwa kali ini percaya deh sama aku. Musibah yang dulu pernah Queen alami takkan terulang kembali. Kemudian akhirnya menelpon orang tuanya dan menyampaikan kabar bahagia tersebut. Respon orang tuanya baik, tapi datar-datar aja, senang juga pun tidak terlalu Nampak dari suara hanya saja orang tua Queen mencoba meyakinkan anaknya tentang pilihannya saat ini.
Nah, tahap awal untuk memberitahu orang tua masing-masing sudah selesai. Saatnya ke tahap berikutnya, kita berbicara masalah lamaran.
Hari demi hari berlalu, tiba-tiba saja menjadi hening, dalam beberapa hari semenjak kabar pernikahan ini panas dibicarakan tiba-tiba saja tak ada kabar lagi dari sepupuku. Setiap kali aku menanyakan ini padanya. Dia hanya mengatakan untuk sabar, dan meminta untuk di doakan saja. Aku kembali jadi was-was, aku tak ingin berfikir negative tapi kalau sampai sepupuku cuma main-main aku bakal datangi dia ke Bogor buat hajar dia. Tapi aku masih menahan kesabaran sambil berdoa semoga keyakinannya terhadap Queen tidak goyah. Aku yakin Queen pun resah menunggu kabar selanjutnya. Tapi aku selalu membuat suasana menjadi netral dengan berbohong pada Queen bahwa ada masalah keluarga yang harus diselesaikan dulu di kampong sebelum membahas masalah lamaran, semua itu agar Queen tidak merasa sedih dan berfikir negatif.
Hingga pada suatu hari, sepupuku sedikit membuatku was-was dengan keputusan yang terlanjur dia buat, setelah aku tanyakan tentang bagaimana proses selanjutnya untuk melamar Queen, hari itu dia malah menjawabnya dengan singkat saja "entahlah". Setelah keluarga Queen tahu dan dia pun sudah menyanpaikannya ke orang tuanya, tiba-tiba sepupuku malah memberikan tanda keraguan, aku jadi was-was dan cemas memikirkan bagaimana perasaan Queen jika dia tahu bahwa laki-laki yang berniat menikahinya masih menyimpan rasa ragu. Lalu bagaimana jika ternyata sepupuku membuatku kecewa, membuat Queen dan keluarganya kecewa dan malu untuk kedua kalinya. Lalu apa yang harus aku lakukan jika semua itu terjadi? Hari ini aku kacau dengan urusan ini. Begitu ribetnya meyakinkan sepupuku tentang Queen. Laki-laki yang super plin-plan kini membuatku tak nafsu makan tak nyenyak tidur. Hanya karena harus memikirkan masa depannya. Bagaimana tidak, saat itu sepupuku malah memberitahuku bahwa saat ini dia telah dibuat ragu oleh seorang dokter dan seorang guru yang belakangan ini diperkenalkan padanya. Amsiong,,,,,mendengar hal itu, rasa-rasanya aku pengen hajar aja nih sepupuku. Luar biasa banget plin-plannya. Walaupun kepalaku terasa panas, darah mendidih, aku tetap berusaha untuk menahan amarahku dan mencoba untuk menenangkan diri sembari memberikan nasehat pada sepupuku. Saat itu aku tak banyak mengeluarkan kata-kata lagi saat sepupuku menanyakan tentang keistimewaan Queen, dan alasan yang kuat kenapa Queen layak terpilih sebagai pendamping. Aku hanya bilang “Queen tak seburuk yang kau lihat, tapi diapun bukanlah malaikat dari sudut pandangku, dia hanyalah manusia biasa yang kadang menjelma sebagai malaikat yang tak nampak dari kasat mata, aku tidak tahu sosok dokter dan guru yang sedang kau kenal sekarang ini, mungkin saja mereka jauh lebih baik daripada temanku, tapi yang aku tahu apa yang sedang aku perjuangkan untukmu ini bukan hanya sekedar yang kau inginkan tapi yang kau butuhkan, sosok pendamping yang tepat untuk dunia dan akhiratmu”.
Aku fikir kata-kata terakhir ku itu bisa menyentuh hati sepupuku dan menjadi tetap yakin, tapi hari-hari berikutnya masih tetap sama, hening dan taka da kabar lagi. Aku akan mencoba untuk rilex dihadapan Queen, dia tidak boleh tahu soal ini, karena pasti dia akan kepikiran, apalagi orangnya pemendam rasa, suka pura-pura cuek tapi dalam hati bergejolak. Sudah seharian tak ada kabar dari sepupuku, melihat akspresi muka Queen yang hari itu tak bersemangat, aku tahu itu karena tak ada kabar dari sepupuku, lalu kemudian malam itu aku meminjam HP Queen untuk menghubungi sepupuku lewat HP Queen karena seperti biasa Queen masih merasa gengsi untuk menghubungi sepupuku terlebih dahulu. setidaknya Queen bisa melihat chat nya di balaz oleh sepupuku meskipun bukan dia yang mengetiknya secara langsung. Yang terpenting melihat Queen tersenyum kembali walaupun aku sendiri lagi beradu dalam hati akan keraguan sepupuku. Namun aku berusaha tampak baik di hadapan Queen seolah-olah semuanya sedang baik-baik saja.
Bukan hanya aku yang was-was, pihak keluarga di kampung pun terutama orang tua sepupuku merasa seperti dipermainkan, karena sepupuku tak kunjung memberi kepastian kapan waktunya untuk melamar. Sementara waktu semakin berjalan. Aku hanya terus berdoa dan berharap semoga sepupuku segera memberi kabar, tentunya dengan kabar yang diharapkan.
Setelah beberapa hari berlalu, akhirnya sepupuku memberi kabar bahwasanya dia sementara sibuk mengurus berkas perijinannya dalam waktu dekat berkasnya akan di kirim ke kampong halaman Queen. Mendengar hal itu, aku senang sekali ternyata sepupuku bisa dipercaya dengan janji yang sudah dia ucapkan, bahwa apa yang sudah dia katakan akan dia pertanggungjawabkan bagaimanapun keadaannya dan takkan membuatku kecewa.
Setelah berkas itu di kirim ke kampong halaman Queen, proses lamaranpun mulai dibahas, terutama tentang “Uang Panai”. Dari awal sepupuku pernah berpesan bahwa tugasku untuk comblangi mereka selesai sampai di sini dan dia ingin mengurusnya sendiri sampai selesai, tapi ketika aku lihat keadaan sepertinya tidak akan menemui solusi kalau aku tidak ikut campur lagi. Masalahnya sepupuku orangnya tidak mau banyak neko-nekonya tapi keluarga Queen masih menganut budaya-budaya local yang aku yakin sepupuku tidak akan bisa terima. Kalau kondisinya seperti itu, bakal terancam gagal, ditambah keluargaku juga menyerahkan keputusan seutuhnya pada sepupuku. Akhirnya tanpa sepengetahuan sepupuku, aku ikut campur dalam proses lamaran tersebut. Berhubung orang tua sepupuku sudah percaya padaku untuk menurus semuanya, karena merekapun merasa ragu kalau lamaran ini diurus sendiri olah sepupuku. Berawal dari “Uang Panai”. Segala permasalahan di mulai.
Awalnya aku piker enteng-enteng aja, soalnya mendengar pembicaraan Queen dengan orang tuanya tidaklah ribet dan orng tuanya pun bisa mengerti dan memahami segala keterbatasan keluargaku, termasuk uang panai yang sudah disepakati, dengan catatan kedua belah pihak sudah menyetujui jumlah nominal uang panai tersebut. Tapi keesokan harinya, Queen menghubungi kakak tertuanya untuk membicarakan hal tersebut dan ternyata kakak Queen keberatan dengan jumlah nominal yang dia rasa masih kurang. Lalu kemudian, kakak Queen memberitahu alasan sampai dia keberatan, itu karena adanya adat istiadat dikampung yang harus dijalankan, mau tidak mau suka tidak suka karena itu sudah menjadi bagian dari tradisi dari daerah mereka. Aku juga tidak tahu seperti apa prosesi tradisi adat istiadat yang dimaksud yang jelas, kakak Queen menolak dengan keras jumlah uang panai yang telah disepakati sebelumnya. Keadaan seperti ini tak mungkin aku komunikasikan dengan sepupuku, toh dia sudah sangat-sangat pusing dengan urusn pengurusan nikahnya di Bogor, kalau aku kasitau dia tentang hambatan ini so pasti dia langsung membatalkan pernikahan ini karena dia pernah bilang padaku bahwa dia ingin memilih calon pendamping yang bisa memahami keadaannya dan tak memiliki keluarga yang ribet dengan tradisi. Akhirnya aku mencoba untuk bicara dengan dengan orang tua sepupuku saja, karena orang tua dikampung masih menerima yang namanya tradisi dalam pernikahan. Tapi mendengar keluarga dikampung juga mengeluh dengan keterbatasan biaya karena berhubung adik sepupuku juga akan menikah, rasanya tak menemui hasil. Queen juga sudah stress dengan perkataan kakaknya, aku juga bingung dengan keadaan seperti ini. Aku harus bagaimana, haruskah aku yang menutupi kekurangan itu? Sementara tabunganku pun sepertinya tidak mencukupi.
Malam itu aku mencoba untuk bicara dengan Queen, agar dia menghubungi kakaknya dan berusaha menjelaskan, siapa tahu kakaknya bisa memahami. Mendengar Queen bicara dengan kakaknnya dengan nada yang sudah tidak mengenakkan, dan jelas terlihat kekecewaan diraut muka Queen. aku jadi berfikir, aku tak mungkin membiarkan hal yang tidak diinginkan terjadi, aku yang memulai masalah ini maka aku pula yang harus menyelesaikannya. Aku tak mungkin membuat Queen dan keluarganya kecewa lagi. Akhirnya tanpa piker panjang, aku menyuruh Queen mengiyakan permintaan kakaknya dan bicara langsung dengan kakaknya sambil meminta penjelasan tentang detailnya tradisi adat yang harus dijalankan itu. Setelah obrolan dengan kakak Queen selesai, aku lihat raut muka Queen kembali pulih yang tadinya dipenuhi beban dan kecemasan sekarang jadi tersenyum kembali, yah Alhamdulillah aku bisa jadi pahlawannya lagi sembari menemaninya tersenyum dan tertawa karena sudah melalui situasi yang menegangkan, tapi dalam hatiku jadi kusam tak karuan. Aku ambil kekurangannya darimana, sementara tabunganku saja tidak cukup, itu pun tabungan buat pengobatanku nanti ketika sewaktu-waktu dibutuhkan. Tapi mau bagaimana lagi, Orang tua sepupuku juga pasti bakal marah kalau tahu aku sudah mengiyakan permintaan keluarga Queen. Sehari semalam pikiranku tak tenang, tidur pun tak nyenyak memikirkan kekurangan uang panainya. Queen sih enak, tidur dah nyenyak karena berfikir masalahnya sudah bisa teratasi, lah aku cuma bisa liatin muka Queen yang tidur pulas. Tapi kalau semakin lama pandangi muka Queen yang lagi nyenyak tidur sih rasanya tuh jadi adem, meskipun aku sendiri tak bisa tidur setidaknya membuat Queen tertidur pulas cukup membuatku senang. Karena aku yakin, Queen tak sanggup melewati masalah ini. Dia tidak cukup kuat dengan suatu masalah yang berlarut-larut. Makanya aku mengambil alternatif biar aku aja yang pusing sendiri.
Sore itu, aku mencoba menghubungi semua teman yang baik hati menurutku, mencoba untuk meminta pinjaman untuk menutupi mencukupi tabunganku yang masih kurang. Dan memang situasinya lagi sulit, semua temanku rata-rata lagi kere juga, yah aku maklumi sih, ini juga kan masih awal tahun, masa krisis-krisisnya semua orang. Berhari-hari aku pusing dengan kekurangan ini. Mencari pinjaman kemana-mana pun tak kunjung dapat. Aku sudah kepikiran sih kalau nanti mendekati hari lamaran dan kekurangannya tak kunjung aku dapatkan, mungkin alternatif terakhir aku akan bon dulu di kantor. Hhhuuuuufffttttt,,,… hal ini benar-benar buat aku frustasi, walaupun begitu, muka stresku tak boleh Queen tahu jadi sebisa mungkin setiap hari ketika aku pulang kerja, muka stresku itu aku simpan dulu di kantor. Bertingkah seolah-olah semua baik-baik saja. Aku berusaha tenang dengan pikiran semraut, tapi untungnya saat itu Air Beras mau membantuku, walapun sebenarnya aku berat minta tolong padanya karena hutangku padanya masih banyak yang belum aku lunasi, tapi mau minta tolong pada sapa lagi. Ketika aku curhat pada Queen tentang masalah ini, dia cukup prihatin, walaupun hubungan kita saat ini sudah renggang, tapi dia juga tega liat aku stress sendiri, dan akhirnya dengan menyisihkan sedikit tabungannya yang aku tahu juga sudah menipis, Air Beras membantuku mencukupkan kekurangan tabunganku untuk menutupi tambahan uang panai Queen. Yah, Alhamdulillah masalah pertama terselesaikan.
Kemudian masalah berikutnya datang ketika pembicaraan lamaran ini berlanjut pada mahar. Salah aku juga sih, tidak memperjelas mahar ini pada keluargaku sehingga ketika ini dibahas diungkitlah kembali kejelasannya yang pihak keluargaku mengira semuanya sudah ada di Uang Panai itu termasuk mahar, padahal dari pihak keluarga Queen mahar belum termasuk. Ya ampuuuunnnn,,,… aku kembali pusing dengan masalah ini. Bagaimana tidak, kalau aku lagi yang harus menutupi mahar itu, aku harus ambil di mana lagi. Berbagai macam cara aku lakukan agar kali ini bukan aku lagi yang menutupi. Tapi tidak mungkin juga Queen sendiri yang menutupi mahar tersebut, toh setelah aku konsultasi dengan orang tuaku sendiri di kampong tentang mahar itu ternyata sebuah mahar lebih sacral maknanya ketimbang uang panai, karena itu adalah pemberian seorang calon mertua kepada calon menantu sebagai bentuk penghargaan. Sehingga sangat tidak mungkin jika harus Queen sendiri yang menyediakan mahar itu. Berkali-kali aku memohon pada orang tua sepupuku untuk menanggung mahar itu dengan memberikan sebidang tanah tapi toh orang tua sepupuku tetap tidak mau, dengan alasan mahar sebidang tanah bisa mempersulit karena surat tanahnya pun sedang digadai. Wah ribet deh urusannya kalau begini. Sepertinya aku lagi yang bakal berkorban, soalnya kedua belah pihak sama-sama tak ada yang bisa memahami keadaan, tak mungkin juga aku jujur dengan keluarga Queen tentang keadaan sebenarnya. Keadaan dimana pihak keluargaku cuma ingin melihat anaknya menikah tanpa tau seperti apa pendamping yang dipilih anaknya jadi bisa saja pilihan itu bisa berubah kapan saja, toh sepupuku juga aku yakin ketika dipetemukan dengan masalah seribet ini, bisa saja dia batalkan. Keadaan yang seperti bom waktu, sedikit salah melangkah bisa gagal total buat aku tak tenang. Setiap saat aku memikirkan hal ini, entah di kantor, ata sedang di jalan, hanya masalah ini yang terngiang-ngiang di kepala. Bahkan ketika malam pun saat aku ingin tidur, masalah ini selalu saja jadi beban yang kadang kerap kali membangunkan ku di tengah malam. Makanya setiap kali aku terbangun dari tidur dan tidak bisa tidur kembali karena beban itu, aku sering sekali melakukan kebiasaan burukku pada Queen. Stres dengan beban pikiran kadang membuatku kehilangan akal sehat. Hampir setiap malam, kelakuan itu aku perbuat pada Queen. karena dengan begitu, aku bisa terlepas sejenak dari beban pikiran ketika sudah bisa tertidur pulas setelah melakukannya.
Hari demi hari aku semakin parah. Aku seperti mengonsumsi narkoba yang semakin hari semakin ketagihan hingga ketika tak melakukannya seperti orang sakau, rasanya seperti orang gila yang sering marah-marah tak jelas. Tadinya ku fikir ketika sepupuku memilih Queen, aku bisa dengan mudah mengikhlaskan Queen, tapi ketika waktu lamaran semakin dekat entah kenapa hatiku malah semakin tidak rela kehilangan Queen. perasaanku semakin sayang ma Queen dan semakin kehilangan akal sehat. Dan dengan bodohnya aku membiarkan perasaanku itu tumbuh dan semakin berkembang yang akhirnya rasa cemburu tak jelas pun jadi kebiasaan buruk, sekalipun itu Queen dihubungi oleh sepupuku sendiri. Kalau dulu aku yang selalu maksa Queen untuk mengangkat tlp atau membalas chat setiap sepupuku menghubunginya. Tapi kok sekarang jadi risih apalagi kalau sepupuku nelponnya sering tengah malam, udah aku susah tidurnya malah Queen sibuk nelpon ma sepupuku. Rasanya tuh pengen banting HP nya deh. Enak benner mereka, aku yang pusing setengah mati memikirkan proses pernikahannya supaya lancar, eh malah mereka sibuk telpon-telponan bikin aku ngak bisa tidur. apalagi masalah mahar ini kan belum selesai. Permasalahan mahar ini sangatlah menyita banyak waktu, berulangkali aku membicarakan ini pada keluargaku tapi tak juga menemukan solusinya. Bahkan sampai aku meminta bantuan pada orang tuaku agar membujuk orang tua sepupuku agar mereka maumenanggung mahar tersebut. Tapi bukannya menemui titik temu, malah orang tuaku jadi kecewa setelah bertemu dengan orang tua sepupuku. Orang tuaku kecewa karena pendapatnya tak bisa dijadikan solusi. Melihat keadaanya seperti ini, aku rasa aku tak bisa menyembunyikan rahasia pada keluargaku bahwa biaya tambahan untuk uang panainya itu bukan Queen yang mencukupkan tapi itu dariku, agar orang tua sepupuku juga tidak berharap banyak padaku. Dengan penuh polemik dikeluarga dengan masalah ini, setiap hari aku harus mendengar kesedihan dari keluargaku karena begitu ribetnya permsalahan yang terjadi. Aku pun jadi malu pada Queen terutama pada keluarganya karena keluargaku tak bisa memberikan etikat baik sebagaimana mestinya. Setiap kali aku melihat raut muka Queen yang mungkin sedikit kecewa dengan masalah mahar ini karena pihak keluargaku belum bisa memberikan penghargaan spesial padanya, dalam hati selalu berkata “jika saat ini keluargaku belum bisa menggapmu spesial, sabarlah….. aku akan membuatmu layak jadi menantu istimewa di keluargaku, hanya saja aku butuh waktu. I’m Promise”.
Malam itu, setelah aku berani jujur dengan fakta tambahan uang panainya, akhirnya orang tua sepupuku mau mengerti dan mau menanggung uang maharnya. Walaupun itu hanya dihargai sebuah emas, untung saja keluarga Queen tidakkeberatan, padahal harusnya menurut tradisi mahar itu minimal sebidang tanah.
Sekarang segala permasalahan proses lamaran udah selesai dibicarakan, sisa menunggu hari yang tepat untuk melangsungkan lamaran tersebut. Walaupun ada rasa legah karena bisa ada ditengah-tengah masalah yang rumit ini dan aku mampu meredakan kerumitannya, entah apa yang sedang aku pikirkan, ketika bisa tertawa bareng dengan Queen, ada rasa sedih yang tak mampu aku redakan sendiri. Aku mampu meredakan masalah apa pun untuk mereka tapi meredakan perasaan sendiri tak mampu aku lakukan. Cepat atau lambat, tawa itu akan berlalu dan Queen pun akan pergi. Sebuah kenyataan pahit yang aku ciptakan sendiri. Lalu aku harus bagaimana, sementara aku harus melihat Queen bahagia dengan masa depan yang baik. Tersenyum dalam kesedihan, bahagia dalam luka, adalah situasi yang tak pernah Queen mengerti. Betapa berartinya Queen dalam hidupku. Walaupun begitu, Queen tak pernah menganggapku sama seperti aku menganggapnya. Aku tak pernah spesial di kehidupannya. Queen memperlakukan semua temnnya sama tak ada yang berbeda. Awalnya aku keberatan dengan pernyataan Queen bahwa aku hanya dianggapnya sebagai teman biasa sama seperti teman yang lain. Tapi setelah aku melihat nada dering panggilanku di HP nya berbeda dengan yang lain, dengan sendirinya aku memahami bahwa aku cukup spesial dalam hidupnya, entah alasannya memberikan nada dering berbeda itu supaya bisa tahu aku yang mengganggunya atau karena Queen cuma iseng aja, yang jelas nada yang dipasangnya pun lagu yang pernah aku bilang padanya bahwa lagu itu untuknya. Selain itu, Queen juga pernah memberiku hadiah ultah, walaupun kadonya telat dikasih karena dipesan online. Aku tak menyangka Queen sampai memberiku hadiah yang sangat aku idam-idamkan semasa kuliah dulu. Sebenarnya aku memang pernah bilang padanya jauh sebelum hari ultahku bahwa aku menginginkan Alat olahraga Muaythai, tapi aku tidak menyangka Queen bisa mengingatnya, karena aku saja sudah lupa, lagi pula alat olahraga itu pun cukup mahal, tapi Queen bisa memberikan itu demi kesenanganku. Yah terharulah, mana mungkin aku sama dengan teman Queen yang lain seperti Queen katakan, sementara apa yang aku inginkan diperhatikannya juga, temannya yang lain mana mungkin diperlakukan hal yang sama.
Suatu ketika aku merasa kecewa banget, ketika sepupuku tak bisa mengajakku ke Bogor nanti, saat aku chat dia dan memintanya agar bisa mengajakku ke Bogor menemani Queen, tapi malah aku dibilang bakal ngerepotin dia. Mungkin dia pikir dengan tujuanku ke sana hanya untuk jalan-jalan sehingga banyak pertimbangan yang memungkinkan dia untuk tidak mengajakku. Sedih juga sih, so tabungan buat liburan akhir tahunku sudah aku kuras buat memperlancar pernikahan mereka karena aku fikir mungkin aku bisa mengganti liburan itu dengan ke Bogor. Tapi yah, lagi dan lagi harus seperti lilin lagi, mengorbankan kebahagiaan diri sendiri demi kebahagiaan orang lain. Tak ada yang patut disalahkan sih, sepupuku tak tahu permsalahan sebenarnya seperti itu dan Queen pun tak bisa berbuat banyak. Aku hanya kecewa saja. dari kekecewaan itu aku tak banyak bicara lagi di chat, aku hanya memberikan emotion sedih pada sepupuku. beberapa jam kemudian, sepupuku chat lagi dan minta di telpon, mungkin dia merasa aku kecewa sehingga dia takut juga aku ngambek makanya aku disuru menelponnya. walapun emang masih rasa jengkel juga tapi aku harus tetap bersikap dewasa agar dia juga tidak terbebani dengan hal-hal sepele seperti ini. Aku cuma tidak mau rencana pernikahan mereka yang sudah aku rancang sebaik mungkin jadi terganggu hanya karena aku sedikit egois dengan keinginanku yang tidak disukainya. Malam itu aku telpon dia, mencoba mendengarkan ceramahnya seperti biasa, walaupun dia tidak tahu bahwa hatiku sangat-sangat kecewa. Aku hanya mencoba menjadi baik-baik saja walaupun tidak dalam keadaan baik.
dan dengan kekecewaan itu aku malah melampiaskan pada Queen, Aku mencoba menetralkan keegoisanku dengan mecoba mengajak Queen melakukannya lagi malam itu tapi malah Queen menolakku, seberapa besar usahaku untuk menciumnya tapi malah Queen memalingkan mukanya. Aku pun tidak bisa menerima sikap Queen seperti itu, akhirnya aku memalingkan muka dan membelakangi Queen dengan penuh rasa amarah. Aku tahu sikap ku seperti itu adalah salah besar tapi aku juga tidak tahu kenapa aku seperti itu, kenapa aku tidak bisa mengontrol emosiku yang selalu melampiaskannya pada sebuah hasrat untuk selalu melakukannya. Hingga keesokan harinya pun aku tidak meresponnya, Queen buat sarapan dan mengajakku sarapan tapi aku lebih memilih tidur dan tak memperdulikan ajakan sarapan bareng. berkali-kaliQueen ke kamar untuk membangunkan ku tapi aku tidak memperdulikannya, Aku tahu, pasti Queen bisa merasakannya sendiri kenapa aku seperti itu. hanya saja dia pura-pura tidak tahu dan berusaha bersikap biasa saja. tapi aku tetap tidak memperdulikannya sampai dia berangkat ke kantor dan setelah aku bangun, tak ada orang terlihat hingga aku pulang tanpa pamit pada siapa pun.
Setiba di kantor, aku melihat wa Queen, tapi cuma sekedar liat aja tanpa membukanya, yang jelas dia hanya mengingatkan ku untuk sarapan. Sebenarnya bertingkah seperti ini sangatlah tidak mengenakkan, hari-hari ku dipenuhi dengan rasa sedih dan pikiran pun kacau, tak ada pekerjaan yang selesai dengan baik karena memikirkan masalah ini sepanjang hari, ingin baikan kembali tapi rasa gengsi dan udah terlanjur marah, maunya sih Queen datang tapi aku tahu dia kalau sudah bermasalah seperti ini, aku pasti didiamin dulu. Tapi sempat sih dia nelpon pada saat makan siang, aku tahu dia pasti cuma mau tanya apa aku dah makan siang atau belum, tapi karena berhubung dia nelpon pada saat aku makan, jadi aku sengaja tidak mengangkatnya, sekalian ngasih pelajaran buat dia karena udah buat aku kecewa. Karena telponnya tidak aku angkat dan wa nya tidak aku balas akhirnya dia sms aku meminta maaf jika ada salah. Nah tu kan, udah mulai ada permintaan maaf, itu artinya Queen merasa ada yang salah cuma dia berusaha bersikap biasa-biasa saja seolah-olah tidak terjadi sesuatu, nanti chat dan telponnya berkali-kali tidak digubris baru deh dia minta maaf. Tapi aku tetap tidak menghiraukannya sampai malam tiba aku memutuskan untuk tidak nginap di rumah Queen dan memilih pulang kerumahku. Walaupun dengan rasa tidak nyaman harus tidur sendiri, aku mencoba untuk membuat nyaman hidupku dengan beberapa kaleng minuman berharap masalah ini tidak mengganggu tidur ku, dan saat aku tertidur beberapa menit tiba-tiba hp ku berdering, aku fikir itu dari Queen ternyata Bos ku menelpon menanyakan masalah email. tapi tidak lama kemudian, Queen pun menelpon, aku sempat mengangkatnya, ingin sekali aku mengatakan padanya kalau aku baik-baik saja dan tidak marah lagi, tapi sebelum aku bilang dia malah matikan telponnya. Aku tahu, dia pasti cemas denganku karena harus menelpon tengah malam, makanya aku baru membalas sms dia, agar dia berfikir bahwa aku masih menghiraukannya lalu kemudian Queen membalas lagi sms yang aku kirim, namun karena aku tak bisa menahan kantuk akibat pengaruh alkohol, sehingga aku mangabaikan balasan sms Queen. Keesokan harinya, barulah aku membalas sms Queen, tapi dia sudah tidak meresponnya. Siangnya, tiba-tiba Queen mengrim foto lewat wa, itu pun foto berkas persiapan lamaran pernikahannya dengan sepupuku. Andaikan bukan karena itu aku paling malas menghubungi Queen, tapi karena aku dah janji bakal bantu dia sampai hari pernikahannya berlangsung, sehingga rasa kecewaku padanya harus dikesampingkan dulu. Aku merespon wa Queen dengan memintanya bertemu untuk membahas masalah pernikahannya saat pulang kantor, Tapi apa yang terjadi, tiba-tiba perutku mengalami kontraksi, aku rasa ini akibat dari minuman semalam, sudah berapa kali aku diperingatkan oleh dokter tentang larangan minuman itu tapi aku tak pernah punya cara lain untuk lari dari setiap masalahku. Hanya minuman dan sex lah yang mampu membantuku setiap kali aku ada masalah, meskipun Aku tahu, semua itu hanya bisa memberikan kenikmatan sesaat untuk bisa lupa dengan segala permasalahanku, tapi hanya itu yang bisa ku lakukan dan hanya itu yang ada di fikiranku saat menghadapi berbagai macam masalah. berkali-kali aku diperingatkan oleh dokter dampak yang terjadi dan jika hal it uterus menerus aku lakukan.  namun seburuk apa pun itu, aku anggap mungkin seperti itulah takdir ku, I'm Fine. Jika harus seperti itu, hanya ada satu hal yang bisa aku lakukan, IKHLAS. ikhlas menerima seburuk apa pun takdir itu.
Tak lama kemudian wa Queen masuk, dia menanyakan keberadaanku dan setelah aku beritahu bahwa aku ada dikantor, dia hanya membalasnya dengan kata OK, aku ada firasat mungkin dia akan datangmakanya aku harus bersikap baik-baik saja dan sebisa mungkin menyembunyikan rasa sakit perut yang ku alami saat itu. Aku tak mau dia menganggap itu sebagai bentuk modus untuk menarik perhatian darinya. Lalu dia pun datang, kufikir dengan berpura-pura tidur dia tidak akan masuk ke kantor tapi dia malah bersikap seolah-olah semua baik-baik saja. Seolah-olah kita tidak dalam masalah. yah, yang namanya kita lagi ngambek-ngambekkan otomatis sikapnya agak dingin gitu, padahal aku kangen banget. pengen rasanya peluk dia, saat tau dia datang aja, nda tau kenapa bahagia banget. tapi, yah dasar aku kekanak-kanakan, aku malah bersikap cuek banget ma dia sampai dia terlihat sedih dan sempat menitihkan air mata atas sikap ku padanya. Sumpah deh, melihatnya seperti itu, aku merasa bersalah dan ingin rasanya meluk dia dan mengatakan aku tidak marah lagi, tapi kenapa begitu berat dikatakan. Saat itu, kami hanya membahas masalah pernikahannya yang perlu diluruskan walaupun hanya sesekali kita membahas masalah kita berdua. Tak lama, akhirnya dia pamit pulang karena masih ada yang ingin dikerjakannya. Dalam hati aku ingin katakan bahwa jangan pulang dulu, tetaplah di sini menemaniku, aku kangen. Tapi aku malah membiarkannya pergi begitu saja.
Beberapa jam kemudian aku memutuskan untuk pulang cepat karena aku tak bisa tahan lagi dengan sakit perutku.Ingin rasanya menghubungi Queen untuk memberitahunya kalau aku butuh dia saat ini tapi rasa ego yang terlalu tinggi sehingga jadinya gengsi untuk menghubunginya. Aku hanya berfikir bagaimana caranya agar Queen tahu kalau aku sedang sakit tanpa menghubunginya. Sehingga timbul ide untuk menghubungi CC, karena aku yakin CC pasti bakal beritahu Queen, apalagi sekarang CC berada di rumah Queen bersama teman-teman yang lain. Kemudian sesampainya di rumah aku menghubungi CC dengan menanyakan jenis obat diare yang ada di rumah seolah-olah aku sakit perutnya karena diare. Padahal aku tidak sedang diare, sakit perut yang aku alami itu karena minuman keras semalam. Tak mungkin juga kanaku katakan pada CC sakit perut yang tak ada alasannya. Sehingga aku memutuskan untuk istrahat saja. Tapi, walapun begitu, mata pun tak bisa terpejam menahan rasa sakit perut. Tak lama kemudian tiba-tiba Queen datang. Alhamdulillah rasa sakitnya tuh jadi hilang separuh, dengan dia ada disampingku aja aku yakin bakal sembuh, tapi aku masih mau buat sedikit pelajaran supaya kapok bikin kessel.aku kerjain dikit dengan perpura-pura sangat kesakitan walaupun emang benar sih masih sangat sakit. Tapi tak sesakit ketika Queen tidak ada. Dengan melihat wajah Queen penuh kecemasan rasanya puas banget ngerjain dia. Dengan sakit perut ini, aku malah bersyukur setidaknya bakal ada alasan buatkita baikan tanpa harus aku yang mulai.ngeeeeekkk… Queen nanyain apa aku dah makan atau belum dan saat aku ngasi tau kalau aku belum makan, dia langsung pergi beli makanan dan memaksaku untuk makan. Tapi yah dasar aku nya sok-sok tak berdaya dan menunda untuk tidak makan dulu. Dengan manunggu keinginanku makan, Queen malah berbaring disampingku. Berbaring dengan waktu yang cukup lama padahal aku juga dah lapar sih, dalam hati aku bertanya-tanya, “Queen kok malah tidur sih, bukannya ngajak ngomong kek atau maksa makan kek”. Tapi setelah terbangun, dia malah langsung ke kamar mandi dan tanpa sengaja aku menyentuh bantal boneka yang tadi dipakai Queen baring ternyata bantal tersebut basah, aku berfikir ternyata dari tadi Queen tidak tidur tapi dia menyembunyikan tangisnya. Disitu aku sangatmerasa bersalah Karena dah ngerjain dia, pasti Queen merasa kasihan banget liat aku kesakitan. Dasar aku nya yang tidak dewasa dengan hal ini. Akhirnya ketika Queen datang dari kamar mandi aku memutuskan untuk makan makanan yang udah dari tadi pengen aku makan. Tentunya aku pura-pura tidak tahu kalau Queen udah nangis. Sambil menyuapi aku makanan aku terus menatapnya dan mungkin dia merasa matanya tak bisa berbohong akhirnya dia sendiri yang ngasi tau kalau dia sedih liat aku seperti ini, lalu Tanya kembali kenapa harus sedih? Tanpa dijawabnya, air matanya malah menetes lagi. Tak dijawab pun aku dah tahu begitu dalamnya rasa sayangmu padaku. Tapi aku nya yang tak bisa mensyukuri itu semua.
Setelah makan dan minum obat, kami ngobrol-ngobrol sembari membahas alasan aku ngambek dan sesekali aku bercandain dia juga supaya dia bisa tersenyum dan ngak sedih lagi. Tapi pembahasan kita malah mengarah ke sesi curhat-curhatan yang panjang dan tanpa disadari hingga larut malam, dan setiap curhatan itu, baik Queen maupun aku sendiri larut dalam kesedihan. Entah kenapa bawaannya jadi melankolis, hanya persoalan sepupuku yang tak mengijinkan ku pergi ke Bogor menemani Queen, aku malah ngambek tak karuan, tapi emang sih karena Queen malamnya bikinkesel juga jadi tadinya ngak niat ngambek akhirnya jadi ngambek deh. Sebenarnya aku pun tak memahami apa yang buat aku ngambek, karena jika dipikir sih itu terlalu kekanak-kanakan, hanya saja perasaanku saat itu cuma tak mau diperhadapkan kenyataan bahwa suatu saat nanti aku bakal kehilangan seorang sahabat. Apa jadinya aku tanpa Queen, sedangkan hal terkecil pun dalam hidupku pada saat ini selalu ada Queen terlibat. Bagaimana mungkin aku menghabiskan waktu tanpa dia. Sedangkan bangunku di pagi hari hingga terlelap ku di malam hari selalu bersamanya.
Hal yang paling ku benci saat ini adalah menjelang malam, tapi yang lebih menyakitkan adalah terbitnya pagi. Bagaimana mungkin waktu berputar begitu cepatnya dan berlalu seakan- akan tak memberiku celah untuk menghela nafas, sedangkan kenyataan bahwa waktu yang akan aku hadapi nantinya lebih menyakitkan ketimbang waktu yang pergi tanpa pamit. Setiap kali Queen bahas masalah keberangkatannya, entah kenapa rasanya tuh kessel banget, dalam hati selalu berkata “Please, jangan bahas itu”. Tapi tidak mungkin juga kan aku bilang seperti itu. Semakin hari rasanya semakin jealous jika pembahasannya tentang pernikahan Queen, kadang aku sendiri bertanya dalam hati, kenapa seperti ini? bukankah hal ini lah yang aku inginkan, lantas kenapa hatiku berat untuk menerima kenyataan ini. Harusnya aku senang kan, harusnya aku lah yang paling bahagia karena semua atas dasar harapanku sendiri. Walaupun begitu, mengapa hati ku tak sesenang harapanku. Why Allah???
Hari berganti minggu hingga bulanpun berakhir. Tak terasa keberangkatan Queen sisa menghitung hari dan kekesalan yang tak berarti semakin kuat terasa, apalagi kalau lagi bareng Queen terus dia malah bahas masalah pernikahannya lagi atau dia lagi belajar dengan hafalannya buat persiapan ke Bogor, terlebih kesselnya tuh kalau harus dengar dia belajar nyanyi lagu persitnya. Rasanya pengen sumbat mulutnya aja. Dalam hati selalu berkata “Bisa ngak kamu belajar itu tidak di hadapnku,bisa ngak kamu memahami perasaanku, bisa ngak kamu tahu adanya rasa sakit di hatiku setiap kali kamu menyanyikan lagu itu, bisa tidak???”.Ah sudahlah, Semua kata-kata itu yang tak bisa aku sampaikan pun tak bisa Queen pahami, bagaimana bisa aku katakan kekesalanku itu, sedangkan logikamu pun pasti takkan bisa memahami, karena begitu pula lah logika ku. Semua itu hanya tentang RASA yang kerap melumpuhkan logika. Maka biarlah rasaku bergelut dalam kesakitan sedang logika dengan keterbatasannya. Janji yang telah aku komit sendiri bahwa apapun yang terjadi dan bagaiamana pun keadaanya, aku akan bertanggung jawab dan menyelesaikan segala hambatan dari proses pernikahan ini sampai pada kata SAH. Kumohon Queen jangan mengasihaniku, jangan bersedih dengan keadaanku, kuatkan aku dengan senyummu, karena hanya itu yang aku butuhkan saat memerangi kekacauan dalam hati.
Pengurusan sampai pada tingkat KAU akhirnya tiba saatnya. Meskipun pekerjaan di kantor cukup menyibukkanku tapi aku tetap mensiasati waktu sebaik mungkin untuk menemani Queen ke KUA untuk mengurus berkasnya. Ini kali kedua aku menemani seorang teman mengurus masalah pernikahannya, berharap kali ketiganya aku mengurus diriku sendiri. Aamiin,,,hehehehe….
Hari pertama kami datang ke KAU, tapi hasilnya nihil karena kantor KUA nya tutup. Akhirnya Queen menghubungi salah satu teman yang kebetulan ortunya bekerja di KAU dan setelah di telpon, Alhamdulillah bisa membantu. Siang itu, kami pun menuju rumah teman tersebut untuk mengisi formulir yang sudah disediakan. Dan lagi-lagi formulir itu terisi oleh tulisanku seperti teman sebelumnya yang aku uruskan. Sempat terbesit juga sih dalam hati, kapaaaannn bisa tulis formulir atas nama sendiri…hehehehe,,, baper lagi deh.
Sambil menunggu formulir dari KUA ditandatangani oleh kepala KUA, akupun mengurus berkas yang lain, mulai ngedit foto Queen buat mengurus SKCK nya di kepolisian sampai selesai. Pokoknya Queen taunya beres aja. Setelah berkas tersebut selesai, kita cari cara lagi buatbisangirim berkas itu secepat kilat, meskipun berkas dari KUA belum selesai tapi karena berkas yang lain harus segera dikirim, akhirnya kita cari orang yang mau berangkat dengan pesawat dalam waktu dekat. Dua hari aku cariorang, telpon sana sini ngak dapat. Akhirnya aku dan Queen mutuskan buat cari orangnya langsung di bandara saja sebagai alternatif terakhir. Ketika berada di bandara, ternyata begitusulitnya menemukan orangyang berangkatnya tujuan Makassar, ditambah kita ke bandaranya juga agak telat akhirnya udah seperti orang gila aja lari-lari ke sana kemari cari orang, bahkan aku sampai pada ruang tunggu nanya orang satu persatu. Rasa malu pada saat itu udah dikesampingkan demi berkas Queen, kalau ada hasil sihngak papa, lah ini hasil nihil yang ada aku malah digodain ma om-om di ruang tunggu. Tanya ke petugas bandaranya juga malah bilang ke kita pesawat ke Makassar hari itu sedang delay, beruntung Queen ketemu mantan pasiennya di luar dan ternyata kebetulan mau berangkat dengan tujuan Makassar. Pikirnya ya udah kan dah ketemu orang yang mau berangkat, kita udah bisa pulang tapi ternyata yang mau berangkat ini orang sakit ternyata dan pendampingnya jugabelum datang, mau nitip ma orang sakitnya juga ngak enak hati lah, terpaksa duduk lama lagi di luar sambil nunggu pendampingnya datang.
Setelah lama menunggu, akhirnya pendamping orang sakitnya datang, Queen bicara langsung sembari menitip berkasnya untuk minta tolong, Alhamdulillah bisa dibantu dan akhirnya kita pulang. Yah selesai lagi satu permasalahan Queen.
Dalam perjalanan pulang, aku sempat berfikir, “kali ini berkas yang aku antar ke bandara, tapi suatu saat ketika hari itu tiba, dimana masalah berkas beres dan Queen harus berangkat, aku tak tahu seperti apa rasanya antar Queen ke bandara, sanggup ngak ya liat dia pergi. Aku berharap semoga aku tak menjadi lemah ketika hari itu tiba, tapi ya sudah lah, aku tak mau berandai-andai sekarang, toh masih lama juga dan aku tak mau memikirkan hal itu, bikin sedih aja”.
Selang beberapa hari, file berkas pernikahan berikutnya dikirim oleh sepupuku melalui Queen, so pasti lah aku terlibat lagi, aku yang ngedit sekaligus ngeprintnya di kantor ku. Semakin hari tuh semakin horror aja rasanya, next dan next berkas di urus, berarti waktu akansemakin berkurang bareng Queen. Ya Allah, pengen rasanya waktu itu di stop dulu. Waktu semakin berlalu tapi kenapa perasaanku semakin tidak ikhlas untuk membantu Queen menyelesaikan berkasnya. Kebayang ngak sih rasanya mengerjakan sesuatu yang tidak kita inginkan tapidemi  menyenangkan seseorang sehingga hal yang tidak menyenangkan itu harus kita rasakan, suka tidak suka, nyaman tidak nyaman harus dikesampingkan dulu.
Aku fikir campur tanganku soal berkas yang sudah aku print hanya sebatas ngedit aja ternyata lebih dari itu. Setelah Queen pergi ke kelurahan, KUA, dan kecamatan meminta tandatangan sekiranya sudah aman, tapi setelah dikoreksi ternyata banyak yang salah dan bukan hanya sekali saja Queen bolak balik minta tandatangannya bahkan sampai dua kali sehingga Queen sudah merasa tidak enak untuk datang lagi, yah…..dan akhirnya aku pun jadi turun tangan, tanpa banyak berfikir aku bilang aja ke Queen kalau aku pun bisa jadi Lurah, Camat dan Kepala KUA, dengan kata lain, berkas yang salah, semuanya dilimpahkan ke Aku yang tandatangani, toh ternyata Queen sudah siapkan Stempelnya yang dia ambil dari seorang teman yang sebelumnya juga mengurus berkas yang sama dengan Queen. Cukup illegal sih, tapi demi Queen supaya nda cape ke sana kemari, mau tak mau harus dibantu. Toh aku senang melakukan hal yang bisa membantunya. Sekalipun itu tentang hal yang tidak aku senangi.
Tadinya ku fikir Cuma tandatangan doang. Ah mudah saja kan, tinggal corat coret aja. Toh, aku juga sering melakukan hal itu waktu masih di kantor lama. Tapi setelah aku coba dan aku baca secara seksama isi apa berkas yang aku tandatangani itu, ternyata isinya begitu punya makna yang luar biasa. Kebayang ngak sih, mulai surat yang isinya tentang persetujuan orang tua untuk menikahkan anaknya sampai pada surat pernyataan lainnya di mana di situ di cantumkan nama Queen beserta calon suami, nama orang tuanya dan calon mertua, semua itu aku yang tandatangani. Meskipun pakai nama orang lain tetap aja, itu sebuah tanggung jawab. Aku sendiri tak menyangka bisa sejauh itu campur tanganku. Lalu egois kah aku jika aku katakan bahwa hatiku belum benar-benar ikhlas untuk melepas Queen, padahal sekecil apapun sampai hal besar sekalipun, selalu ada campur tangan ku dalam urusan pernikahan Queen. MasyaAllah,, semoga apa yang aku lakukan saat ini adalah yang terbaik, lembar demi lembar aku tandatangani sampai pada hatiku kacau memikirkan hal ini dan aku melakukan banyak kesalahan dalam tandatangan. Aku tidak kuat menyelesaikannya hingga ada beberapa lembar yang harus di print ulang, karena kesalahanku itu. Dan setelah aku print lagi keesokan harinya, aku hanya membawanya pulng dan memberikannya pada Queen untuk disimpan dulu, rasanya males banget tandatangan lagi.
Hari demi hari aku biarkan berkas itu tidak ditandatangani sampai pada hari dimana lamaran itu tiba saatnya. Setelah melalui perdebatan antar keluarga untuk mencari hari baik, akhirnya keluargaku memutuskan untuk melangsungkan hari lamaran itu di awal Maret. Semua orang mungkin senang terutama Queen karena lamarannya sudah ditentukan tanggalnya, artinya tak ada lagi perdebatan karena semua permasalahan telah menemui titik temunya, tapi tidak denganku. Aku tak ingin banyak berasumsi, yang jelas hati ku hanya berkecil hati. Perasaan yang tak bisa aku jelaskan ini membuatku serba salah.
Menjelang hari lamaran yang sisa berapa hari, persiapan demi persiapan telah dilakukan, dimana semua keluarga dikampung berkumpul untuk mempersiapkan diri, membuat kue dan sebagainya. Orang tuaku pun ikut hadir memeriahkan acara lamaran tersebut. Satu hari sebelum lamaran dilaksanakan, aku mendapat telpon dari mamaku. Awalnya cuma sekedar tanya kabar, lama kelamaan pembahasannya mengarah padaku hingga suara mamaku berubah menjadi sedikit terbatah-batah, rupanya mamaku sedang menangis. Kesedihannya membuatku tak bisa berkata banyak. Aku memahami perasaanya bahwa dia mengkhawatirkanku. Khawatir anaknya akan kesepian setelah ini, apalagi aku juga belum menikah. Dalam hati aku berkata “jangankan mama yang jauh bisa merasakan kesedihan itu, apalagi aku di sini, tapi aku tak bisa mengakui kesepian itu, mamaku harus tahu kalau aku tanpa Queen akan baik-baik saja, aku hanya berharap dikuatkan untuk menghadapi kesunyian ini.”Dalam pembicaraan ini, sempat mamakuberkata bahwa “kenapa harus teman dekatmu itu yang kamu jodohkan dengan sepupumu, kenapa bukan yang lain saja? Karena resikonya dia akan meninggalkanmu.” Dengan menghela nafas panjang aku menjawab. “tak ada orang yang mau ditinggal temannya apalagi sudah seperti saudara, tapi bukannya mama pernah bilang kalau temanku ini orangnya baik, walaupun kenalnya tidak lama, tapi mama sudah menilainya seperti itu apalagi aku yang sudah cukup lama mengenalnya. Bukankah keluarga kita cari yang baik. Jadi salahkah kalau aku memilih temanku ini untuk jadi keluarga kita?.” Mamaku hanya terdiam terisak-isak dengan tangisnya. Mendengar kesedihan mamaku, tanpa disadari air mataku pun jatuh. Tapi aku berusaha agar mamaku tidak tahu kalau aku pun lagi sedih, demi menetralkan keadaan aku mencoba untuk meyakinkan mamaku kalau keputusan ini adalah yang terbaik. “yah beginilah anakmu, terkadang baiknya menyakiti dirinya sendiri, tapi mama jangan khawatir, yang harus dikhawatirkan itu baju apa yang mau dipakai keacara lamarannya Queen.” sengaja aku alihkan pembicarannya ke baju agar mamakutidak larut dengan kesedihan, toh kalau bahas baju kan, kesenangan mamaku banget tuh, kirain mau dibelikan, padahal cuma sebatas alihkan pembicaraannya saja.
Tanggal 3 Maret 2019, adalah hari yang ditunggu-tunggu, hari dimana aku tak menyangka perbuatanku sampai pada situasi yang mengharuskanku bangun dari mimpi untuk melihat kenyataan di hadapanku. Hari yang menyita banyak waktu dan pengorbanan. Kuharap semua bisa berjalan dengan lancar tanpa ada masalah lagi. Mulai dari pagi sebelum pihak keluarga berangkat ke kampong Queen, aku terus kontek-kontekan dengan pihak keluarga, takutnya ada yang terlewatkan dan senang juga lihat banyak keluarga yang berkumpul. Disepanjang perjalanan, setiap saat aku menghubungi mamaku, walaupun sempat kesasar, tapi tidak sampai mempersulit perjalanan. Acara lamaran tersebut bisa aku saksikan langsung melalui video call oleh keluarga Queen, selain aku dan Queen, JM, Air Beras, adik Queen Dan CC pun turut menyaksikannya. Melihat keluargaku berada di ruamh Queen, rasanya penuh haru. Masih tidak menyangka bisa seperti ini. Seakan-akan semuanya hanyalah mimpi, dan sebenarnya aku berharap itu adalah mimpi. Tapi ketika melihat kesenangan diraut muka Queen, rasanya tak ingin bangun dari mimpi itu. Semuanya semata-mata hanya ingin yang terbaik, dan aku yakin inilah yang terbaik, sekalipun menguras banyak kesedihan dalam hatiku.
Setelah proses lamarannya selesai dan berjalan lancar. Queen hanya menunggu jadwal panggilannya ke Bogor untuk mengikuti proses selanjutnya. Mengingat waktu keberangkatan Queen beberapa minggu lagi, rasanya tak ingin memikirkan hal itu. Aku hanya ingin banyak-banyak melakukan hal bersama Queen, tanpa ada waktu yang terlewatkan. Bisa bersama Queen setiap saat, tak perlu harus pergi jalan, cukup dia selalu ada buat aku tanpa membahas masalah pernikahannya sudah membuatku senang. Setiap hari aku menganggap seolah-olah takkan ada pernikahan yang terjadi, aku memanfaatkan waktu yang tersisa untuk lebih menyayangi Queen, memperlakukan dia lebih special. Aku bisa merasakan kebahagiaan itu walaupun sesaat. Demi memenuhi keinginanku itu, aku bahkan rela membiarkan Air Beras tinggal sendiri di rumah. Demi kebahagiaanku sendiri, aku mengorbankan perasaan seorang teman yang lain, yang aku tahu nantinya akan aku rasakan hal yang sama seperti yang Air Beras rasakan saat ini. Tapi hal itu tidak ku pedulikan, aku hanya memperkuat perasaanku yang suatu saat nanti akan rapuh oleh kesunyian. Toh tak ada yang bisa memberiku bahagia itu. Kebahagiaan itu hanya bisa aku ciptakan sendiri. Entah dengan cara yang salah aku tidak perduli, karena sekalipun dengan cara yang benar, kesenangan itu tak bisa aku capai. Terkadang aku selalu berfikir “kenapa ya tak ada teman yang kutemui bisa jadi sepertiku, yang memikirkan tentang kebahagian temannya. Yang rela berkorban demi melihat temannya bahagia.” Ah sudahlah, kalau aku terus berfikir seperti itu, kesannya aku mengharapakan balasan dari teman-teman yang pernah aku bahagiakan. Aku yakin kok suatu saat nanti, Allah punya rencana yang jauh lebih baik untuk hidupku. ITU PASTI
Mengingat waktu keberangkatan Queen sisa beberapa minggu lagi, hampir setiap hari yang Queen bahas Cuma tentang keberangkatannya saja, tentang tiket lah, tentang persiapannya ke Bogor lah. Aku pun kadang rishi dengan hal itu, karena sesekali dia selalu mengingatkan tentang tandatangan berkasnya yang belum sempat aku tandatangani. Berhubung Queen akan segera berangkat, aku semakin protektif ma dia, bahkan selalu meminta perhatian lebih. Semaki dekat keberangakatannya, aku semakin banyak tingkah, bahkan kadang marah-marah tak jelas. Semua itu hanya karena ingin dapat perhatian lebih dari Queen. setiap hari, aku selalu berharap waktu ini berjalan lambat dan kalau bisa berjalan mundur. Rasanya tak bisa membayangkan hari-hariku dengan kesendirian lagi. Tapi mungkin Queen pun bisa merasakannya sehingga dia pun selalu menuruti keinginanku, walaupun aku tahu kadang yang kulakukan padanya membuatnya juga risih tapi aku tidak perduli, karena aku hanya ingin memanfaatkan waktu yang tersisa bersama dengan Queen. Karena ketika kita bertemu nanti pasti ada yang berubah, Queen sudah menjadi milik orang lain, otomatis hubungan kami pun tak bisa seperti dulu lagi.
Segala sesuatu yang menyangkut keperluan keberangkatan Queen, aku turut membantu bahkan sampai pada pemesanan tiketnya pun aku yang urus, termasuk membantunya untuk bicara pada sepupuku agar tiketnya bisa dibayarkan oleh sepupuku. Setelah ditentukan hari keberangkatannya, aku pun langsung memesankan tiketnya. Dengan berat hati aku issued tiket tersebut dengan penuh rasa sedih bahwa ini adalah bentuk yang nyata Queen akan pergi meninggalkanku, rasanya tak menyangka akan secepat ini.
Sehari sebelum Queen berangkat aku malah buat ulah. Aku berharapnya Queen ada di rumah ketika aku pulang kerja karena berniatingin mengajaknya jalan-jalan, setidaknya itu jalan-jalan yang terakhir sebelum dia berangkat ke Bogor, nyatanya saat aku pulang kantor, dia tidak ada dan ketika aku menelponnya dia bilang ada dirumah om nya, padahal kemarin kan aku dah pesan dia untuk tidak kemana-mana sore nanti tapi Queen malah pergi, meskupun cuma kerumah omnya tapi kan perginya nda ngomong dulu, jadinya aku tak perlu bela-belain cepat pulang. Karena kessel Queen tidak ada di rumah jadinya aku pergi sendiri aja. Nongkrongsore itu batal, jadinya aku pergi cek kirimanku saja di expedisi dan sepulang dari ambil kiriman, aku kerumah Queen dan ternyata dia sudah ada dirumah tanpa hubungi aku. Queen emang bilang akan pulang saat itu juga ketika aku telpon tapi kan aku kira itu masih lama karena biasanya seperti itu. Sebenarnya sangat tidak etis jika aku sampai marah-marah seperti ini, tapi mau bagaimana lagi dong, Queen bikin kessel melulu. Aku tahu, harusnya aku tak perlu marah saat itu karena Queen juga pergi ke rumah om nya untuk sekedar pamitan, tapi bisa nda Queen itu pahami perasaanku sedikit. Cuma ingin dia selalu ada buat aku di detik-detik terakhir dia akan meninggalkanku. Queen bisa ngerti ngak sih, kalau saat itu ada orang yang tak sanggup ditinggal, seseorang yang mencoba meredakan perasaannya sendiriagar tetap terlihat baik-baik saja walaupun tidak dalam keadaan baik.
Sebaik apa pun Queen mengatasi keadaan yang dia tahu tentang amarahku itu dengan bersikap biasa saja, seolah-olah semua baik-baik saja walaupun aku tahu, Queen pasti bisa merasakan hal itu dengan melihat raut muka ku yang tak seperti biasanya. Tapi kan mengembalikan mood yang tadinya kessel banget menjadi baik kembali itu butuh proses dan hal itu berproses sampai malam. Ditambah Queen malah menyuruhku untuk menandatangani berkas yang belum sempat aku tandatangani beberapa minggu yang lalu, sehingga aku punya senjata lagi buat Queen bisa memohon-mohon untuk dibantu. Entah kenapa ya, aku tuh paling senang banget liat Queen memohon-mohon minta tolong sama aku, lucu aja kelihatannya jadi yah bisa buat hiburan tersendiri buat aku. Queen yang mencoba membujukku yang lagi sibuk nonton dan memang pengen dibujuk Queen sih sebenarnya, mengaharap malah… tapi dasar aku nya yang tidak dewasa, membiarkan Queen membujukku sampai dia lelah sendiri dan lagi-lagi malam itu Queen malah nangis. Seperti biasa, senjata ampuh Queen kalau udah putus asa membujuk pasti dikeluarkan senjata pamungkasnya (air mata). Yah  so pasti aku luluh lagi, tapi karena saat itu film yang aku nonton emang lagi seru-serunya makanya aku tidak memperdulikan Queen yang menyuruhku untuk tandatangani berkasnya. Niatnya sih setelah filmnya selesai dulu baru tandatangan tapi ketika Queen berdiam diri dan malah pergi aku fikir mungkin Queen Cuma mau ke kamar mandi sehingga aku mengambil kesempatan buat tandatangan berkas itu secepatnya berharap ketika Queen balik dari kamar mandi dia akan senang melihat berkasnya sudah ditandatangani, tapi kok Queen betah amat di kamar mandi, sehingga aku punya firasat ngak enak jadi aku menyudahi filmnya yang lagi seru-serunya dan pergi mengecek Queen di kamar mandi, tapi ternyata Queen tidak ada. Queen malah asik duduk sendiri di luar. Tapi setelah aku perhatikan Queen tidak sedang duduk asik, dan setelah aku menghampirinya ternyata memang benar Queen tidak dalam keadaan baik. Aku fikir dia kesurupan akhirnya aku panik dan tidak tahu harus bagaimana karena baru kali ini aku melihat Queen seperti itu, tapi Queen masih sadar dan bilang bahwa dirinya sedang sesak. Jika kesesakannya itu karena aku, begitu jahatnya aku padanya. Saat itu aku sangat-sangat menyesal ngerjain dia. Seandainya sesuatu terjadi pada Queen, mungkin aku tak akan maafkan diriku sendiri. Akhirnya aku membantunya ke kamar dan mencoba untuk membuatnya lebih baik.
Keesokan harinya, dimana hari itu adalah hari terakhir aku bersama Queen, sebaik mungkin aku memperbaiki perasaan ini karena tak ingin lagi Queen kenapa-kenapa. Itu adalah hari terberat yang aku jalani, ingin rasanya seharian itu tak usah masuk kantor dan berharap Queen pun seperti itu agar kita bisa sama-sama terus seharian. Tapi kita juga punya kewajiban masing-masing yang harus dikerjakan dalam urusan kerjaan. Aku mencoba untuk tetap tegar menghadapi waktu yang semakin berjalan dari waktu ke waktu, dari jam, menit, hingga detik saat itu sangat terasa berlalu begitu saja. Saat pulang kantor, disepanjang jalan aku berfikir, besok diwaktu yang sama takkan ada yang membuatku bersemangat untuk pulang cepat lagi. Dengan tetap berusaha akan perasaan ini baik-baik saja tapi kenapa ya Allah perasaan ini dingin sekali. Ibarat senjata makan tuan, dengan rencanaku dan harapanku sendiri sehingga keadaan ini membuatku telah menghancurkan hidupku sendiri.
Aku tetap mencoba menenangkan persaanku sendiri dan berusaha agar tak ada lagi adegan sedih sedihan. Tapi sore itu, aku benar-benar rapuh, aku tidak tahu kenapa aku selemah itu. Tak bisa ku bendung perasaanku saat ku peluk Queen, entah kenapa perasaanku amat teramat sedih sampai aku meluapkan tangisan yang sudah kubendung lama.Apa pun yang aku katakan pada Queen saat itu, semata-mata hanya ingin Queen memahami bahwa aku sayang sama dia dan hanya ingin menuntut untuk dipahami dari segala hal yang kuperbuat padanya. Baik itu yang baik atau burukku, aku ingin Queen memaafkanku. Pikiranku saat itu kacau dan saat ku tatap mata Queen, segala hal yang menyangkut Queen mulaidari awal aku mengenalnya, dengan segala kepolosannya, keegoisannya, perhatiannya dan kebaikannya yang membuatku nyaman, bahkan keburukan-keburukan yang pernah kuperbuat padanya sampai pada dia bisa menerima semua kekuranganku, terlintas dalam pikiranku saat itu. Begitu beratnya ya Allah cobaan ini. Dengan memberiku seseorang yang bisa memahamiku seutuhnya lalu kemudian membiarkannya pergi lagi. Mungkin Sabar itu berat, tapi ternyata Ikhlas itu jauh lebih berat. Saat maghrib, aku memutuskan untuk menyudahi kesedihan itu dengan mengajak Queen sholat berjamaah, tapi melihat keadaannya yang tidak menungkinkan karena aku sendiri harus mandi, akhirnya aku membiarkan Queen sholat maghrib duluan. Setelah mandi dan aku sholat, kupanjatkan doa untuk dikuatkan dan diberi segudang keikhlasan.“Maafkan aku ya Allah telah memiliki hati yang salah. Hati yang Kau bolak balikkan, hati yang selalu Kau hancurkan ini, hingga aku tak tahu lagi harus seperti apa  mencintai, jika ini adalah hukuman yang harus aku terima karena telah melakukan kesalahan, sehingga Engkau membiarkan orang yang aku sayang pergi, aku terima, tapi ku mohon berikanlah aku kekuatan untuk bisa menjalani hari-hariku kedepannya tanpa ada rasa sakit ini”.
Pagi-pagi buta, Queenkedatangan keluarga pasien yang membawa kabar bahwa ada pasien yang ingin melahirkan dan ternyata pasien tersebut sangat berharap dibantu persalinannya oleh Queen, syukurlah Queen berangkatnya siang sehingga dia masih sempat menerima pasien pagi itu. Tapi sebelum pasiennya di bawa aku dan Queen masih sempat sholat subuh dan sengaja aku minta pada Queen agar Sholat subuhnya dilakukan dengan berjamaah dan aku jadi imamnya. Tak pernah sebelumnya aku jadi imam bagi siapa pun, tapi saat itu, entah kenapa terlintas difikiranku untuk bisa mengimami Queen walaupun hanya sekali. Sepanjang sholat itu, aku berharap Allah beridhoi segala keputusan yang aku ambil untuk menjodohkan Queen dengan Sepupuku, semoga apa yang menjadi pilihanku untuk hidup Queen adalah yang terbaik dari semua pilihan. Dan semoga proses pernikahan  yang akan dilalui, dilancarkan dan dimudahkan tanpa hambatan apa pun. Setelah selesai sholat sebenarnya aku tak ingin melanjutkan kesedihanku semalam, aku hanya ingin memeluk Queen tapi setiap aku peluk, kenapa rasa sedih itu tak bisa ditahan. Berat ya  Allah, tak pernah kurasa sesakit ini ketika ditinggal. Perasaanku pada Queen ternyata dalam banget. Semua itu terasa di hari keberangkatan Queen.kali ini aku kehilangan lagi sebelum memiliki.
Pagi itu rasanya pengen tidur aja dulu, kepala pusing karena nangis terus tapi ngak enak juga ma CC karena pagi itu dia datang ke rumah Queen karena tahu ada pasien. Aku juga tidak akan bisa istirahat dengan keadaan banyak orang, lagian kalau aku hanya baring terus, kesedihanku akan terus terfikirkan. Sehingga aku memutuskan untuk pergi kerja saja supaya perasaanku pun bisa membaik dengan kesibukan kerja.
Siangnya aku ijin pada Bos untuk mengantar Queen ke Bandara. Queen pun sudah selesai menangani pasien dan siap untuk berangkat. Sebelum brangkat, aku niatkan dalam hati untuk tidak ada air mata di Bandara nanti, aku tak ingin niat baik ini dikacaukan oleh air mata yang berlarut-larut. Yah semoga aku bisa kuat.
Sesampainya Bandara, Queentidak langsung masuk karena kedatangan kita masih terlalu cepat untuk cek in sehingga kita memutuskan untuk duduk di luar saja dulu, kebetulan ada CC yang mengantar beserta teman kerjanya. Jadi saat itu kita sedang berempat duduk di luar sambil ngobrol-ngobrol. Sesekali aku membuat lelucon agar suasananya tidak membosankan dan tidak berlanjut pada kesedihan. Aku hanya mencoba menguatkan diriku sendiri tanpa disadari oleh mereka khususnya Queen. Sudah kubilang beberapa pecan yang lalu ketika aku mengantarkan berkas Queen ke Bandara, suatu saat nanti yang aku antar adalah Queen sendiri dan kini tiba saatnya hari yang tak ingin aku lewati tiba. Berhubung CC ada urusan setelah ini, akhirnya kita memutuskan untuk masuk dan cek-in, walaupun pesan CC jangan lama, tapi aku mana tega membiarkan Queen menunggu seorang diri akhirnya ketika Queen selesai Cek-In kita masih sempat duduk-duduk di dalam sambil aku ngevlog bareng Queen, itung-itung sebagai kenang-kenangan aja lah. Daripada aku berdiam diri nanti kebawa sedih lagi. Aku menemani Queen hingga dia masuk ke ruang tunggu, sambil melihatnya berjalan masuk perasaanku sedih sekali tapi takkan kutampakkan itu pada Queen. Hatiku hancur karena aku dia akhirnya pergi meninggalkanku. Dalam hati berharap ini adalah mimpi dan aku ingin terbangun dari mimpi itu. Setelah Queen masuk dan tak terlihat lagi, akupun berbalik arah dan tanpa disadari air mata pun jatuh. Tapi itu bukan karena aku lemah justru itu bentuk kuatku untuk bisa tetap terlihat baik-baik saja dihadapan Queen.
Cinta yang sebenarnya adalah ketika kita bisa melepaskannya pergi bersama dengan seseorang dimana orang tersebut atas dasar pilihan kita sendiri, lantaran kita tak bisa memilikinya. Merelakan orang yang kita cintai pergi hanya untuk melihat masa depannya jauh lebih baik dan demi kebahagiannya, meskipun kita mengorbankan kebahagiaan kita sendiri. Tapi cinta yang ku miliki saat ini adalah cinta yang salah, cinta yang tak seharusnya ada dan tak boleh ada.
Disepanjang perjalanan pulang mungkin CC memperhatikan raut muka sedihku yang kucoba untuk sembunyikan tapi mungkin CC sudah memperhatikan akhirnya dia menegurku agar tidak larut dengan kesedihan. Sesampainya di kantor aku langsung chat sepupuku sekedar membritahu bahwa Queen sudah berangkat. Awalnya sih sempat jengkel juga karena suasananya lagi sedih tapi sepupuku malah tambah ngomong sembarangan sampai-sampai aku diamkan aja dan bicara seadanya saja, pura-pura tidak apa-apa dengan semua yang dikatakannya.
Sore itu, saat pulang kantor adalah sore yang sangat-sangat membosankan dan paling tidak mengenakkan bagiku. Udah menjadi kebiasaan ketika aku pulang kantor langsung ke rumah Queen atau ngajak dia jalan-jalan dulu kek lah ini aku pulang tak tahu harus pulang kemana, akhirnya karena pikiran melayang-layang tanpa disadari aku malah belok kearah rumah Queen. Sejenak aku berhenti di depan rumahnya dan memandangi rumah itu, betapa ramainya rumah itu dulu penuh dengan tawa dan cerita, tapi sekarang udah terlihat seperti kuburan sunyi senyap tak berpenghuni. Seperti itulah hidup kadang keceriaan ada dalam keramaian, kadang sunyi dalam kesendirian, kadang pula sepi dalam keramaian tergantung kita sendiri dalam menyikapi keadaan. Walaupun aku masih bisa bijak sampai sekarang, tidak menuntut kemungkinan perasaanku baik-baik saja. Saat ini aku hanya mencoba untuk ikhlas dan sabar menjalani proses yang ada, mungkin ada hikmah yang jauh lebih baik yang akan aku dapatkan nantinya.
Disepanjang perjalanan Queen aku selalu mengontrol HP nya. Sesekali aku lacak HP nya untuk sekedar tahu keberadaan Queen dan hanya ingin tahu keadaannya seperti apa karena perjalanannya cukup panjang, takutnya sesuatu terjadi pada Queen dan dia cuma sendiri, kalau ada laki-laki yang berniat jahat padanya gimana ataukah HP nya dicopet orang, makanya aku terus melacak HP nya agar aku tahu, Queen baik-baik saja. Setelah Queen sampai di Jakarta aku merasa legah dengan melihatnya baik-baik saja, walaupun begitu sebelum Queen ketemu sepupuku aku masih ada rasa cemas tapi setelah mereka ketemu, walaupun sepupuku telat jemputnya karena alasan macet tak apalah yang penting mereka sudah ketemu. Aku hanya berpesan pada sepupuku agar secepatnya mengajak Queen makan karena aku tahu disepanjang perjalanan dia belum makan.
Untuk pertama kalinya, aku tidur sendiri tanpa Queen. Malam itu terasa panjang buatku. Air Beras sih ada di rumah tapi dia juga sedang sibuk di kamarnya. Toh, kita sekarang udah pisah kamar, semenjak aku mengabaikan Air Beras dan dia pun sibuk dengan pekerjaannya, hubungan kami tak seperti dulu lagi, sampai akhirnya Air Beras memutuskan untuk pindah kamar, katanya sih buat privasi dia. Cukup kecewa sih dengan keputusan Air Beras itu tapi mungkin aku lebih mengecewakan dia jadi aku bisa terima keputusannya itu. Malam pertama tidur sendiri rasanya sedih banget, banyak hal yang aku pikirkan malam itu sampai terdengar ayam berkokok pun aku tak kunjung memejamkan mata. Berbagai cara aku lakukan, salah satunya online, nonton bahkan dengar musik tapi tetap saja tak terasa ngantuk. Padahal ingin rasanya tidur cepat, berharap ketika terbangun nanti di pagi hari, Queen masih terlihat dan semuanya hanya mimpi. Karena tak kunjung ngantuk, akhirnya aku minum obat dankemudian tertidur.
Sedih ya rasanya saat terbangun ternyata itu mimpi. Dan ketika sholat subuh. Doaku…..“Ya Allah ya Rabbi Aku mengaku salah ya Allah, untuk kesekian kalinya Engkau senyapkan hatiku, Engkau redupkan cahaya hidupku, hanya agar aku kembali padamu, saat ini aku kembali bersimpuh di hadapanmu meminta maaf dan mengaku salah dengan apa yang kuperbuat. Segala sakit yang kurasakan saat ini, mungkin semua itu demi kebaikanku. Maka bantulah aku ya Allah agar bisa tetap kuat menghadapi sakit ini. Janganlah Engkau sunyikan hatiku dalam sepi, temani aku ya Allah”.
Hari pertama tanpa Queen, sepi tapi bukan berarti semangat menjalani hidup jadi redup. Untuk menambah semangat itu aku habiskan waktu dengan olah raga Muathay. dan mencoba untuk tidak memikirkan hal-hal yang membuatku sedih lagi, well THIS TOO, SHALL PASS, (Yang ini pun, akan berlalu), aku yakin itu.dan ketika aku bisa melewati masa-masa ini, kedepannya akan kembali baik. Bukan kah waktu akan terus berjalan, ngapain aku harus bersedih.
Hari pertama, kedua, ketiga, Queen masih rutin memberiku kabar dengan video call pagi siang malam. Tapi lama kelamaan, yang tadinya pagi siang malam rutin memberi kabar, berangsur-angsur tak sesering itu lagi, kadang nanti siang baru menghubungiku atapun kadang malam saja. Tapi hal itu tak membuatku marah, karena aku mencoba untuk tetap berfikir positif, mungkin saja Queen sudah sibuk dengan pengurusannya. Yang buat aku kecewa ketika Queen
Hari pertama, kedua, ketiga, Queen masih rutin memberiku kabar dengan video call pagi siang malam. Tapi lama kelamaan, yang tadinya pagi siang malam rutin memberi kabar, berangsur-angsur tak sesering itu lagi, kadang nanti siang baru menghubungiku atapun kadang malam saja. Tapi hal itu tak membuatku marah, karena aku mencoba untuk tetap berfikir positif, mungkin saja Queen sudah sibuk dengan pengurusannya. Yang buat aku kecewa ketika Queen selesai mengadap komandan dan terus membahas masalah pindahnya setelah menikah. Entah kenapa aku jengkel sekali mendengar hal itu, dan bukan hanya sekali bahkan Queen berkali-kali memberitahuku. Dalam hati, “Ya Allah tidakkah temanku ini bisa memahami perasaanku saat ini. Aku tahu dia cuek dan kurang peka dalam memahami perasaan temannya, tapi tidakkah dia bisa membaca raut kesedihan dibalik senyumku, aku yang lagi mencoba untuk menyemangati diriku sendir, mencoba menjadi baik saat berteman dengan sepi, tapi kenapa Queen terus membahas masalah pindahnya seolah-olah dia sanga-sangat menginginkan itu”.Aku tahu suatu saat nanti, cepat atau lambat Queen akan benar pindah dan pergi untuk selamanya dan mungkin aku hanya bisa jadi kenangan buatnya. Tapi hal itu tak ingin aku pikirkan dulu, karena saat ini aku masih proses untuk Ikhlas.
Sore itu, pulang kerja, masih seperti biasa dan masih sering lupa kalau Queen sudah tidak dirumah sehingga tanpa sadar aku selalu lewat depan rumah Queen. ketika aku sedang mengirim berkas di expedisi, tiba-tiba Queen vc, sebenarnya aku tidak mood untuk vc saat itu cuma karena Queen sudah tak bisa rutin selalu memberi kabar, akhirnya aku angkat walaupun aku sangat lelah saat itu. Sempat aku mengadu pada Queen dengan cape yang kurasakan, tapi sepertinya Queen tidak mendengar keluhanku itu, malah dia bahas lagi masalah pindahnya, akhirnya aku sangat-sangat marah dan menyudahi obrolanku itu. Kemudian aku chat Queen sekedar memberitahu kekecewaan yang aku rasakan, dan memintanya untuk tidak menghubungi ku dulu. Queen hanya jawab singkat, hanya meminta maaf. Kemudian ketika Queen kembali menghubungiku keesokan harinya mungkin berfikir aku tak marah lagi, aku sudah tak menghiraukannya, berkali-kali Queen menghubungiku tapi tidak aku gubris. Aku hanya membiarkan HP ku terus bordering dan berfikir “biarin aja, aku mau liat sampai mana dia berusaha membujukku sampai aku mengangkat vc nya.” Tapi lama kelamaan, kepikiran Queen terus, rasanya tuh kangen juga tak pernah melihatnya. Kadang nunggu vc dari Queen tapi kalau HP sudah bordering dan tau itu dari Queen rasanya udah gengsi buat diangkat, padahal udah kangen banget. Karena tak tahan juga nahan rindu akhirnya aku angkat telpon Queen tapi masih pura cuek, seolah masih ada rasa kessel tapi emang masih kessel sih walaupun sisa sedikit, yang banyak itu rindu. Ngak bisa juga ngambek lama-lama. Tapi serunya ngambek tuh ada baiknya setidaknya Queen lebih perhatian terus yang tadinya jarang ada kabarnya jadi sering memberi kabar.
Saat Queen memeberi tahu akan ke Banten, aku sudah berfikir pasti Queen akan lebih sibuk nantinya karena di sanal puncak pengurusan nikah dinasnya. Hari itu aku masih sempat vc dengan Queen sebelum berangkat dan dia memberitahuku keberangkatannya itu sore. Setelah itu Queen tak pernah lagi mengabariku sampai dia berangkat tak apalah karena aku bisa lacak keberadaannya selama diperjalanan menuju seram banten, tapi kok sampai besok pun tak kunjung vc seperti biasa, dia hanya mengirimkanku pesan chat sekedar memberitahu bahwa dia sibuk, OK aku pahami tapi sampai sore aku perhatikan kok dia online terus, tapi bilangnya ke aku dia sibuk. Emmhhhhh aku mulai kessel lagi deh ma Queen, akhirnya aku tak lagi menghiraukannya. Malam Queen menghubungiku tidak aku angkat. Queen tuh kalau tidak dicuekin tidak akan pernah merasa sedang berbuat salah. Kali ini aku benar-benar marah ma Queen, ditambah dia update status foto lagi makan-makan dengan captionnya dapat teman baru serasa saudara. Wah luar biasa nih Queen, udah tau aku lagi ngambek dia malah pasang status seperti itu. Dia sebenarnya kurang peka atau tak punya hati sama sekali sih. Akhirnya buat Queen sadar, aku pun membalas komentar yang nyinggung dia. Supaya dia sadar bahwa status yang dibuatnya itu bikin hati orang sakit.
Kali ini cukup lama aku diamkan, dua hari berlalu tak aku gubris vc, chat, maupun telpon Queen. aku benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Queen, baru beberapa minggu dia meninggalkanku tapi sepertinya udah hampir lupa tuh karena siapa dia berada di sana. Ya Allah, jadi serba salah rasanya, hati menggerutu takut dikira nyebut-nyebut kebaikan yang pernah kulakukan buat Queen, tapi berdiam diri rasanya kessel banget Queen seperti itu. Keesokan harinya karena udah keseringan Queen menghubungiku, aku jadi risih akhirnya aku chat Queen panjang kali lebar yang intinya Cuma memberitahunya untuk jangan lagi menghubungiku karena aku pun sudah mengeluarkan semua sosmednya di HP ku sehingga dilacak pun sudah tidak bisa. Kemudian Queen kembali meminta maaf, mungkin sudah merasa bahwa kali ini aku benar-benar marah, bahkan dia memberitahuku bahwasedang bersedih sampai mengirimkan fotonya yang sedang menangis. Aku tahu, itu Queen lakukan agar aku bisa luluh karena hanya dengan melihatnya menangis lah yang bisa meluluhkan hatiku ketika aku marah padanya. Tapi Queen tidak tahu bahwa aku pun sama, bahkan udah mulai nangisnya tuh pada saat liat foto Queen yang diupload di Facebook. Melihat Queen senang-senang ma teman yang lain lalu kemudian bilangnya sibuk sedangkan aku yang selalu nunggu dia menghubungiku cuma ingin agar dia menemaniku makan, tapi malah terlupakan ketika dia sedang makan. siapa yang ngak marah coba, apalagi dia di sana bisa senang-senang kan karena aku. Jadi salahkah kalau aku berfikir kalau Queen tuh tak berperasaan, tidak tahu terimakasih. Baru berapa minggu juga udah kayak gitu, apalagi kalau udah pindah ke sana, sudah tak bisa aku fikirkan seperti apa kejahatannya.
Siang malam Queen terus menghubungiku, bahkan kadang dia chat Tanya lagi ngapain seolah-olah tak terjadi sesuatu. Itulah hebatnya dia, ketika kita marah padanya, dia selalu bisa bersikap biasa-biasa saja tanpa menanggapi kemarahan kita. Karena aku tahu dia sedang nangis, aku takut Queen sesak lagi, apalagi dia sedang proses nikah dinas, kalau dia sakit dan akhirnya urusan jadi terhambat aku juga yang bakal disalahkan. Ya udahlah, akhirnya hari itu aku angkat aja vc nya karena dia pun udah chat katanya lagi butuh bantuanku. Iya begitulah Queen, aku diingat pada saat dibutuhkan. Udah kayak barang yang disimpan digudang aja, nanti diperlukan baru dicari. Tapi karena aku sayang sama dia, aku tak mau dia kenapa-kenapa sehingga aku mengurunkan egoku demi kebaikannya.
Aku kira Queen cumabercanda bilang lagi butuh aku ternyata memang dia lagi ada problem. Kapusnya tiba-tiba menyuruhnya pulang karena masa cutinya telah berakhir sedangkan Queen kan bendahara ditempat kerjanya dan pada saat itu telah terjadi pemeriksaan oleh PPK sehingga dia diharuskan untuk pulang, makanya Queen meminta solusi agar dia harus bagaimana sedangkan pengurusannya belum selesai. Aku hanya mencoba untuk menenangkannya, agar dia tidak kepikiran dan tetap fokus pada pengurusannya disana. Walaupun sebenarnya aku sangat berharap dia bisa pulang ke sini walau hanya sehari. Tapi kasihan juga, biaya transportnya terlalu mahal.
Kita sih memang komunikasi via vc tapi tak ku nampakkan muka ku, sesekali dia meminta agar aku perlihatkan muka ku tapi aku tidak mau, karena mata masih bengkak, kalau sampai Queen tahu kesedihanku, pasti dia sedih lagi. Udah lah, biarkan sedihku ini hanya aku dan Allah yang tahu. Sekalipun Queen tahu, itu ketika dia sudah bahagia dan sudah membaca buku ini.
Setelah kita baikan, Queen akhirnya rutin kembali menghubungiku bahkan lebih sering dan segala sesuatu diberitahunya padaku. Sampai Qeen selesai pengurusannya dan akhirnya selama seminggu berada di seram banten, Queen akhirnya sudah bisa pulang ke Bogor. Ke pulangan Queen pun tak seperti ketika dia mau pergi ke seram dulu, kali ini sampai dia berangkat dia memberitahuku, tapi sebenarnya kan aku masih bisa lacak HP nya. Walaupun aku sudah bilang padanya bahwa aku sudah mengeluarkan semua sosmednya di HP ku dan tidak bisa melacaknya, tidak akan semudah itu lah. Queen aja bohong sama aku, bilang sibuk padahal online. Jadi yah kebohongan harus dibalas dengan kebohongan juga dong. Di sepanjang perjalanan pulang ke Bogor aku tetap awasi dia.


apalagi waktu dia bilang dia sedang belanja di Tanah Abang, rasanya khawatir nanti dia kecopetan lagi, sehingga setiap saat aku terus lacak HP nya.
Setelah Queen sampai Bogor, dia memberitahuku bahwa besok lusa dia akan pulang ke Makassar sehingga dia memintaku untuk dicekkan tiketnya. Sehingga keeseokan harinya aku mencoba untuk mencarikan tiket yang termurah dan sesuai dengan jadwal yang diinginkannya. Sempat aku ngerjain Queen, ketika tiketnya akan diissued, beberapa kali mengalami gangguan tapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Karena lama tak ngerjain Queen akhirnya aku memintanya untuk merayuku. Senang deh rasanya kalau Queen yang merayu, apalagi dia kan tidak terbiasa seperti itu sehingga terasa lucu apalagi waktu Queen kirimkan rayuan yang kayaknya copy dari google juga. Itu buat aku ngakak banget. Selama ini aku tak pernah tahu Queen bisa seperti itu tapi dia lakukan hanya persoalan tiket. Aku aja ngambek ngak pernah dirayu seperti itu, tapi karena ini demi kepentingannya jadi Queen melakukan segala cara. Yah itulah keegoisan Queen yang selalu menuntut kita untuk harus mengerti bagaimanapun situasinya.
Setelah Queen berada di Makassar, sudah tidak banyak lagi problema yang terjadi palingan masalah surat ijin Queen yang harus diurus, justru aku yang tiba-tiba kena masalah pribadi. Ini tentang perseteruan aku dan kakak laki-laki ku. Tapi aku tidak akan membahasnya disini. Aku hanya tidak habis piker tentang cobaan yang aku hadapi sekarang ini, benar-benar ngelangsa banget ya hidupku. Pengen juga ada sosok pahlawan dalam hidupku yang bisa memberikan kejutan-kejutan terbaik untuk kebahagiaanku, tapi tak seorangpun bisa melakukannya seperti aku melakukan banyak hal pada orang lain. Di saat aku terlilit banyak hutang sekarang, dan permasalahan keluarga yang berujung pada keuangan sehingga aku harus mendengar kata-kata yang tidak mengenakkan dari saudaraku, mana lagi aku masih pusing untuk cari uang kontrakan rumah dan uang tiket pulang. Ya Allah, beratnya cobaanMU.Di saat sulit seperti ini, tak ada pihak keluarga yang bisa memahami, justru mereka tak pernah lagi menghubungiku untuk sekedar tanya aku bisa pulang atau tidak. Yah mungkin mereka sibuk. Positif thinking aja. terkadang jadi orang baik kan tak mesti mendapat perlakuan baik pula. Jangankan pihak keluarga, sepupuku aja sejak Queen ke Bogor sampai urusannya selesai dan sampai sekarang sudah tak pernah mengabariku. Kok rasanya kayak ada kacang lupa kulita ya. Emmhhh,, sepertinya untuk memahami keadaan seperti ini agak sulit ya. Ada apa coba dengan mereka, padahal dulu sebelum semua ini bisa seperti ini, aku yang kewalahan karena dihubungi terus, minta dibantu. Lah sekarang, ah sudahlah. Mungkin benar kata Air Beras, sudah cukup untuk memikirkan kebahagian orang lain, sekarang waktunya untuk memikirkan kebahagiaan diri kita sendiri. Toh, siapa yang peduli ketika mereka semua sudah sibuk dengan urusannya masing-masing. Palingan mereka bilang, kita tidak lupa tetap ingat kok, tapi emang lagi sibuk. Dan kata sibuk itu akan terus terngiang-ngiang ditelinga sampai kita bosan mendengarnya. Yakin deh pasti seperti itu.
Tapi aku tidak mau larut dengan masalah ini. Masalah yang terlalu komplit membuatku jadi kurus rasanya. Sudah tak ada teman curhat. Air Beras sudah tak bisa seperti dulu lagi, Queen pun bukan pendengar yang baik ketika diajak curhat. Yah sat ini, aku cuma curhatnya ma Allah aja, yang maha pemberi cobaan. Ketika masalah seperti menimpa ingin rasanya hilang dari dunia ini, atau dicabut ingatannya, ngak kuat. Kadang terfikirkan untuk minum alkohol lagi untuk bisa lari  dari masalah tapi takut nanti sakitnya tambah parah. Jadi serba salah dalam menghadapi cobaan ini. Udah ah, ngak mau bahas masalah-masalah terus. Tak ada habisnya kalau tentang masalahku. Lebih baik yang dihabiskan itu ceritanya saja. Berhubung tiket keberangkatanku pulang ke  Makassar di Print hari ini, itu berarti mulai dari sini sampai pulang nanti tak ada komunikasi dengan Queen dulu, supaya dia percaya kalau aku benar-benar tidak bisa pulang, begitu pun dengan keluarga. OK. 













“Queen,,
Aku sayang Kamu, aku yakin belum pernah ada yang menyayangimu sepertiku.
Maaf jika rasa sayang ini berbeda, mungkin banyak hal diantara kita yang terjadi, mulai pertama kali aku mengenalmu hingga saat ini.
Aku bersyukur kamu pernah ada dalam cerita hidupku, jika aku mampu menulis semua cerita tentang kita mungkin beberapa halaman ini tidaklah seberapa.
Terimakasih sudah jadi teman baikku, sahabatku, saudaraku, ibuku, bahkan pacarku.
Tidak mudah menemukan sosok teman sepertimu di dunia ini, teman yang bisa memahami dan menerima segala kekuaranganku dan baik burukku.
Terlebih kehilanganmu, sungguh sulit untuk bisa Ikhlas. Aku baru kau tinggal sebulan saja terasa sempit dunia ini. Hanya Allah yang tahu seberapa besar kesedihanku kau tinggalkan.
Aku tak perlu balas budimu, cukup untuk tidak merubah apa yang ada pada dirimu dan apabila suatu saat nanti kau harus pergi meninggalkanku, jangan pernah lupakan aku dalam waktu yang lama.
Aku mohon, belajarlah dalam membaca situasiku, peka lah disetiap tingkah anehku. Karena terkadang ada hal yang tidak bisa aku jelaskan.
Simpanlah erat-erat rahasiaku yang kau ketahui, bahkan sampai pada akhir hayat nanti.
Queen, jika suatu saat nanti aku lebih mendahuluimu pergi, jangan pernah bersedih. Karena kesedihanmu itu takkan pernah bisa membuatku kembali seperti kau meredahkan amarahku dengan tangisanmu.
Kau selalu bertanya, kenapa aku memilihmu untuk jadi pendamping sepupuku. Jawaban yang pernah aku katakan bukanlah jawaban yang sebenarnya. Jawabnnya karena KAU satu-satunya temanku yang saat pertama kali bertemu mamaku. Mamaku langsung menilaimu baik dan sejak aku tahu tentang sakit ini, Aku ingin sekali kau jadi keluargaku, menggantikan peranku melakukan hal-hal baik di keluargaku. Karena ku yakin jika semua orang dikeluargaku melihatmu, mereka mampu melihat dan mengingatku juga.
Mungkin hanya satu hal yang selalu aku rindukan darimu
“Makan dari Tanganmu”.

Untukmu sahabatku, ingatlah selalu pesanku ini:
Ketika kita mempunyai masalah besar, ataupun sedang dalam keadaan terlalu gembira, ingatlah kalimat “THIS TOO, SHALL PASS”, yang artinya “YANG INI PUN AKAN BERLALU”.
Tidak ada satupun di dunia ini yang abadi, jadi ketika kita punya masalah, jalanilah dan janganlah terlalu bersedih. Demikian juga tatkala kita sedang senang, nikmati dan syukuri.
Ingatlah apapun yang kita hadapi saat ini, semuanya akan berlalu.
Untuk itu :
-         Tetaplah SEJUK di tempat yang panas.
-         Tetaplah MANIS di tempat yang begitu pahit.
-         Tetaplah merasa KECIL meskipun telah menjadi besar, dan
-         Tetaplah TENANG di tengah badai yang paling Hebat.